June lagi nyantai dikamar Rose.
Kok dikamar Rose? Karena memang pada dasarnya gak ada orang tua Rose yang berjaga. plus, gak ada larangan juga untuk June main-main ke rumah ini.
Ya, mereka udah direstui lahir batin oleh dua keluarga tersebut.
Orang tua mereka bahkan udah merencanakan buat langsung menikahkan anaknya. Tapi Rose menolak karena tau maksud terselubung dari orang tuanya. Bukan sudzoon, pada nyatanya memang begitu. Rose gak mau cintanya malah dianggap palsu karena kelakuan orang tuanya.
Alasan June, dia gak mau melangkahi sang mbak tercinta dan kakaknya yang cuma beda 10menit. pamali katanya.
Kalau cewek bumali ya jun.
"Woy Junedi!" Seru Rose dari dalam kamar mandi dikamarnya.
"Apaan?" Balas June yang sedari tadi fokus ke hpnya.
"Ambilin celana coklat gue dong, yang lo beliin." Suruh Rose.
June langsung bangkit ambil celana terus ngasihkan ke Rose.
Ini bener-bener kayak suami istri deh suasananya.
"Masuk ya?" June main mata ke Rose yang cuma nimbulin kepala.
"Gue gebukin ya lo!" Rose langsung narik bajunya dan menutup pintu kasar.
June sih ketawa seneng habis jahilin pacarnya. Gak tau kenapa rasa buat lindungi Rose itu gedeee banget buat June. Dia sudah tau seluk belum kekasihnya dan ya, rasa sayang dan cintanya makin besar.
Uh booceennnnn.
June dan Rose berencana untuk ngedate dimalam jum'at. Gak aneh-anek kok sumpah. Cuma keliling kota terus mampir ke cafe-cafe lucu pilihan Rose, berlanjut lagi ke cafe-cafe lainnya. Kebiasaan mereka sih pindah-pindah cafe, buat spot foto kan lumayan.
"pesan apa?" Tanya June.
"Bubble tea, sama tahu mertua." Balas Rose.
"Hah? Emang ada?"
"Adalahh, nanti lo rasain deh. Eh tapi mertua gue kan baik ya." Rose langsung mainkan hpnya.
June memutar bola matanya malas, "Serahlo deh."
"Mas dengarkan tadi dia minta apa? Nah kalau pesanan saya banana pancake sama Coklat panas." Ucap June pada pelayan cafe.
Rose sadar bahwa June daritadi memperhatikannya. Dia sih biasa tapi tatapan June gak kayak biasanya gituloh.
"A---"
"Nikah yok?"
Rose langsung cengo. Ini orang kenapa sih random banget daritadi?
"Lo sakit?"
"Nggak."
"Terus?"
"Ingin memiliki seorang Rose seutuhnya." Balas June serius.
"Katanya lo gak mau ngelangkahin mbak Yerin, tapi kena--" ucapan Rose terpotong karena secara tiba-tiba June mendaratkan bibirnya tepat dibibir Rose. Rose mendadak linglung.
