Keadaan.

8 1 0
                                    

Suasana UGD sangat mencekam, ramai. Polisi, dan masyarakat turut berkumpul di sepanjang ambulan untuk melihat korban kecelakaan itu.

Sedangkan Kak Ray dan Fitri ia sibuk mengucapkan kata 'Permisi' Pada setiap orang yang menghalangi jalannya suster.

"Mana Anna!!!!

Mana Anna!!

Mana ANNA!!!!"

Raqi berteriak di gerumuhan orang yang mengelilingi ambulance. Tangannya sibuk menggeser paksa orang-orang yang menghalangi jalannya.

Hingga ia bertemu pada satu kasur. Yang hendak di bawa oleh para suster.

Darah, ya! Yang ia temukan hanyalah darah. Tubuhnya memerah

Kepala nya lecet,

Mata Raqi tak kuasa membendung air mata. Ia bersimpuh di bawah sambil memegang tangan Anna.

'Astagfirullah...'

Anna...

"Permisi mas..." Kemudian, tubuh ana menjauh dari pandangan nya

Seperti ada yang menarik paksa Anna dari hatinya.

Mencoba untuk menyelami kenyataan yang ia lihat.

Tapi? Itu sangat sulit.
...

Tangannya tidak bisa berhenti menekan tombol ponsel.

Menelpon orang sana sini.

"Ka Ray? Kalian percaya kan saya saya???" Tanya Raqi dengan gusar.

Kak Ray dan Fitri mengangguk. "Iya kita percaya,

Emang ada apa sih?" Tanya nya bingung.

Raqi mengacak-acak rambut nya dengan kasar.

"Gua denger sendiri dengan kuping gua!!! Kalo yang culik ANNA ini orang yang di sekitar kita!!!"

Mereka berdua dihadapan Raqi hanya merenyit ?!

"Aaa? Emm.. Lo gak salah dengar kan?!"

"Astaghfirullah!! Harus gimana lagi gua ngbuktiin ke orang lain?!!! Om Andre, lagi mencoba untuk menyingkirkan Anna karna gua.

Di pengen yayasan Amanah jatuh ke tangan dia!" Mata Raqi melebar.

"Dengan Syifa." Lalu mengucapkan kalimat itu dengan pelan.

"Hah?"

"Apa Lo bilang? Tadi gua gak salah denger??

Syifa?" Tanya Fitri terheran heran.

Kak Ray diam. Ia sangat mencermati omonganku tadi.

"Gua udah bisa tebak alasannya kenapa mau celakain Anna."

Raqi mengangguk cepat.

"Terus Abuya? Gak percaya kah?"

"Dia lebih percaya sama adik nya! Dari pada sama gua." Ketus Raqi tajam.

"Kalo gini Qi, gua mau kita cari bukti. Satu-satunya saksi ya.. Anna sendiri!?"

"Dan sekarang dia koma." Potong kak Fitri.

"ARGGGHHHH!!!!!" Raqi menjerit frustasi.

Kenapa terlalu banyak orang FAK! Di dunia ini.
...

Suasana kamar serba putih, dengan alat kedokteran yang mengelilingi kasur Anna.

Dia kritis,

Kekurangan banyak darah.

Dia juga di tembak, tapi untungnya hanya mengenai bahu saja.

Sebelum Matahari Terbit..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang