DUA

187 24 10
                                    

بسم ﷲ الرحمن الرحيم

Oh Allah,
Mengapa aku yang dipenuhi dosa, terlihat sempurna dimata manusia?
🌻

Kak Arfan, sang ketua rohis yang sebentar lagi akan purna, dan akan digantikan adik-adik rohis yang didiknya sejauh ini, menghampiriku di kelas. Ia datang bersama kak Nadia, wakil ketua rohis yang cantik juga murah senyum, ia terlebih dulu menyapaku.

"Ada apa yah kak?" tanyaku setelah menjawab salamnya yang terdengar begitu lembut ditelinga

"Kamu mau kan kami calonkan sebagai kandidat ketua rohis taun ini?"

"Hah? Ah iya kak"
"Tapi kak_" lanjutku, jawabanku yang terdengar babibu tak jelas langsung di potong sebelum selesai

"Baik, terimakasih atas kesediaanmu, kami permisi" ucap kak Arfan tak mau menerima penolakan, dan berlalu pergi meninggalkanku dan kak Nadia

"Em..kamu siap kan Nashwa?" Jeda beberapa detik
"Kamu kan anak yang aktif dalam berorganisasi, karena itu kami sangat mengharapkan kesediaanmu"
"Kamu kenal Rafli kan?"lanjutnya, melihat aku yang masih saja terdiam

Aku hanya membalasnya dengan satu anggukan yang cukup terasa berat, entah mengapa aku merasa sedikit gugup ketika mendengar namanya disebut.

"Bukankah dia dikenal sebagai anak pendiam, yang memiliki banyak penggemar?"

Aku kembali membalasnya dengan anggukan.

"Tapi dibalik itu semua, ia banyak memiliki kelebihan, yang membuat kami memutuskan mencalonkannya"

Seketika mataku terbelalak lebar, entahlah, tiba-tiba saja ada rasa aneh yang cukup asing hadir. Tak lama aku sadar akan tingkahku yang aneh ini, aku kembali menatap kak Nadia ke depan yang melihatku dengan kening berkerut.

"Bagaimana Nashwa? Tidak apa-apa kan?"
"Kalo tak apa, kakak tinggal ya, semangat!" Lanjutnya mengangkat tangannya bagai mengucap kata merdeka.

Mataku terus menatap punggung perempuan cantik tadi, yang semakin kecil. Langkahnya lebih ia lebarkan berusaha mengejar rekannya-kak Arfan yang sudah lama pergi meninggalkannya lebih dulu.

'Rafli?' Batinku
Jujur, aku sangat senang mendengar namanya dicalonkan sebagi kandidat ketua rohis. Sungguh, diri ini semakin terpacu untuk ikut menjadi calon kandidat ketua rohis. Tapi, di satu sisi, hati ini mulai ragu, akan niat awal yang aku rasa cukup aneh ini, berarah kesana kemari. Tak pasti.

Bersaing dijalan Allah untuk kemuliaan, dalam suatu wadah yang insyaAllah Allah muliakan, sungguh, sangat aku cinta.

Tapi ini, benarkah aku sedang berjuang dijalan Allah karena Allah?

Ataukah berjuang dijalan Allah karena dia?

****

Aku yang masih tertegun di depan pintu, membuat Alisha keluar dari dalam kelas menghampiriku.

"Kenapa  wa? Ko kamu masih disini? Nungguin siapa sih wa?" tanyanya beruntun karena lama tak mendengar balasanku

"Ndak lagi nunggu siapa-siapa, yuk masuk" titahku

"Tapi tadi siapa yang kemari?" Tanya Alisha seraya mendudukkan diri di kursi samping Nashwa

"Kak Arfan"

"Sama siapa?" tanyanya langsung ketika aku baru saja selesai menyebut namanya

Aku tidak langsung menjawab pertanyaannya, melainkan yang aku lakukan menggigit bibir bawahku, aku takut dia kecewa.

Oh AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang