Kau, isi Fikiranku.

47 7 0
                                    

Kau pria yang selama ini menghantui hidupku,

Berlarian dalam fikiran ku,

Menjelajahi hati,

Menjajah mimpi, dan.. mengusik naluri ku.

Kau? Entah di mana? Di belahan dunia mana? Kota apa? Namamu siapa?

Aku tidak tahu.

Yang jelas, kau selalu ku gambar di setiap buku ku.

Bayangan wajahmu yang entah bagaimana selalu ku banding kan. Dengan siapapun yang saat ini aku suka.

Terkadang, aku selalu menanyakan, bagaimana rupa mu?

Sedang apa saat ini?

Seperti apa kamu?

Apakah kamu orang yang ku cintai saat ini?

Atau kah orang lain?

My stars.

Itu julukan mu, bintang yang paling terang nan indah yang selalu ku tatap saat tengah malam tiba.

Tapi, aku selalu berfikir apakah aku bintang yang selalu bersinar sama seperti mu?

Dari pelajaran yang ku ingat, kau adalah cerminan ku.

Sifat kau tidak jauh dari sifatku!

Aku, hanya seorang pelajar sekolah menengah kejuruan yang tidak tahu apa itu ketenaran, dan sangat jauh dari keindahan.

Terkadang, aku lupa denganmu.
Malah keasyikan mencintai seorang pria yang bahkan belum tentu ia kamu.

Aku terlalu naif, terlarut oleh perasaan yang hari demi hari semakin membuncah mencintai orang itu.

Kau tau My stars?

Aku jatuh cinta terlalu dalam, kau belum tentu dia!

Tapi, sangat sulit untuk menghilangkan rasa ini.

Dia, tampan, cerdas, tinggi dan pendiam.

Kalau aku boleh memilih, dia adalah pria yang selama ini ku gambar di buku.

Setiap langkahku menelusuri bumi, selalu terbayang wajahnya.

Bukan! Selalu terbayang apa saja yang ia selalu pakai.

Baju merah, celana training nya. Selalu ku temukan setiap kali berpapasan. Atau sorban coklat dan baju putih yang selalu ku ingat.

My star, aku tahu tak seharusnya aku mencintai orang lain selain kamu.

Tapi, tak tahu kenapa dan bagaimana hati kecilku selalu memilih dia.

Walaupun setiap kali aku bertekad untuk melupakannya, terkadang hatiku berbisik,

'Pertahankan dia, jadikanlah dia sebagai landasan kebiasaan burukmu!'

Dia begitu baik.

Sampai-sampai aku selalu ingat apa saja yang ia lakukan lalu dengan reflek aku selalu mengikuti tingkahnya.

My star!

Nama pria itu adalah Muhammad Isy Raqi,

Bagiku ia pria sempurna.

Setiap kali ia berpuasa aku ikut,

Setiap kali ia belajar berkaligrafi aku ikut,

Setiap kali ia shalat dengan perlahan dan penuh penghayatan aku juga ikut.

Tanpa ia sadari, ia sudah seperti landasan keburukan ku. Jika raga ini ingin berbuat buruk hatiku selalu berkata,

'Raqi, tidak pernah berbuat seperti itu.' itu menjadi pacuanku.

Walau belum tentu ia adalah Jodohku 'My star.'
...

Embun pagi, membuah kan kabut di sepanjang jalan.

Padahal ini wilayah Depok, sangat berdekatan dengan Jakarta tapi sejuknya masih sangat terasa.

Motorku di lakukan dengan kecepatan 20km per jam. Sangat lamban bukan?

Yah.. karena aku memang suka menatap wilayah perkebunan di sepanjang jalan,

jelasnya bukan perkebunan tapi tanah kosong yang tak terurus jadi bertumbuh lah para tumbuhan liar.

Memang tidak seindah pemandangan di Bogor.

Tapi, ini lebih baik dari Jakarta yang pemandangan nya hanya gedung-gedung besar penuh polusi.

Polusi yang membuat ku sesak dan terengah-engah.

Perjalanan dengan menggunakan sepeda motor memakan waktu sekitar 15 menit, Susana parkiran sekolahpun selalu-selalu penuh.

Tempat favorit motorku selalu di bawah pohon.

Jam-jam seperti ini memengaruhi belum banyak siswa-siswi yang datang.

Setidaknya, aku bisa hadir sebelum ramai.
Hari Selasa, awan di langit terlihat pilu.

Menandakan kemurungan hatiku, sengaja waktu ku di perjalanan agak lama karena, melewati jalan memutar.

Satu-satunya alasanku adalah jika tuhan mengizinkan ku untuk melihat Raqi walaupun hanya beberapa detik saat berpapasan di jalan.

Tapi, sampai sekarang aku belum pernah berpapasan dengannya.

Walaupun pengorbanan waktu slalu mengitari fikiran agar tidak mudah menyerah.

Muhammad Isy Raqi, ia berbeda sekolah denganku.

Aku memang sekolah di SMK, tapi sangat berbeda dengannya. Ia bersekolah di MA.

Sangat tidak mungkin bagiku untuk bisa bertemu dengannya.

Satu-satunya kesempatan ku adalah Jika ada pertemuan Pemuda Indonesia ya! Organisasi para remaja umumnya.

Hanya itu satu satunya kesempatan jika ingin bertemu dan melepas rindu.

"BRUAK!!!!!"

Sepertinya aku terlalu terhanyut dalam fikiran.

Bahuku tergoncang. Membuat tubuhku tidak bisa menahan keseimbangan, dan runtuh dengan seketika.

Sambil meninggalkan beberapa buku berserakan yang entah itu punya siapa.

Aku meringis, "Arhhh..." Sambil mengusap bahu kiri yang terbentur tangga.

"Sorry, eh maaf. Maaf..." Ia menunduk sambil berusaha bangkit.

Ya pria itu tampak tidak sengaja.

Aku bangkit, dengan sedikit meringis. "Iya.. gak apa apa." Ucapku sambil merapikan buku.

"Dek, kakak aja yang rapikan." Sambil berusaha bergerak secepat mungkin.

Tapi, terlanjur tanganku sudah selesai merapikannya.

Aku berdiri tegap, menahan rasa nyari yang berdenyut di bahu.

"Ini kak!" Sambil menyerahkan tumpukan buku-buku itu.

Tapi, seperti nya ada yang aneh, bahuku terasa berat dan semakin ...

Sebelum Matahari Terbit..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang