Kiss me

11.9K 1.2K 213
                                    

Adit benar-benar kesal sehingga dirinya meninggalkan semua orang dan memilih untuk berada di halaman belakang rumah keluarga besarnya. Perasaan ini sungguh mengganggunya, perasaan di mana dirinya tidak menyukai tatapan memuja pria lain pada Tita. Dia amat sangat tidak menyukainya, terlebih tatapan Tita yang memandangnya datar.

Sial

Dia baru menyadari jika perasaan kosongnya selama beberapa tahun ini kini kembali terisi. Pertemuan pertamanya dengan Tita membuat otaknya memikirkan wanita itu, meskipun dirinya sedang bersama dengan Rani namun percaya atau tidak pikirannya terus memikirkan wanita lain. Perkataan Dara seketika menamparnya telak, seharusnya dia memutuskan Tita dengan baik-baik atau tidak memutuskan wanita itu sama sekali? Dan sungguh ia tidak percaya jika Tita akan menikah dengan Joe---sepupu tertuanya. Dia seperti mendengar lelucon di siang bolong, enggan mempercayai jika Tita akan menikah dengan sepupunya yang sialannya Tita juga akan mengurusi katering saat dirinya menikah?

Menikah

Menikah

Menikah

Sial

Ia seketika teringat jika sebentar lagi dirinya juga akan menikah dengan Rani, wanita sempurna untuk menemaninya. Tapi... Jika boleh jujur, semenjak dirinya bertemu dengan Tita. Rencana pernikahan yang dia rancang tiba-tiba saja tidak terpikirkan olehnya, entah semua ini efek masalah yang di alaminya belakangan ini atau memang karena Tita?

"Kenapa, kamu nggak bilang Ibu kalau Tita calon istri-nya Joe?" sahut suara wanita paru baya yang seketika menghentikan lamunannya.

Adit yang sedang menunduk langsung mendongak mendapati wajah sang Ibu yang terlihat kecewa dan juga sedih. Ia menghela napasnya kemudian mengembuskannya dengan berat. Bagaimana dia bisa memberitahu Ibu nya kalau dirinya saja baru mengetahui beberapa saat lalu, saat sepupu tertuanya mengumumkan.

"Bagaimana aku bisa menceritakannya, jika aku saja baru mengetahui beberapa saat lalu. Sama seperti kalian."

"Ibu kecewa sama kamu, Dit. Dengar, sampai kapan pun Ibu tidak akan memberimu restu jika kamu tetap menikah dengan Rani!" tegasnya kemudian berbalik lalu berjalan meninggalkan Adit dengan wajah frustrasinya.

_
_
_
_

Kini keluarga besar Adit tengah berada di ruang makan, mereka tengah duduk sambil bersenda gurau. Onyx hitam Adit sedari tadi terus mengawasi Tita yang duduk di depannya, wanita itu tersenyum setiap membalas perkataan keluarganya. Tak lama kemudian acara makan siang pun dimulai. Adit sibuk dengan makanannya, tidak menghiraukan semua orang yang silih berganti bertanya kepada Tita di sela makannya. Sampai dia tidak menyadari jika Joe sedari tadi memerhatikannya.

"Ehem, Ta. Aku lupa kenalin kamu sama saudaraku. Kenalin, ini Adit dia juga sebentar lagi mau nikah." sahut Joe santai sampai memperkenalkan Adit kepada Tita.

Tita hanya tersenyum tipis sambil mengulurkan tangannya di depan Adit. Sedangkan Adit yang mendengar namanya di sebut seketika mendongak lalu menatap datar tangan Tita. Jemari tangan kanannya mengerat begitu melihat Tita yang menyodorkan tangannya kepadanya. Adit benar-benar tidak percaya jika Tita menganggapnya orang asing, seolah-olah dirinya dan Tita tidak saling mengenal. Mengingat Tita yang berpura-pura tidak mengenalnya membuat dia kesal, dan mungkin sedikit marah. Bisa-bisanya wanita itu memperlakukannya seperti itu, demi Tuhan mereka bahkan berpacaran selama empat tahun!  Sulit dipercaya.

Begitu Adit diam saja tidak membalas uliran tangannya, Tita seketika menarik tangannya kembali dengan senyum kaku. Sedangkan Adit sendiri lebih menyukai memandang Tita lekat, tak peduli jika sepupunya itu mencurigainya. Sepertinya tindakan dirinya menarik perhatian keluarga besarnya, karena mereka semua kini tengah memerhatikannya.

"Well, kita sudah saling kenal." sahut Adit santai pada akhirnya dengan pandangan mata yang masih fokus pada Tita.

"Oh yaaa... Di mana?" tanya Joe dengan senyum lebar sambil melirik Tita dan Adit secara bergatian.

"Kampus. Y-ya dia... Seniorku di kampus." potong Tita cepat membuat Adit menampilkan seringai kecilnya. Jelas saja dia tahu penyebabnya, karena Tita tidak ingin Joe mengetahui tentang masa lalunya yang melibatkan dirinya. Namun berbeda dengannya, dia ingin sekali sepupunya itu mengetahui ada hubungan spesial diantara mereka.

"Benarkah?" tanya Joe lagi.

"Hm... Mungkin." balas Adit ambigu yang membuat Joe bingung menatap mereka berdua.

Tita seketika menghentikan aksi makannya, ia berdiri dari duduknya lalu menunduk meminta izin untuk ke kamar mandi. Adit yang melihat wanita yang sedari tadi berhasil menarik seluruh keluarga besarnya tiba-tiba menampilkan seringai setannya. Tanpa perlu pamit kepada keluarga besarnya seperti Tita, dia memilih cepat meninggalkan meja makan. Tanpa dicurigai anggota keluarganya kini pria itu diam menyender pada dinding di samping pintu kamar mandi.

Tita yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi seketika terkejut melihat Adit yang berdiri di depannya. Namun Tita segera menormalkan wajah kagetnya seperti semula, datar. Bisa saja pria itu ingin menggunakan kamar mandi, bukan menunggunya. Namun bergitu dirinya baru beberapa langkah berjalan lengannya seketik tertarik ke belakang, tubuh depannya seketika bertabrakan dengan dada bidang Adit. Onyx hitam itu memandangnya intens membuat Tita menelan ludahnya dengan berat.

"T-tolong le-lepaskan!" sahut Tita dengan suara bergetar, sambil menunduk. D irinya sungguh takut jika ada yang melihat dirinya dan Adit dengan posisi seperti ini, dia tidak ingin orang lain berpikiran yang tidak-tidak kepadanya.

"Jika aku tidak mau?" balas Adit yang semakin merapatkan tubuhnya sehingga mereka terlihat seperti berpelukan.

"Kumohon... " Tita berujar lirih, namun Adit tetap pada pendiriannya tidak ingin melepaskam wanita yang berada di dekapannya itu.

Tita sebisa mungkin mencoba melepaskan dekapan Adit dan juga tangannya yang pria itu ganggam. Namun tentu saja usahanya tidak berhasil mengingat tenaga seorang wanita yang tidak sepadan dengan tenaga pria. Tapi Tita tidak menyerah, dia terus berusaha untuk melepaskan dan Adit pun tidak mau kalah untuk melepaskan Tita begitu saja. Sampai kemudian mereka mendengar suara langkah kaki yang berjalan ke arah mereka berdua. Tita tentu saja panik berbeda dengan Adit yang sepertinya tidak terpengaruh sama sekali. Justru dia begitu menyukai ekspresi wajah Tita yang menurutnya menggemaskan.

"Kumohon, Dit." ujar Tita lagi dengan wajah memelas begitu mendengar langkah kaki seseorang yang kian mendekat.

"Kiss me, dan aku akan melepaskanmu." balas Adit sinting yang membuat Tita membulatkan matanya lebar.

_
_
_
_
_

Tbc

Wooo pendek yaa? Wkwk sengaja sih, karena aku nggak jadi bikin ini cerita ending hari ini wkwkwk... Aku lagi suka main-main dulu sama mereka berdua haha... Nggak apa-apa dong kalau pendek tapi cepet update? Daripada update panjang tapi lama kan? Wkwkk

So bagaimana dengan chap ini? Heheh

Girlsfriend's best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang