7

209 20 0
                                    

Rachel POV

Sudah 3 hari aku dan Moza tinggal di dorm Stray Kids. Rasanya menyenangkan dan mereka baik baik saja. Walaupun kadang mereka terserang flu secara bersamaan, tapi mereka sembuh dengan cepat.

Pada sore hari ini, kami semua berangkat berlibur ke pantai. Sesuai rencana tengah malam kami sampai mansion dan langsung beristirahat agar paginya kami bisa langsung ke pantai.

Pukul 05:00 AM semua sudah berkumpul. Tiba tiba Seungmin datang menghampiriku.

"Hel"

"Eh Seungmin, ada apa?"

"Bagaimana tidurmu? Nyenyak tidak?"

"Yaaa lumayanlah"

"Pasti memimpikan aku ya?" Aku terkekeh.

"Kata siapa aku memimpikanmu"

"Kataku barusan"
"Oh, jadi kamu tidak memimpikanku? Baiklah... ini tidak benar"

"Memangnya kamu memimpikanku?" Seungmin menatapku lekat.

'Kenapa orang ini pintar sekali membuat jantungku berolahraga' Batinku.

"Aku selalu memimpikanmu" Aku mengerjapkan mata. Aku yakin pipiku sudah merah sekarang.
"Pipimu merah, hehehe"

"A-apa, ini hanya karena udaranya panas"

"Di jam segini? Panas?" Aku menunduk malu.
"Hahaha, tidak papa kamu lucu jika malu seperti itu"

'Tuh kan dasar manusia bisanya bikin jantung bekerja 2 kali lebih cepat'

"Semuanya, ayo ke pantai matahari akan segara terbit" Ucap Moza.

"Yuk, ke pantai" Aku megangguk.

Sesampainya di pantai, kami bermain perang pasir. Seungmin mengejarku sambil membawa segenggam pasir.

"Moza! Ayo gabung. Ah! Awas aja kamu Rachel" Seungmin kembali mengejarku dan melemparkan pasir padaku.
"Kena!"
"Kamu kalah Rachel"

"Iya iya aku mengaku kalah"

"Hahaha"
"Eh, ada apa dengan Moza? Dia terlihat berbeda"

"Iya aku juga bingung, sejak dikamar tadi dia terlihat murung"
"Apa sesuatu terjadi padanya? Yaampun, aku khawatir padanya"

"Kamu teman yang baik"

"Ya?"

"Jarang ada orang seperti kalian yang peduli satu sama lain"

"Yaaa aku beruntung bisa berteman dengannya"

"Kalau begitu, nanti kamu tanyakan padanya, apakah dia baik baik saja atau tidak"

"Tentu!"

Kami melanjutkan permainan kami, hingga matahari benar benar sudah terbit.

Moza POV

Aku dan jaemin masih berbincang sampai sebuah suara memanggil Jaemin untuk kembali ke kelompoknya.

"Jaemin! Ayo kembali -Moza?"

"Halo Mark hyung"

"Wah kamu sedang berlibur rupanya, eum atau mungkin mengantar mereka berlibur"

"Keduanya hyung, berlibur dan mengantar mereka berlibur, hehehe"

"Yasudah nikmati liburanmu, dan maaf aku membawa Jaemin kembali ya"

"Tidak papa hyung, bawa saja kurung kalau bisa biar enggak kabur sendirian lagi"

"Ish, kamu ini" Jaemin mendelik.

"Hahaha, baiklah kami pergi dulu"

Setelah mereka pergi, aku kembali menatap kearah mereka yang masih perang pasir. Tiba tiba Hyunjin duduk disebelahku. Aku mencoba menghindar dari tatapannya. Entah kenapa rasanya menyakitkan berada didekatnya.

"Kamu marah padaku?" Tanyanya.
"Benar, kamu marah. Maafkan aku"

Tidak ada obrolan selama beberapa menit.
"Yasudah, aku pergi-"

"Tidak. Aku tidak marah" Hyunjin yang hendak berdiri mengurungkan niatnya itu.

"Benarkah?"

"Iya"

"Tapi kamu jadi lebih banyak diam"

"Apa diam artinya marah?" Dengan segala kekuatan, aku menatap kearahnya.
"Memangnya jika kamu diam, kamu sedang marah?"

"Tidak"
"Tapi diammu itu menunjukan kamu sedang... bermasalah"

"Kurasa tidak. Sama sepertimu, diamku bukan berarti aku ada masalah"

"Haha benar" Hyunjin membuang mukanya. Dia tertawa, tapi tawanya sangat hambar.

Hyunjin POV

Setelah melihat Jaemin dan Mark hyung -yang menjemputnya- pergi, aku langsung menghampiri Moza dan duduk disebelahnya.

'Kurasa dia benar benar marah' Pikirku.

Moza membuang mukanya dan menghindari tatapanku.
"Kamu marah padaku?"
"Benar, kamu marah. Maafkan aku"

Benar benar tidak ada percakapan. Aku merasa tidak enak padanya.
"Yasudah, aku pergi-"

"Tidak. Aku tidak marah" Aku yang hendak berdiri mengurungkan niatku saat dia bicara.

"Benarkah?"

"Iya"

"Tapi kamu jadi lebih banyak diam"

"Apa diam artinya marah?" Dia menatap kearahku, tatapannya benar benar tidak bisa diartikan.
"Memangnya jika kamu diam, kamu sedang marah?"

"Tidak"
"Tapi diammu itu menunjukan kamu sedang... bermasalah"

"Kurasa tidak. Sama sepertimu, diamku bukan berarti aku ada masalah" Ucapannya benar benar menusuk. Rasanya menyakitkan. Ini memang salahku.

"Haha benar" Aku mencoba tertawa walaupun aku tahu, dia akan sadar bahwa tawaku hambar dan dibuat buat.






Spesial part buat Rachel Seungmin hehe

[Paused] Mental illness + hhjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang