"Anjani ih si goblok gue jauh-jauh kesini masa diminta naik komedi puter? yang bener aja anjir. Lagi di Jakarta juga ada woy pasar malem" keluh Kevin yang lagi ngantri beli tiket. Sampai diliatin sama pengantri yang ada di sebelah-sebelahnya.
Gak lama Rara dateng sambil bawa dua tongkat permen lollipop segede-gede alaihim kearah Kevin "lucu ya Vin??"
Kevin menoleh, kemudian membulatkan matanya kaget. Buat apa sih maksudnya??
"Jan—"
"Gue yang pink ya, yang strawberry! lo yang biru, rasa Bubble gum! " ucap Rara semangat
Kevin gak bersuara, selain kepalanya yang tepaksa mengangguk. Karena muka Rara lagi cerah banget. Masa iya mau Kevin acak-acak lagi.
"Jan Ini ngantri lama banget,"
Rara mengerutkan keningnya, "lo gak mau ya naik ini?"
"Bukan gitu—"
"Yaudah deh, gak usah" katanya sambil berjalan menjauh
Kevin menghela nafasnya, lalu mengejar langkah Rara yang mulai gak kelihatan
Setelah Kevin cari kesana-kesini, akhirnya dia nemu cewek dikuncir kuda pakai piama duduk di kursi sambil makan permennya
Kevin langsung berjalan kearahnya. Mana ada lagi yang modelannya kayak Rara, coba? gaada lah. Cuma satu di dunia. Mana pede banget. Gaada malunya.
"Eh," sahut Kevin sambil duduk di samping Rara
Rara melengos, lalu melanjutkan kegiatan memakan permennya.
Kevin terkekeh, "woi aus gak? nih," ucap Kevin, menyodorkan air mineral kearah Rara
"Kering tenggorokan lo kali makan permen gak pake minum. Mana segede-gede gaban, siniin permennya. Minum dulu" kata Kevin, lalu merebut permen lollipopnya dari tangan Rara
Rara yang awalnya gak terima, akhrinya memilih nurut. "Nih, udah" katanya lalu kembali menyodorkan botol air mineralnya kepada Kevin
"Tapi lo makan juga ya permennya?"
"Iya nanti,"
"Ih yang benerrr gue belinya jauh! Jalan lagi!"
"Iya gue makan tapi nanti, Jan"
Setelahnya, cuma terdengar riuh pengunjung yang datang. Amsterdam sore hari itu—gak bisa dijelasin pakai kata-kata. Bahkan buat diungkapin pakai perumpaan pun susah. Amsterdam itu—manis. Mungkin itu yang paling mendekati. Walau, emang gak seromantis Paris, atau Itali.
Kevin menggosok kedua telapak tangannya, kemudian dengan tiba-tiba menyentuh permukaan pipi Rara.
"Anjir—lo niat nabok atau gimana sih??!"
Kevin meringis, "urat-urat pipi lo kelihatan banget. Ketauan kedinginan,"
Rara mendengus, "tapi jadinya malah nyebelin bukannya romantis! emang lo rese gaada duanya!"
"Maaf lah, haha emang beneran kayak nabok?"
"Bodo, Udah-udah singkirin tangannya!"
Kevin malah tambeng. Tangannya gak bergerak buat pindah sekalipun. Dia malah mencubit pipi Rara sampai melar gak karuan. Mirip seprai kendor.
"SAKHHIIIITT—VIN!"
Kevin terbahak, setelahnya Kevin mencium pipi Rara dengan cepat. Secepat kilat.
Membuat cewek itu gak bisa bergerak selama beberapa sekon. Yang mengundang Kevin menjadi semakin terbahak.
"Woi nafas woi" goda Kevin sambil mengguncangkan tubuh Rara
YOU ARE READING
My Kind Of Crazy | Kevin Sanjaya
FanficThe difference between these two characters, Kevin: makhluk ter-tengil in the whole universe. Tapi satu lagi, dia gak suka berisik. Atau Rara: si bawel dari goa hantu yang gampang sakit hati What did you expect, fellas?