"Ra, ayo, kita mesti ke kantor, lo bosnya kenapa jadi gue yang merintah, sih?" ucap Ajeng sambil menyingkap selimut yang membalut sekujur tubuh temannya itu.
Namanya Anjani Janira. Her closest people Usually called her 'Rara'. Jangan tanya kenapa lagi, ya. Punya nama bagus-bagus, tapi cuma dipakai satu suku kata terakhir. Dia sendiri gak tau kenapa.
Rara akhrinya membuka matanya perlahan, dan meregangkan kedua tangannya. "Emang gue ada kerjaan ya, hari ini?"
Ajeng memutar bola matanya malas, "yaiyalah! makanya punya handphone dipake kalau udah tau pelupa, pasang reminder. Hari ini kan ada klien penting mau fitting, Ra! inget dong!" jawab Ajeng panjang lebar
Rara cuma mengangguk pelan, dan-- kembali menarik selimutnya hingga menutup kepalanya.
Kemudian Ajeng mencubit lengan Dara dan terdengar teriakan dari Rara yang kesakitan
"Iya, Jeng, Iya! sabar ya Tuhan,"
Ajeng mendengarnya lewat kuping kanan, keluar kuping Kiri. Tolong ya, omongan Rara udah terlalu basi menurutnya.
"Klien pentingnya siapa sih, emang?" tanya Dara yang akhrinya duduk di pinggir ranjang
"Kevin. Kevin Sanjaya. Indonesian men's double badminton athlete. Everyone call him as 'tangan petir'. Karena...skill mainnya udah tingkat maksimum. Skill dewa gitu, deh" jelas Ajeng yang Rara lihat malah kelihatan kayak-- penggemar beratnya Kevin.
Rara cuma mengedikkan bahunya gak perduli, "lo ngomong apa sih, Jeng? Gue gak kenal dia. Ralat-- gak tau malah wujudnya gimana, dia itu siapa. Jadi, kurang berguna aja penjelasan lo tadi"
Sedangkan Ajeng menatap Dara gak percaya, "seriously Ra? You didn't know anything about him? sedikitpun, enggak?"
Rara mengangguk, "yep. Enggak sedikitpun"
Tatapan kaget dari Ajeng berganti dengan tatapan berbinar-binar "Berarti, beruntung banget lo kali ini! pokoknya lo harus kenal dengan baik kali ini sama cowok. Gak boleh Clueless lagi kalau diajak ngobrol. Okay?"
Rara cuma menggelengkan kepalanya keheranan. "Terus Jeng... maksud lo apa?"
Rara meletakkan susu kotak rasa stroberinya diatas meja kecil yang ada di dalam kantornya. Lumayan sudah bisa dibilang butik. Butik yang dirintisnya setelah melewati masa-masa kuliahnya, dan kemudian menjadi Sarjana di bidang Fashion. Kebanggaan tersendiri menurutnya.
Semuanya ia atur sendiri. Dimulai dari mencari tempatnya, kemudian di survey, mencari refrensi untuk masalah renovasinya, budget yang sudah ia tabung dan diukur sedemikian rupa, hampir semuanya ia atur sendiri. Kemudian ditariklah Ajeng, untuk menjadi partnernya.
Gak lama, terdengar suara pintu kaca kantornya terbuka. Rara dengan buru-buru, langsung merapihkan bajunya, dan menguncir rambut panjangnya agar lebih nyaman. Begitu menurutnya.
YOU ARE READING
My Kind Of Crazy | Kevin Sanjaya
FanfictionThe difference between these two characters, Kevin: makhluk ter-tengil in the whole universe. Tapi satu lagi, dia gak suka berisik. Atau Rara: si bawel dari goa hantu yang gampang sakit hati What did you expect, fellas?