😘Happy Reading😘
Silau matahari masuk menerangi melalui celah jendela kaca. Menggeliatkan seorang gadis yang terbaring di atas ranjang. Kedua matanya mengerjab, menyesuaikan rangsangan cahaya untuk di trimanya. Anggota tubuhnya terasa lelah. Entah apa yang dilakukannya semalam. Di rasanya sebuah dekapan hangat yang melilit di pinggangnya. Brighita menoleh pemilik tangan itu, dan langsung terenyak syok.
"What the..." umpat Brighita pencilatan mendudukkan dirinya.
Dylan yang merasa adanya pergerakan ikut membuka matanya. Mengucek matanya dan menyugar rambutnya ke belakang. Pemandangan itu membuat Brighita tercengan. Damn! Kenapa pria itu sangat tampan! Brighita menggelengkan kepalanya. Membuyarkan kekagumannya terhadap Dylan.
"Apa yang kau lakukan?" tanyanya penuh emosi.
Dylan menguap. "Tentu saja tidur."
"Aku tau itu tuan! Maksudku apa yang kau lakukan dengan seranjang bersamaku?"
"Emm... Biar kupikirkan, semalam kau pingsan, lalu aku membawamu ke mension. Dan setelah itu aku turut serta tertidur di sampingmu."
Plakkk!!
Satu tamparan keras mendarat di wajah tampan Dylan.
"Apa yang kau lakukan?" geram Dylan tertahan. Ia sedikit kesal terhadap sikap Brighita yang menamparnya dan bukannya berucap terimakasih karena telah menolong gadis itu.
"Apa kita melakukan itu?" tanya Brighita bergidik ngeri. Tubuhnya merapat pada kepala ranjang dan mendekap selimut hingga batas lehernya.
"Apa?" gurat bingung timbul di wajah Dylan. Ia sedikit bingung akan maksud gadis itu. Apa? Dirinya melakukan apa? Dia hanya tidur di samping.... Aahh.. Sekarang Dylan tau maksud gadis itu.
"Oh iya maafkan aku. Aku tak bisa menahan diriku semalam." ucap Dylan dengan tampang menyesalnya.
"KYAAAAAAA!" teriak Brighita dengan tampang paniknya.
Melompat turun dariatas ranjang. Brighita mencoba menenangkan degup jantungnya. Matanya terpejam, sambil kakinya mencoba untuk melangkah sedikit demi sedikit. Menurut artikel yang pernah ia baca, jika seseorang yang baru pertamakali melakukan itu pasti akan merasa sakit di selangkangannya. Brighita memejamkan matanya, mencoba merasakan sakit itu. Namun nihil, pergerakannya tidak ada yang aneh. Ia juga tidak merasakan sakit apapun.
Brighita menoleh menatap Dylan yang berada di atas ranjang. Menatapnya dengan nyalang. Pria itu menaik turunkan kedua alisnya. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas. Boleh Brighita memuji pria menyebalkan itu? Tampang Dylan terlihat menggoda dengan menyangga rahangnya. Terlebih dengan tatapan mata pria itu yang.... Arghhhh.... Brighiga bisa gila. Brighita mengacak rambutnya asal sebelum beranjak menuju kamar mandi.
Setelah menyelesaikan mandinya. Brighita segera turun menuju dapur. Dalam perjalannya, Brighita memperhatikan setiap sudut interior mension itu. Tatanannya sangat berkelas dan menonjolkan sisi elegant. Brighita terperangah kagum. Mension yang ia tempati saat ini sangah besar dan indah dengan pemandangan dari pepohonan besar yang berdiri kokoh di area samping mension.
Brighita memicing melihat Dylan yang tengah berkutat di dapur dengan perabotan dapur.
"Sedang apa sir?" tanya Brighita memecah fokus Dylan.
"Oh kau sudah selesai. Duduklah, aku sedang membuatkan sarapan untuk kita." printah Dylan pada Brighita agar duduk di meja bar.
Brighita menurut, mendudukkan dirinya di meja bar yang terhubung dengan dapur.
Gadis itu terus memperhatikan Dylan yang dengan gesit mempermainkan peralatan dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Bastard Boyfriend [End]
Lãng mạnDylan Jordan Bouttier. seorang ahli waris dari Bouttier's group yang melarikan diri di saat akan di angkat sebagai Ceo oleh sang ayah. Dylan memilih New Zealand sebagai tempat pelariannya. Dylan Jordan dengan segala pesonanya, ketampanannya, serta...