Aku

9 2 0
                                    

Raqi

Langkahnya pasti!

Di iringi dengan kemarahan yang memuncak.

Dadanya serasa panas, meninggalkan kemerahan di matanya.

Ia berjalan di perusahaan utama Amanah.

"Sore mas Raqi..." Para karyawan tak henti hentinya mengucapkan itu di sepanjang jalan.

Tapi? Ia hanya diam. Sama sekali tidak terfikir untuk menjawabnya.

BRUUAK!!!!!!!

Pintu di sebuah ruangan ia buka dengan paksa.

"DI MANA ANNA!!!!!!!!"

Ia berteriak. Dengan wajah yang menggebu-gebu.

Tapi, terlihat seseorang yang sedang duduk santai sambil memegang koran.

Ia menatap Raqi sebentar, lalu tersenyum.

"Kamu ngomong apa qi?" Tanyanya lembut.

BRUK!!!!!

Raqi meninju pintu di sampingnya.

"Sekali lagi, DIMANA ANNA!!!!"

"Om!?? Gak usah berbelit-belit! Saya sudah tahu! Bahwa selama ini, OM yang menaruh banci sama Saya hanya karena JABATAN!!!!!"

Ia mengeraskan suaranya, yang membuat kegaduhan sampai ke luar ruangan.

Pantas saja, para karyawan turut menghindari pertengkaran itu.

Andre, omnya Raqi. Ia hanya tertawa lepas.

"Hah?"

"Bagaimana?"

"Kata kamu?! Om naruh benci sama kamu?"

"Oh.... HAHAHAHA... Its not funny. Raqi."

Raqi hanya geram, dengan apa yang ia lihat kini. Usahanya untuk mencari tahu hanya menghasilkan BUANG-BUANG waktu.

"Assalamualaikum, HALLO kak???"

Andre sedang menelpon seseorang.

"Maff kak, Raqi sedang di kantor utama.  Ia mencari keributan di sini. Kak"

"Kak. Tolong emosinya sudah tidak bisa tertahankan. Ia m nuduh saya sudah menculik Anna kak. Tolong."

Dengan wajah polos dan memohon.

"Cih!!! Dasar PICIK!!!!" Geram Raqi.

Sebelum Matahari Terbit..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang