part. 9

827 29 0
                                    

"Ma ayo lah balik. Udah sejam kita disini, masih ada barang yg bakal gue beli lagi" marshel berusaha membujuk irma yg masih fokus memilih liptint yg pas untuk bibir marshel. Sesekali irma melirik bibir marshel lalu melirik kumpulan liptint yg ada di tempatnya.

Irma menepis tangan marshel. Ia akan terus tetap membeli make up untuk sahabatnya dan memperlihatkan kepada kedua teman cowoknya. Ketiganya hanya bisa menghela nafas pasrah. Tidak ada yg bisa menghentikan irma. Kan?.

"Ketemu! " teriak irma dengan semangat '45. Ia melayangkan liptint yg ada ditangannya diatas kepalanya. Ia tersenyum lebar hingga menampakan giginya yg begitu rapi.

"Ketemu apaan? " tanya azka datar.

Irma berdecak. "Ini liptint yg pas buat bibir marshel" ucapnya. Orang yg disebut itu. hanya sibuk memainkan handphone milinya.

"Woy marshel cobain nih liptintnya. Gue yakin cocok buat lo" irma mendekat kearah marshel. Memberikan liptint itu untuk marshel. Marshel menerimanya dengan senang hati.

Marshel membuka liptint itu dan mencium aromanya. Aromanya begitu enak membuat marshel ketagihan menciumnya.

"Gimana wangi kan" ucap irma. Marshel menganggu anggukan kepalanya. "Wangi banget ma, hebat lo ya" sahut marshel.

"Ya iya lah, gue gitu loh" kata irma dengan kesombongannya karna sudah berhasil memilih liptint yg disukai oleh marshel.

"Cuman liptint yg lo beli ma? Sampe ngabisini satu jam? " tanya azka dengan tiba tiba. Jika ia, ia tidak percaya dengan cewek yg selalu 'ribet' memilih sesuatu.

Irma menggelengkan kepalanya. "Ih enggak! Ada banyak tauk! " jawab irma.

Azka menaikan sebelah alisnya. "Terus? Beli apa aja? " tanyanya kembali.

Irma menjelaskan bahwa ia membeli semuanya untuk marshel. Dari bedak, maskara, lipgloss, pensil alis, foundation, dan yg terakhir liptint. Marshel terkejut mendengar ocehan yg keluar dari mulut irma. Bukan gadis itu terkejut karna irma yg disekolah pendiam tapi sangat bawel. Bukan karna itu! Melainkan karna make up yg dibeli oleh irma. Berapa banyak uang yg akan ia keluarkan, begitulah yg ada difikiran marshel.

"Ma, kalo lo beli itu semua, siapa yg akan bayar? " tanya marshel.

"Elo lah" jawab irma dengan santai.

Marshel menelan susah susah air ludahnya. Mendengar berapa ribu yg dilontarkan oleh kasir akan membuat dirinya pingsan. Apa lagi harga barang tersebut bukan main.

"Ta-tapi ma, uang gue pasti kurang" ucap marshel.

"Lo bego ato apa sih shel, dibelakang lo kan ada si, siitu tu" bibir irma mengarah kekedua saudara tersebut, azka dan rendy. Azka maupun rendy mengernyitkan keningnya.

"Apa? " jawab mereka bersamaan.

🌸🌸🌸

Irma dan marshel keluar dari mall dengan senyuman yg lebar dan canda tawa, karna mereka sangat bahagia. Kedua cowok sahabatnya, azka dan rendy rela mengeluarkan uang untuk membeli semua keinginan mereka. Sedangkan azka maupun rendy keluar dengan sangat lesu mengingat isi dompetnya semakin menipis.

"Gue kan udah bilang shel, mereka pasti mau" ucap irma disela canda tawa yg ia buat.

Marshel menganggukan kepalanya setuju dengan perkataan irma. Setelah itu ia teringat oleh azka dan rendy, uang mereka sudah habis dilahap olehnya dan sahabtnya, apa mereka tidak marah? Begitulah yg ada difikiran marshel.

Marshel melirik kebelakang. Melihat azka dan rendy lesu begitu membuat marshel tak enak hati. "Heh, ayo dong semangat!. Marah ya uang kalian kita habisin? " tanya marshel.

The Most Wanted Boy And Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang