2

446 44 3
                                    

Author POV

Moza melirik kearah jam tangannya dan kembali menyilangkan tangannya. Rachel benar benar lama, padahal dia yang tadi menyuruhnya untuk cepat cepat.

"Rachel, kenapa lama sekali?" Tanyanya saat Rachel keluar pintu.

"Aku lupa memasukkan bahan bahan obat tadi, jadi aku membereskannya dulu, hehehe"

"Hhh, yasudah aku tunggu di depan saja" Ucapnya lalu melangkahkan kakinya kearah taksi.

Tak berselang lama, Rachel datang bersama dengan pemilik apartement.
"Rachel, Moza, terima kasih ya sudah mau tinggal di apartement ibu yang kecil ini"

"Ah ibu, seharusnya kami yang berterima kasih karena sudah membiarkan kami tinggal di apartement ibu walaupun kadang kadang kami membuat berisik disini" Ucap Rachel.

"Iya bu, maaf kalo kami ada salah"

"Iya, kalian hati hati ya, baik baik disana, kapan kapan kunjungi ibu oke?"

"Tentu saja bu, yasudah kami pergi dulu bu"

Aku dan Rachel langsung masuk kedalam taksi setelah berpamitan. Rasanya sedikit berat meninggalkan apartement itu. Sudah hampir 1 tahun lebih aku dan Rachel tinggal dan berbaur disana. Dan ibu pemilik apartement itu sudah seperti ibu kandung untukku, dan mungkin juga untuk Rachel.

Sebenarnya aku dan Rachel adalah perantau dari Indonesia. Kami diberi kesempatan untuk bekerja dan membuat klinik di luar negeri, oleh karena itu kami memilih Korea sebagai tempat bekerja kami. Selain karena klinik kecil jarang ditemukan di negara besar seperti Korea, ini juga merupakan impian kami untuk bisa ke Korea.

Kami sudah merantau sekitar 1 tahun lebih, dan itu cukup membuatku rindu akan rumahku dan keluargaku. Oleh karena itu aku sangat senang saat bertemu dengan ibu pemilik apartement itu, dia sangat baik seperti ibuku.

'Aku akan merindukannya'

Tidak banyak yang aku dan Rachel bicarakan di dalam taksi. Sampai tidak terasa kami sudah sampai didepan tempat yang kami tuju. JYP Entertainment. Setelah menurunkan barang dan membayar taksi, kami menatap gedung itu. Gedung yang luas dan besar.

Kami langsung masuk kedalam gedung dan ternyata benar, bukan hanya kami tapi ada dokter lainnya juga dari berbagai profesi, tapi rata rata adalah seorang psikiater.

Tiba tiba ada seorang wanita cantik datang menghampiri dan memberikan beberapa pengarahan pada kami semua. Lalu kami diantar menuju sebuah ruangan luas yang terdapat kaca besar disalah satu sisinya. Tempat latihan. Disana juga sudah ada semua artis JYP dan CEOnya JYP atau Jinyoung Park. Tapi ada satu orang yang menarik perhatianku. Hyunjin. Dia tampak baik baik saja, tapi dari matanya tersirat kesedihan yang sangat dalam.

"Selamat pagi, semuanya" Ucap JYP.

"Pagi" Jawab kami serentak.

"Terima kasih sudah mau menepati surat panggilan kerja itu"
"Aku sangat bersyukur kalian mau bekerja disini untuk artis artisku"
"Mungkin ini sedikit sensitif, tapi aku hanya mencoba mengurangi kemungkinannya, seperti yang kalian tahu bahwa para idol akan rentan terkena penyakit 'psikis' oleh karena itu aku lebih banyak mengundang para psikiater kesini"

Semua artisnya mengangguk mengerti dan dan ada yang menunduk.
"Oleh karena itu, aku sudah membagi tugas kalian, pada siapa kalian bekerja"

Entah kebetulan atau memang ditakdirkan seperti ini, aku dan Rachel bekerja untuk Stray Kids! Setelah diberi beberapa arahan tambahan, semua dokter dan artisnya mulai berkenalan dan berbincang satu sama lain. Begitu pula dengan kami.

"Oh, halo perkenalkan saya Bangchan. Saya leader dari Stray Kids" Ucapnya ramah.
"Ayo, perkenalkan diri kalian"

"Halo! Aku Jisung"

"Aku Felix"

"Hai, aku Changbin"

"Aku Minho, salam kenal dokter"

"Aku Jeongin"

"Aku Seungmin!"

"Aku Woojin, senang bertemu dengan kalian dokter"

"Aku Hyunjin"

"Senang bertemu dengan kalian juga, aku Rachel dan ini temanku Moza"

"Halo semuanya" Ucapku sambil tersenyum.

"Kalian tidak perlu sungkan pada kami, tidak perlu memanggil kami dokter, apalagi dengan embel embel 'bu'" Ucap Rachel dengan ekspresi sedikit masam. Kurasa dia belum bisa melupakan saat dia dipanggil bu dokter oleh anak kecil.

"Iya, lagi pula kami seumuran dengan Jeongin"

"Wahhh akhirnya aku punya teman seumuran hehehe" Kami swmua terkekeh melihat tingkah Jeongin. Menggemaskan.

"Baiklah, kita langsung pergi ke dorm saja? Para senior yang lain juga -eh iya sunbaenim, tuh kan mereka sudah mulai meninggalkan ruangan"

"Iya, ayo kita pergi ke dorm sekarang"

Saat kami semua sedang berjalan, aku melihat sebuah siluet yang sangat aku kenal.

"Kak Nesa!"






Gaje ya?wkwk

[Paused] Mental illness + hhjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang