MPBB\\25

41.9K 1.4K 154
                                    

Minal aidzin walfaizin🙏🙏
Mohon maaf lahir batin🙏🙏

Lama yaaa..???

Sebenernya pingin up pas malam takbir, tapi karena ada kumpul" sama temen, jadi aku milih tunda dulu up nya.

Tapi bener, akhir" ini aku lagi sibuk banget, tolong pengertiannya yaa manteman🙏

Makasih yang masih setia menunggu.. Terus komen" kalian yang gak bisa aku balas satu persatu...

Semoga bab ini bikin kalian puas...



♔My Precious Bastard Boyfriend♔


Dua minggu.

Dan Brighita masih belum juga sadar. Dylan kacau. Ia bahkan sudah tidak peduli terhadap sekitarnya lagi. Karena di jiwa terdalam Dylan ia sungguh menyesal dan bersalah.

Akibatnya, Clark yang saat itu baru tiba di tanah air langsung mengambil alih tugas Dylan di perusahaan. Tentunya Irham kembali membantu sebagai sekertaris sementara.

Orang tua Brighita tidak begitu mempertanyakan masalah yang terjadi di antara putri dan menantunya. Melihat Brighita yang masih dapat di selamatkan dari kecalakaan tragis sudah membuat mereka bersujud syukur. Apalagi melihat kondisi Dylan yang kacau membuat mereka iba melihat menantu mereka itu.

Jauh di antara mereka, Dylanlah yang paling terluka melihat kondisi Brighita saat ini.

Sering kali pandangan Dylan kosong. Dan saat akan di ajak berbicara, dia hanya akan diam.

Betapa terlukanya pria itu.

Saras prihatin melihat kondisi Dylan, putranya. Tapi mau bagaimana lagi, ini semua salah Dylan. Yahh meski belum sepenuhnya tau apa yang terjadi, tapi Saras sudah dapat menyimpulkan jika ini semua salah putranya.

"Kau ingin aku memukulmu?" tawar Clark yang saat ini duduk di ruang tunggu di samping Dylan. Merida menyenggol lengan Clark dan memberikan tatapan tajam.

Tapi melihat Dylan yang membalas anggukan kepala, Merida hanya mampu memejamkan mata. Selanjutnya sudah pasti ia tidak dapat mencegahnya.

Clark melayangkan pukulan mautnya tepat pada wajah Dylan. Membuat tubuh Dylan limbung dan jatuh.

Tak cukup sampai disitu, Clark meraih kerah baju Dylan, mencengkramnya erat. Pandangan mata Clark tak sesantai tadi, tatapannya berubah mematikan dan sadis. Tak segan-segan apabila mematikan lawan.

Dylan tergeletak pasrah menerima pukulan Clark. Tatapannya kosong dengan raut wajah datar. Kenapa dia tidak merasakan apapun?

Seorang pria merebut Dylan dari genggaman Clark. Mengambil alih posisi Clark saat ini. Tanpa babibu dia meninju perut Dylan dengan keras.

Clark diam melihat pria asing itu. Tapi senyuman simpul terpancar dari wajah tampannya.

Devano. Seperti orang kesetanan memukul setiap inci wajah Dylan. Padahal, wajah Dylan telah membiru karena telah menerima pukulan Clark sebelumnya. Devano tidak peduli jika pria itu mati sekalipun.

Bagaimana bisa, dua minggu di rawat di rumah sakit, dan Devano baru mengetahui kondisi Brighita. Itupun ia mengetahuinya dari sang kakak, Delano.

Merida menjerit melihat kondisi Dylan yang sekarat akibat ulah sang kekasih dan Devano. Ia terus meneriaki Clark agar membantu Dylan dan memisahkan mereka. Dan apa yang di katakan Clark justru membuat Merida geram.

"Biarkan saja. Dia harus merasakan sakit yang pernah dialami Brighita. Dengan begitu Dylan akan cepat pulih dan menemukan akal sehatnya kembali."

Merida memukul kepala bagian belakang Clark. "Kau gila! Dia bisa mati bodoh!"

My Precious Bastard Boyfriend [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang