Kesempatan kedua

11K 1K 236
                                    

Adit benar-benar menuruti apa kata hatinya untuk mengejar Tita. Dia benar-benar mencintai wanita itu, segala sesuatu yang berhubungan dengan Tita ia cari tahu. Dia menyelesaikan semua masalahnya dengan Rani dan membatalkan rencana pernikahannya yang akan di gelar tiga minggu lagi. Adit tidak peduli dengan kerugian yang akan di terimanya. Dan dia pun mendatangi rumah Tita untuk meminta maaf atas semua kesalahan yang dia perbuat. Tara kakak tertua Tita marah kepadanya, sedangkan Papa Tita tidak mengetahui perihal masalahnya. Namun berbeda dengan Rama yang benar-benar murka kepadanya, kakak kedua Tita memukulnya hingga dirinya babak belur dan ia terima-terima saja. Lain hal nya dengan Mama Tita yang memang kecewa kepadanya, Mama Tita tidak banyak bicara hanya memberikannya obat luka untuk mengobati lukanya.

Dan sekarang dirinya akan menemui Tita di apartemennya untuk meminta maaf dan meminta wanitanya untuk kembali ke pelukannya.

Pagi-pagi sekali Adit sudah berdiri di depan apartemen Tita, ia memberanikan diri untuk menyambangi wanita itu. Meskipun nanti yang diterimanya tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan.

Pintu apartemen yang akan di ketuknya terbuka, menampakkan wajah pria yang familiar di matanya, Joe. Adit tentu saja kaget akan kehadiran Joe yang berada di dalam apartemen Tita sepagi ini. Dan begitupun dengan Joe, ia menatap bingung Adit yang sepagi ini berada di apartemen tunangannya.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanya Adit bingung.

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, apa yang kau lakukan di apartemen tunanganku sepagi ini?"

Adit diam mendengar pertanyaannya yang di balas dengan pertanyaan lagi oleh Joe.

"Well, mumpung kau ada di sini aku ingin mengatakan sesuatu." alis tebal Joe tertarik ke atas mendengar ucapan Adit.

🍟
🍟
🍟

"Apa yang kau lakukan di apartemenku?!" bentak Tita begitu melihat Adit yang tengah duduk santai di sofa.

Tita melirik ke arah sekitar untuk mencari Joe namun nihil, dia tidak menemukan tunangannya itu disini. Lalu tunangannya pergi ke mana? Apa jangan-jangan mereka bertemu dan Adit mengatakan yang tidak-tidak kepada Joe? Dan itu pasti benar, karena terbukti Joe tidak ada di mana pun.

"Jika kau ingin mencari Joe, percuma saja. Dia sudah pergi." sahut Adit datar yang melihat Tita berjalan ke sana kemari mencari saudaranya itu.

Tita seketika berhenti berjalan, dirinya kemudian memandang Adit dengan tatapan bertanya.

"Dan kenapa dia yang pergi? Bukan kau saja!"

Adit menghela napasnya, ia perlahan bangkit dari sofa yang di dudukinya kemudian berjalan menghampiri Tita yang masih berdiri.

"Karena dia ingin."

Mata bulat Tita menyipit memandang Adit.

"Pasti kau mengusirnya." tuduh Tita yang tidak mendapat balasan dari Adit.

"Apa yang kau bicarakan sampai Joe pergi?" tanya Tita lagi dengan sorot mata yang menantang.

"Membicarakan apa yang harus di bicarakan."

"Kau..."

"Kita harus bicara, Ta." potong Adit.

"Sedari tadi kita sudag berbicara, apa kau tuli?" sarkas Tita yang benar-benar sudah capek dengan drama yang di lakukan pria di hadapannya itu.

Adit menundukkan wajahnya beberapa saat sehingga kini tinggi tubuh mereka sejajar. Tak berapa lama, Adit kembali mengangkat wajahnya dengan sorot mata yang sulit diartikan.

"Aku minta maaf," ucapnya pelan yang terdengar tulus di telinga Tita.

Tita yang tidak menyangka mendengar ucapan permintaan maaf yang keluar dari dalam mulut Adit hanya bisa diam terpaku. Tubuh Tita seketika menegang begitu merasakan sentuhan pelan pada kedua tangannya. Tita yang menyadari jika Adit memegang kedua tangannya berusaha dengan keras melepaskan genggaman Adit pada tangannya. Namun, Adit tidak membiarkan itu semua, dia tetep menggenggam tangan Tita meskipun wanita itu mencoba melepaskan.

Girlsfriend's best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang