5

278 32 8
                                    

Moza POV

Aku terbangun saat Rachel menggoyangkan tubuhku. Dia bilang bahwa dia harus pergi dulu keluar untuk keperluannya membuat obat. Sudah 3 hari kami disini, tidak ada keluhan, mereka sehat tapi tidak untuk Hyunjin. Aku teringat lagi dengan percakapan pada malam itu.

"Za, aku pergi dulu ya"

"Heem"

Setelah mengatakan itu, aku bergegas mandi membersihkan tubuhku. Selesai mandi dan berpakaian, aku pergi ke lantai 2 ke ruang kerja ku. Sayup sayup aku mendengar suara dari ruang kerja  Bangchan hyung.

'Apakah mereka sedang mempersiapkan untuk comeback?'

Bukannya melangkah keruang kerja, aku malah mendekat kearah ruangan Bangchan hyung.

"Ah tidak tidak, nada ini kurang pas"

Begitu kata yang dia ulang. Apakah dia tidak lelah terus berkutat dengan alat alat musik itu?

"Apa yang kamu lakukan?"

Sebuah suara mengagetkanku.
"Yaampun! Kamu mengejutkanku Changbin hyung"

"Habisnya kamu mengintip disini seperti seorang pencuri"

"Ada apa -eh Moza? Ada apa?"

"Eh Bangchan hyung, tidak ada apa apa, maaf tadi mengintip dari sini"

"Iya, tidak papa lagian aku hanya mengisi waktu luangku. Masa libur seperti ini benar benar membosankan"

Aku berpikir sejenak. Masa libur. Harusnya masa yang menyenangkan dan membawa semangat baru. Kurasa mereka perlu berlibur.

"Hyung, bagaimana jika kita liburan? Piknik atau pergi ke sebuah tempat untuk melepas penat" Ucapku memberi saran.

"Itu ide yang bagus! Ayo hyung kita berlibur!" Ucap Changbin hyung semangat. Bangchan hyung terdiam.

"Tapi, liburan kemana? Aku tidak tahu destinasi yang pas untuk kita berlibur"

"Tenang saja hyung, aku dan Rachel akan mengurusnya, kalian hanya perlu bersiap"

"Baikah kalau begitu, kita pergi berlibur"

"Asikk, terimakasih hyung! Terimakasih Moza atas sarannya!"
"Hoyy! Kita akan berlibur!" Changbin hyung tergesa turun mengabarkan pada yang lain.

Tidak lama terdengar bising dari lantai bawah. Sudah jelas mereka senang, mereka benar benar membutuhkan liburan.

"Hehehe, yasudah aku mau keruanganku hyung ada berkas yang belum aku selesaikan"

"Eum Za, bisa kita bicara sebentar?"

"Tentu"

Bangchan hyung duduk di sofa, samping meja kerjaku. Aku membongkar tas yang berisikan data dan berkas pasien yang pernah aku tangani.

"Ada apa hyung? Bicaralah"

"Ini bukan tentangku, tapi... tentang Hyunjin" Aku berhenti sejenak dari aktivitasku lalu melanjutkannya.
"Tidak kah kamu merasa ada yang berbeda darinya? Semakin hari semakin murung, ya memang dia tidak memperlihatkannya tapi memang dia berbeda"

"Aku kira hanya aku yang merasakannya" Aku duduk di kursi kerjaku, berbalik menatap Bangchan hyung.

"Kamu... tahu apa yang terjadi padanya?"

"Tidak, aku tidak tahu. Kita semua tidak akan pernah tahu jika bukan dia sendiri yang memberi tahunya"

"Jadi bagaimana?"

"Akan kuusahakan agar dia mau bercerita, tapi aku perlu bantuan kalian"

"Tentu saja, kami akan membantu"

"Aku suka dengan hubungan kekeluargaan kalian, hubungan ini akan sangat membantu. Kalian hanya perlu memperhatikannya, eum maksudku membuat dia merasa berada di rumahnya sendiri, dikeluarganya"

"Memangnya dia merasa kalau ini bukan rumahnya?"

"Entahlah, tapi dari matanya aku merasakan bahwa ada sesuatu yang kosong dalam dirinya"
"Apalagi tiap tengah malam dia selalu pergi ke balkon"

"Apa?"

"Hyung tidak tahu?" Bangchan menggelengkan kepala.
"Setelah 3 hari aku tinggal disini, selama 3 hari itu pula aku melihat dia selalu ke balkon"

"Kamu tidak bertanya padanya?"

"Aku ingin bertanya, tapi dia selalu mengusirku"

"Hhh, aku tidak tahu apa yang harus dilakukan"

"Tenang saja hyung, aku akan membantunya, aku dan Rachel ada disini untuk membantu" Aku memegang pundaknya dan tersenyum.

"Terimakasih" Ucapnya lalu tersenyum.

🍃🍃🍃🍃🍃

Setelah rencana liburan itu, sorenya kami semua langsung berangkat untuk berlibur ke pantai. Tidak lupa aku membawa barang yang mungkin akan diperlukan disana. Sesampainya ditempat tujuan, kami langsung turun dan memasuki wilayah mansion itu. Tidak terlalu besar, namun cukup menampung kami semua.

"Ah lelahnya aku" Keluh Minho hyung lalu duduk disofa.

"Aku juga hyung" Sambung Jisung yang terbaring di sebelah Minho hyung.

"Baiklah, sekarang kalian istirahat saja dulu, untuk kamarnya dibagi 4 seperti di dorm saja roomatenya" Ucap Bangchan.

"Oke!" Jawab kami serempak.

Rachel merebahkan tubuhku diatas kasur dan memainkan ponselnya, kemudian tersenyum.

"Kamu kenapa? Senyum senyum"

"Enggak papa hehehe" Aku menggelengkan kepala, lalu mengeluarkan sebuah buku bersampul biru pastel.

"Mau kemana?" Tanya Rachel.

"Mencari udara segar"

Aku berjalan menuju balkon, dan duduk di salah satu kursi disana.
"Masih insomnia?"

"Yaampun! Moza kamu mengejutkanku!" Ucap Hyunjin sambil memegang dadanya.

"Hehe, maafkan aku. Ngomong ngomong pertanyaanku belum kamu jawab"

"Ohh, iya aku insomnia"

"Bukan yang itu"

"Lalu?"

Aku menatap kearahnya sambil merasakan terpaan angin malam. Hyunjin menatap kearahku, matanya menyiratkan kebingungan.

"Aku yakin kamu mengerti maksudku"
"Jinnie"




Bosen gak? Semoga gak ya wkwk

[Paused] Mental illness + hhjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang