12

224 19 6
                                    

Author POV

Hyunjin melangkahkan kakinya menuju lingkungan sekolah. Hari ini, hari pertama dia sekolah di SMA impiannya- SOPA. Sejak pertama dirinya memasuki gerbang sekolah, seluruh perhatian murid tertuju padanya.

Alih alih merasa risih, Hyunjin malah berjalan santai meniknati tatapan kagum dari yang lainnya. Memang dirinya sudah terbiasa dengan tatapan seperti itu, saat SMP pun, murid lainnya melayangkan tatapan yang sama pada dirinya.

Sekolahnya berjalan dengan lancar, tidak ada masalah dengan guru atau teman dan juga nilai yang tidak buruk. Semua orang menyukainya, mengagumi bahkan ada yang terobsesi padanya. Sebutan 'Pangeran Sekolah' sudah sangat melekat padanya.

Hyunjin pun mendapatkan teman bahkan sahabat yang benar benar baik dan berharga baginya. Terutama, Woobin dan Hyena. Mereka selalu membantu Hyunjin kapanpun Hyunjin mengalami masalah, mereka yang selalu mendukung Hyunjin saat dirinya diperlakukan tidak adil.

Liam dan Sora, mereka juga sahabat baiknya Hyunjin, walaupun awalnya mereka memperlakukan Hyunjin dengan tidak baik pula. Liam yang terlalu iri dengan ketenaran Hyunjin sangat mudah dihasut oleh Dohan yang notabenenya sudah sangat benci dengan Hyunjin sejak awal bertemu.

Mengandalkan rasa iri Liam, Dohan membuat Hyunjin jatuh sakit hingga harus terbaring dirumah sakit selama seminggu. Begitupun dengan Sora, rasa sukanya pada Hyunjin dimanfaatkan untuk menyingkirkan Hyunjin dari hidupnya.

Hyunjin sempat tidak mau kembali bersekolah, jika saja Woobin dan Hyena tidak membujuknya. Dia trauma. Dia takut. Berangsur angsur perasaan senangnya ketika dikagumi mulai berubah menjadi rasa takut.

Sekarang dia mengerti, bahwa semakin dewasa maka dunia akan semakin kejam pada kita. Tidak semua pandangan dan rasa kagum artinya benar benar menyukai, karena kita tidak tahu bagaimana perasaan sebenarnya dari orang tersebut-

"A-AWW!" Ringis Hyunjin.
"Sakit tauuu"

Hyunjin meringis kesakitan saat Moza menekan lukanya. Sedangkan Moza tidak memperdulikan ringisan Hyunjin dan terus mengobatinya.

"Suruh siapa selfharm" ucap Moza mengalihkan atensi Hyunjin.

"Maaf" celetuk Hyunjin. Hening kembali.

Moza membereskan P3K lalu berdiri seraya berkata, "minta maaf sama diri kamu sendiri, bukan sama aku. Berdamailah dengan dirimu sendiri"

Hyunjin menatap punggung Moza yang menghilang dibalik pintu kamarnya. Ucapan Moza tadi membuatnya berpikir. Apakah dia bisa berdamai dengan dirinya sendiri?

🍃🍃🍃🍃🍃

Moza menyenderkan punggungnya di dinding setelah keluar dari kamar Hyunjin. Helaan nafas keluar begitu saja dari mulutnya. Bayangan luka luka pada lengan Hyunjin lewat begitu saja, membuat Moza merasa buruk karena tidak bisa menjaganya.

"Moza?" Suara Bangchan menginterupsi Moza.

"Eh hyung"

"Kamu tidak papa?"

"Tidak papa hyung"

Seulas senyuman tampak pada wajah Bangchan.
"Lukanya parah?"

"Hah? O-oh itu.. tidak kok cuman luka goresan aja"

"Syukur deh kalo gitu"
"Za, bisa kita ngobrol sebentar?"

Moza mengangguk, lalu menyusul Bangchan ke balkon setelah menyimpas P3K.

"Ada apa hyung?"

"Masih soal Hyunjin, gimana? Udah dapet petunjuk?"

"Belum banyak yang aku tau, tapi yang jelas, dia memang sedang dalam masalah"
"Hyung sendiri bagaimana? Apa Hyunjin sudah cerita sesuatu?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[Paused] Mental illness + hhjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang