part. 12

737 26 0
                                    

Didalam ruangan itu sangat hening. Tak ada dari mereka berdua yg membuka tobik pembicaraan. Sangat canggung. Marshel mengulum senyumannya lalu berusaha mencari topik agar suasana tidak canggung.

"Hmm ka gue mau minta maaf" ucap marshel. Ia mengulum kembali senyumannya.

Azka mengangkat sebelah alisnya. "Untuk apa? " tanyanya.

Marshel menarik nafas dalam dalam lalu ia keluarkan lewat mulutnya. "Karna gue lo masuk rumah sakit" jawabnya yg hanya mampu melihat keramik lantai ruangan itu, ia tak berani menatap mata azka.

Tiba tiba gadis itu mendengar tawa azka meledak. Ia mendengus kesal. Tak semestinya azka tertawa. Marshel mencubit lengan azka membuat sang pemilik lengan meringis kesakitan akibat cubitan maut yg diberikan marshel.

"Adudududuh, kok gue dicubit" ucap azka sambil mengelus lengan yg usai dicubit oleh marshel.

Marshel mencibirkan bibirnya. "Kesel, orang gk ada yg lucu malah ketawa! ".

"Hahahah iya sorry, habis lo lucu kalo lagi bersalah".

"Lucu dari mana? ".

Azka menggaruk tengkuknya yg tidak gatal. "Ya lucu aja".

Senyuman marshel terukir dibibirnya. Azka pun ikut tersenyum lalu ia menepuk nepukkan tepi ranjang yg ia tempati. Marshel yg peka dengan kodean azka, ia langsung mengambil kursi yg berada disampingnya lalu ia pindahkan agar lebih dekat dengan azka.

"Ngapain sih lo segala nancepin tuh piso diperut lo? " tanya marshel dengan wajah polosnya. Azka tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.

"Haduh lo tuh bego atau apa sih? Jelas jelas kalo gk digituin lo bakal mati" perkataan azka benar, jika ia tak menyelamatkan marshel mungkin marshel sudah terjatuh dari ketinggian.

Gak papa kalo gue yg mati ka, batin marshel. Azka menghancurkan lamunan marshel. Lalu gadis itu menggelengkan kepalanya.

"Nape lo? " tanya azka dengan menaikan sebalah alisnya. Marshel menggelengkan kepalanya lagi lalu tersenyum kearah azka.

"Cepet sembuh ah, biar gue bisa bolos lagi. Maksud gue bolos pelajaran dengan tanpa ada keterangan, kalo sekarang iya gue bolos tapi ada keterangannya. Bete gue" ucapnya sambil mencibirkan bibirnya. Azka hanya tertawa pelan, ia mencoel pipi marshel.

"Hiii udah berani nyoel pipi gue ya, genit banget sih! ". Marshel dibuat salting oleh azka. Tawa azka kembali pecah saat melihat pipi marshel memerah.

Ditengah tengah kebahagian mereka berdua tiba tiba luna membuka knop pintu dan mereka berdua langsung menengok kearah pintu.

Luna sangat kesal saat mendengar tawa azka. Oleh karna itu luna berhendak akan mengusir marshel, tetapi sepertinya tak kan bisa, karna azka lebih ceria saat bersama marshel.

"Bahagia banget ya, ini gue bawain lo buah. Simarshel mana bisa bawa sesuatu keelo" luna menodorkan sebuah kiasan yg berisi banyak buah. Marshel hanya memutarkan bola matanya lalu ia beranjak dari kursinya. Azka yg mengetahui marshel akan pergi, ia dengan cepat meraih pergelangan tangan marshel.

Marshel melihat tangan azka yg memegangi lengannya, lalu ia melirik azka. "Ada apa? " tanyanya dengan wajah datarnya.

Luna hanya memutar kedua bola matanya lalu ia melepaskan genggaman azka dari lengan marshel. "Lo boleh pergi" ucapnya seakan mengusir marshel.

Tanpa basa basi gadis itu langsung melangkahkan kakinya menuju luar ruangan. Ia menutup pintu dengan pelan lalu membalikan badannya. Disana sudah ada irma dan rendy yg berdiri didepan pintu. Irma sudah tau jika luna masuk pasti marshel akan keluar. Dugaan irma benar, ia menghela nafas lalu tersenyum kearah marshel.

The Most Wanted Boy And Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang