part. 2

2.6K 54 1
                                    

Disini lah biasanya jika marshel sedang ingin menenangkan dirinya, tidak hanya sendiri, marhel bersama dengan temannya yaitu kanaya. Oh iya dan juga bersama cowok yg pernah marshel selamatkan dari fans fansnya.

Mereka bertiga sudah duduk sejak tadi hanya sibuk dengan urusan mereka masing masing, sebenarnya yg meminta kekafe itu adalah cowok yg pernah marshel selamatkan tetapi tempatnya marshel yg tentukan. Mereka bertiga diam tak bergeming, sepi dan hening, lalu kananya membuyarkan keheningan sejak tadi.

"Nah sekarang kita mau ngapain? Heh lo, lo kan yg ngajak ngumpul tapi buat apa? " kanaya mengerutkan keningnya, sama halnya dengan marshel, marshel pun sekarang juga sedang mengerutkan keningnya lalu menghentikan bermain ponselnya.

"Hm, mau bahas yg tadi sih, sekalian juga mau bilang terimakasih" ucap cowok itu sambil menggaruk tengkuknya.

"Mau bilang terimakasih? " sahut kanaya. Cowok itu hanya mengangguk anggukan kepalanya.

"Oh gitu, shel diterima gak? " kanaya beralih menatap marshel.

Marshel mengangguk anggukan kepalanya, "gue terima, cuman... Janji lo? ".

"Ahh iya gue lupa tentang janji gue" cowok tersebut terkikik, marshel hanya memutarkan bola matanya.

"Kenalin dulu, nama gue azka eldric" azka mengulurkan tangannya.

"Hm, gue marshel astrid faniza, klo dia yg disamping gue kanaya syifa" marshel menjawab uluran tangannya lalu berganti menatap kanaya yg sejak tadi sibuk meminum es cappucino miliknya.

Azka hanya mengangguk anggukan kepalanya, "hm, jadi gini gue kan udah jan--" tiba tiba saja perkataan azka terputus, ada dua gadis yg memanggil nama azka lalu berlari kecil menghampiri azka.

Dua gadis itu mangatur nafasnya, lalu mereka berdua tersenyum kearah azka, memiliki arti yg tidak bisa dijelaskan.

"Hm-anu, mau gak jalan bareng kita? Lagi gak sibuk kan? " salah satu gadis itu memberanikan diri bertanya, dan salah satu gadis itu haya tersenyum simpul, muka mereka berwarna merah, seperti warna kepiting rebus.

Azka mengerutkan keningnya bingung sama dengan marshel dan kanaya. "Wait wait. Gak disini, gak disekolah sama bae, ada aja cewek yg ngejar lo. Gue jadi risih nih" marshel berdiri dari tempat duduknya, menatap dengan tatapan datar.

"Emg lo doang? Gue juga kali shel" jawab azka

"Itu lah resiko orang tampan, marshel" kanaya menepuk bahu marshel membuat marshel seketika mantapnya. Marshel menarik nafasnya lalu membuangnya dengan kasar.

"Haah, gue balik" marshel mengambil tas miliknya.

"Tunggu dulu lah, woy cewek gue gak kenal sama lo yak mending pergi deh, gue ada urusan, kalo mau lo tunggu dulu ya, nanti kalo ini udah selesai kita bertiga jalan, gimana? Setuju? " azka memasang wajah coolnya membuat dua gadis tersebut klepek klepek melihat wajah azka sama dengan kanaya yg kini sudah cengok melihat wajah azka, berbeda dengan marshel. Marshel bergedik ngeri melihat wajah sok coolnya azka.

"Kedip woy kedip, masuk laler nanti mata lo" marshel membuat kanaya terkejut. "Ih shel apaan sih gak lucu, mana ada mata kemasukan laler" sahut kanaya yg gemas melihat marshel.

"Lagian lo lihat anak orang ampe gak ngedip" marshel melipatkan tangannya. "Apaan sih" kini pipi kanaya sudah memerah dan ia menjadi salting saat mengetahui ia sejak tadi melihat azka, marshel hanya memutarkan bola matanya sangat malas.

Azka hanya terkiki melihat kelakuan kanaya. Ia merasa bangga dapat membuat tiga cewek sakaligus terpesona melihat wajahnya, terkecuali marshel.

Tak lama kemudian dua gadis yg tiba tiba menghampiri mereka pergi akibat tak sanggup melihat lama lama wajah azka yg sangat tampan. Bagaimana tidak? Kulitnya sangat putih, dengan bibir yg sedikit kecil tidak terlalu lebar dan berwarna merah tanpa polesan lipstik, tetapi seperti memakai lipstik, alis matanya yg cukup tebal tidak terlalu tebal juga, dan tubuhnya yg sangat tunggi, tubuhnya sangat indah, dan rambutnya yg selalu ia bergel dengan rambut berwarna coklat, matanya pun juga berwarna coklat.

The Most Wanted Boy And Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang