Mulai!

25 7 1
                                    

Burung burung di lapangan sekolahku mulai berterbangan. Pertanda sudah mulai banyak siswa siswi yang ada di sekolah.

Langkahku menelusuri koridor sekolah dengan tenang, tapi? Kenapa semua mata pada tertuju ke arahku? Kenapa siswi menoleh ke arahku sambil berbisik?

Why?

Tiba-tiba seseorang datang menghampiri ku.

"An?"

"An?"

Sambil terengah-engah. "Kamu gak apa-apa kan????"

"Kak Kaffi??" Bingungku.

"Anna? Emng bener ya? Elo anak yang suka main malam?" Celetuk salah seorang siswi.

Aku agak tersentak. Hah?

"Ah.. kalian bercanda?" Tanyaku polos.

Mereka semua tertawa, ya! Semuanya.

"Udah deh! Lu liat aja ke semua kelas!" Ucap salah satu Kaka kelas.

Aku memandang Kak Kaffi bibgung.
Lalu lari dengan sekuat tenaga ke kelas terdekat.

"Putri Anna anak kelas 11 Ak. Tega teganya dia menghasut papah gue! Dan bikin mamah gue sakit hati!!!!"

Itu poster!

Dan ada fotoku yang sedang merangkul salah seorang paman.

Aku sangat terkesiap. Mataku melebar.

Siapa yang tega menyebarkan semua poster fitnah ini??

Siapa?

Kakiku terasa ngilu. Tapi, ada yang menarik lenganku dengan cepat.

"Kamu ikut saya! Kita bersihin semua poster-poster gak jelas ini dari sekolah!!!"

Aku hanya menurut, dengan sekuat tenaga aku memalingkan wajah dari tatapan orang-orang.

"Heh!" Teriak kak Kaffi. "Ini itu cuma HOAX!!" Sergahnya, yang membuat para siswi di sekolah menutup mulut terkejut.
....

Aku duduk, diam sudut paling sudut sekolah ini. Dan sendiri..

Setelah Kak Kaffi membantuku menghapus semua berita berita bohong yang tersebar di setiap kelas.

Jujur, aku kecewa.

Terhadap diri sendiri.

Kenapa? Kenapa orang sampai menilai aku sejenak itu?

Apa aku punya kesalahan yang tidak bisa di maafkan?

Atau mungkin ada salah-satu kataku yang membuat seseorang sakit hati?

Kenapa?

Siapa?

Aku memegang sepucuk surat, yang di temukan di kolong mejaku.

Terdapat namaku di luar amplop nya.

Putri Anna, pasti kamu penasaran kan siapa yang nyebar berita-berita itu satu sekolah?

Pasti kamu penasaran? Atau gak terima?

Tapi, tenang.

Sekarang ada sang malaikat tak bersayap yang akan memberitahu kamu siapa pelaku sebenarnya.

Temui saya di lestoran Green. Ingat ini undangan pribadi.

Saya tahu apa yang sedang kamu lakukan saat ini, so? Kamu gak bisa dan gak akan boleh macam-macam..

Segera kepalaku memutar, menoleh kanan-kiri.

"Hah??" Sunyi nya sekolah ini mendengung di telingaku.

Sebelum Matahari Terbit..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang