Perjalanan

13 2 0
                                    

Aku mengalihkan pandangan. Tak percaya apa yang kini ku lihat.

Raqi? Ia diam

Ia semakin membuat ku yakin bahwa ia merasa bersalah.

Matanya tidak berani menatapku, hanya aspal jalanan yang ada di bola mata nya.

Senyuman kecut terlukis di bibirku.

"Kamu aku maafin kok. Kalau kamu belum mau cerita yang sebenarnya juga gak apa apa."

"Nah," aku menarik nafas panjang.

"Sekarang aku mau pulang, bye Qi.."

Menjauh, meninggalkan dia sendiri di tempat penuh ketenangan ini jauh lebih baik.

Yang ia butuhkan hanya 'dimaafkan.'

Aku tahu, sifatku ini sangat kekanak-kanakan, dan berfikir pendek.

Tapi, entahlah rasanya semua berlalu begitu cepat.

Kakiku menelusuri di trotoar jalan. Aku yakin Raqi masih di tempat tadi.

"Wusssshhhhh"

Itu suara laju mobil kencang.

Aku menoleh cepat,

Tapi? Sudah ada satu mobil yang menutupi tubuhku dari arah belakang.

Dan yang di depan?

'oh.. ia mengarah kemari.'

Semua pintu mobil terbuka cepat. Memperlihatkan orang-orang dengan jas dan kacamata hitam menghampiriku.

"Eh?" Aku kebingungan.

Mereka semakin dekat,

"RAQIIIIII!!!!!!!!!!!" Aku berteriak sambil lari.

Tapi? Ya Tuhan. Mereka semua mengepungku!

"RAQIIIIII!"

"Emmmpphhh" dan menutup bibirku menggunakan sapu tangan.

Sesaat aku bisa bertahan dan memberontak. Tapi? Kenapa lama kelamaan rasanya sangat mengantuk.

...

Di sisi lain, seseorang pria yang baru saja menoleh ketika ia mendengar jeritan namanya. Ya Raqi baru menoleh.

"Anna?"

Ia panik, dan segera berlari ke arah sumber suara.

'Kenapa? Kenapa? Kenapa banyak sekali mobil?

Hah???

Anna!!'

Dengan reflek kakinya berlari cepat, melawan  arus angin yang berbeda.

"ANNAAAA!!!!!" Ia berteriak. Berharap waktu bisa berhenti sebentar saja.

Tapi? Sebelum ia sampai, mobil-mobil itu sudah melaju dengan kencang.

Ia tak menyerah, ia kejar mobil itu. Tak perduli sesakit apapun rasa di pergelangan kaki dan seberat apapun rasa lelah.

Ia berlari

Dan berlari...

Hingga menemui jalan Raya, ia sadar.

Kalau semuanya,

Sudah terlambat.

...

Tenaga bantuan telah di kerahkan.

Semua anggota keluarga Anna maupun Raqi bergerak mencari kesana kemari.

Sedangkan dia sendiri?

Ia sedang berfikir, mengenai apa yang baru terjadi akhir-akhir ini.

Kemarin sebelum kejadian.

"Raqi..." Sambil mengusap bahunya.

"Kalau kamu ada kesulitan dalam mengelola yayasan, kamu bisa minta pertolongan Om kok."

Ia tersenyum menatap Raqi.

"Iya om, tenang aja. Raqi pasti akan melakukan yang terbaik."

TOK! TOK! TOK! TOK!

Suara ketukan pintu.

"Maaf, Qi. Sepertinya janji om sama seseorang sudah waktunya."

"Oh????? Yaudh om Raqi balik ke kelas dulu ya. Makasih ya om." Dengan senyuman yang sangat cerah.

"Sama-sama Qi.."

Raqi bergegas pergi dari ruangan itu. Melihat siapa orang yang akan menemui om nya.

Di depan pintu.

'Oh... Ternyata orang penting rupanya.' gumamnya.

Ia merogoh kantung celana,

Lalu kantung baju.

'Argghh.. kenapa aku sangat teledor? HP Pasti ketinggalan di ruangan nya Om andre.'

Ia bergegas membalik badan dan membuka pintu...

"ARGH!"

Reflek kakinya membeku, tangannya diam dan menyimak apa yang terjadi di dalam ruangan.

"Apa gak ada cara lain?????" Tanya om Andre pada seseorang yang baru saja ia temui.

"Kamu kan pengacara! Cari cara lain dong?!" Sambungnya geram.

"Maaf pak Andre. Kalau dengan cara menjodohkan Raqi dengan Syifa gagal. Berarti cuma ada satu-satunya cara pak."

"Apa itu?" Sergahnya.

"Kita harus menyingkirkan calon Tunangannya Raqi dan setelah itu baru kita pikirkan bagaimana caranya Syifa mengambil hati Raqi kembali." Tutur pengacara itu.

Deg!

Deg!

'Anna?'

Om Andre tersenyum cerah. "Benar! Mereka berdua kan punya masa lalu, pasti akan sangat mudah untuk mereka bisa kembali."

"Hahahaha..." Mereka berdua tertawa.

Tapi, seseorang yang tidak sengaja menguping inipun menjadi geram.

Deg

Deg

Deg!

Jantungnya berdegup kencang, 'Om Andre???'

Kakinya lemas, tubuhnya gemetar. Membayangkan bagaimana jadinya kalau rencana mereka terlaksana.

Kenapa?

Kenapa? Banyak sekali orang yang ingin menduduki posisi Raqi?

Presiden direktur di yayasan Amanah?

Kenapa????

Sebegitu spesial kan jabatan itu?

Sebelum Matahari Terbit..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang