-Berharap boleh tapi jangan sampai ketinggian. Karena kalo jatuh, sakitnya melebihi jatuh dari genteng-
❤️❤️❤️
Seperti biasa Della pergi ke sekolah menggunakan sepedanya dan mulai sekarang ia membawa bekal sendiri dari rumah karena ingin berhemat mengingat ia belum mulai bekerja sehingga belum dapat gaji.
Setelah sampai di sekolah, ia pergi ke kelas untuk menaruh tas nya dan segera pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku-buku yang mungkin akan ia perlukan untuk pelajaran tambahan.
Karena letak perpustakaan yang berada di belokan yang harus melewati lorong tempat gudang sekolah yang katanya banyak hantu nya disana, Dela mempercepat jalannya saat ingin melewati gudang tersebut.
Tapi, belum sampai ia lewat gudang itu. Della mendengar suara pukulan yang sangat keras. Saat itu Della benar-benar ketakutan . Namun, rasa penasaran nya lebih besar daripada rasa takutnya.
Jadi, Della memutuskan untuk mengintip tentang apa yang terjadi di dalam gudang tersebut. Perlahan-lahan Dela membuka sedikit pintu yang lumayan tua dan sudah berdebu itu.
Sedikit, Dela melihat seorang cowok tinggi tegap yang sedang membelakangi dirinya sehingga ia tidak dapat melihat wajahnya sedang memukul membabi buta cowok berambut gondrong hingga cowok gondrong itu tak sadarkan diri.
Dela hanya diam mematung karena ketakutan melihat kejadian yang sangat sulit di mengerti olehnya.
"Mengapa cowok gondrong itu di pukuli?"
"Mengapa cowok tinggi itu jahat banget mukul-in anak orang sampai pingsan gitu?"
Begitulah kira-kira pertanyaan-pertanyaan yang ada dibenak gadis bernama Della tersebut.
Setelah sadar nyawa nya akan terancam jika ia tidak segera pergi dari situ, ia pun bersiap-siap akan berbalik dan pergi dari tempat itu.
Namun, keberuntungan sedang tidak berpihak kepada dirinya, ia terjatuh karena menginjak tali sepatunya sendiri dan alhasil, pintu yang ada di depannya pun terbuka, membuat laki-laki tinggi yang sedari tadi masih belum beranjak dari tempatnya pun menoleh ke belakang, menampilkan seorang cewek yang masih terduduk dilantai sambil mengusap-usap lutut nya.
"Ngapain lo disitu?"tanya laki-laki tinggi tadi dengan santai tapi terdengar tajam dan familiar mungkin ditelinga nya.
Della masih belum berani melihat cowok yang bicara kepadanya saat ini. Ia masih duduk di lantai dengan tangan yang masih mengusap usap lututnya yang seperti nya memar karena jatuh tadi.
"Ngggghh, ma---maa---af ta-aadi nggak sengaja lihat. Suer" Jawab Dela dengan jari menunjuk peace dan dalam keadaan masih menunduk.
"Oh, ternyata tadi lo ngintip in gue yang lagi ngehajar ni orang?"tanya cowok tinggi itu lagi.
"Iya, eh nggak kok nggak ngintip, tadi itu nggak sengaja lihat. Dua suer deh" sahut Dela lagi.
Melihat Dela yang terus menunduk ketakutan, cowok itu pun menjawab lagi
"Ah elah, udah ketahuan ngeles aja lo. Kelas mana lo? Biar bisa gue awasin lo, kalo lo berani ngadu macem macem tentang gue" hardik cowok itu.
"Eh, Ampun. Jangan apa apain saya. Saya kelas 11 IPA 1 dan saya masih murid baru. Jadi, please. Tolong ya?"
Cowok tinggi tersebut yang mendengar penjelasan dari cewek yang ada di depannya pun mulai penasaran, sebab ia juga kelas 11 IPA 3.
"Berarti sekelas sama gue dong?" Batin cowok tersebut.
Karena penasaran siapa cewek yang ada di depannya. Cowok tinggi itu pun mendekati cewek tersebut lalu berjongkok tepat di depan wajah cewek tersebut.
Si cewek alias Della yang nggak juga mendongakkan wajahnya pun membuat si cowok tinggi itu gregetan. Akhirnya si cowok tinggi itupun memegang dagu si gadis tersebut dan mendongakkan wajah gadis tersebut.
Setelah melihat gadis tersebut cowok tersebut berkata dengan tajam.
"Elo!!!"
Sedangkan gadis tersebut yang bernama Della itu malah terpaku dan bergeming melihat ciptaan Tuhan yang sangat sempurna menurutnya.
Melihat cowok yang dia suka berada sedekat ini dengan dirinya, membuat ia menahan napas dan wajahnya seketika merah padam seperti kepiting rebus.
Lalu, seketika itu ia sadar dan bicara dengan gugup.
"Eh, itu iya aku yang nabrak kamu dulu. Kamu Defan kan?"
Cowok tinggi yang disebut Defan itu pun langsung pergi meninggalkan cewek tadi tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Si cewek bernama Dela itu malah bingung.
"Kok malah ditinggal, ia kan lagi bertanya sama cowok itu?" Pikir Dela.
Seketika ia sadar bahwa ia tidak sendiri di gudang ini. Ia pun langsung melihat ke arah samping dan ingin rasanya ia menghilang saja.
Di arah samping kanan gudang tempat Dela ini. Terdapat seorang cowok gondrong yang penuh luka dan lebam. Dela sebenarnya kasihan tapi ia juga takut kalo orang itu sudah tidak bernyawa dan malah menggentayangi dirinya.
Seketika itu Dela merinding dan berkata
"Maaf ya nggak bisa bantu dulu, takut nya nanti kamu gentayangin aku lagi. Sekali lagi maaf ya."
Setelah mengatakan itu, Dela langsung pergi kembali ke kelasnya dengan berjalan terpincang-pincang dan tidak jadi ke perpustakaan untuk meminjam buku.
"Mungkin istirahat nanti bisa ke perpustakaan. Yang penting aku selamat dulu." Batin Dela meyakinkan.
Don't forget to like and coment!
Maaf kalo masih kurang bagus!
Masih penulis amatiran!
See you next part!!
Bay bay!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Be?
Teen FictionCan I Be? Bisakah Aku? Bisakah aku yang hanya sebuah upik abu ini memiliki mu? Hahahaha memang seharusnya dari awal aku yang sadar Aku yang harus tahu diri Bagaimana seorang upik abu seperti ku mengharapkan cinta tulus mu pangeran? Sampai kapan pun...