Season 2 ~ Part 1

843 86 12
                                    

Sejak sore hari itu ketika Adit dan Tita kembali bertemu, setelah semua permasalahan mereka selesai.

"Ta, kamu balikan lagi sama Adit?" Dara masuk ke dalam ruangan sahabatnya itu.

Tita yang duduk dibelakang meja mendongak menatap sahabat yang tak tau diri itu.

"Ck kebiasaan deh, nggak ketuk pintu dulu."

Dara mengibaskan tangannya tidak peduli.

"Lagian kamu nggak bakal ngapa-ngapain juga."

Tita mendengus mendengarnya, ia kembali sibuk dengan berbagai kertas di depannya.

"Emang aku, kamu. Liat tempat sepi bentar aja gatel banget."

Dara terkekeh mendengarnya.

"Iyaa nggak apa-apa toh sama-sama enak."

"Sumpah deh, Ra. Kamu kalau mau ngomongin nggak penting mending di luar deh. Jangan gangguin aku dulu." Sebal Tita. Dia risih selalu mendengar ucapan nyeleneh sahabatnya itu.

Mendengar omelan Tita membuat Dara mendengus sebal, sahabatnya itu masih saja kolot.

"Jadi gimana?"

"Gimana apanya?"

"Kamu balikan lagi sama Adit?"

"Nggak,"

Mata Dara memicing mendengar jawaban Tita. Karena jelas dia tidak mempercayainya.

"Terus maksud Ardan apaan kalau Adit sering jemput kamu pulang."

"Iye jemput aja, nggak ada apa-apanya." Tita masih santai menjawabnya, sedangkan Dara yang bertanya mulai dongkol.

"Sumpah deh, Ta. Kamu nyebelin, aku nanya serius!"

Tita kali ini memfokuskan pada Dara dan dia meninggalkan kerjaannya.

"Kamu mau denger jawaban aku apasih, Ra? Aku emang nggak balikan lagi sama Adit."

"Tapi kenapa kamu terima ajakan Adit?"

"Iya emang apa masalahnya? Toh aku sama dia udah baik-baik aja."

Tita serius menjawab seperti ini, dia memang baik-baik saja. Tidak memiliki dendam pada Adit meskipun dulu pria itu sudah menyakitinya.

"Aku nggak mau kamu balikan lagi sama dia."

"Kita nggak balikan, Ra. Kamu harus percaya dong sama aku."

"Iya sekarang, nggak tahu kalau nanti. Ingat yah, Ta. Adit cowok brengsek yang udah nyia-nyiain kamu. Dan aku nggak mau kamu balikan lagi sama dia." Peringat Dara tidak main-main.

Tita hanya menghela napasnya dan mengangguk. Toh dia memang tidak berniat untuk berpacaran kembali dengan Adit. Rasanya sulit, ada hal-hal yang belum bisa ia terima, meskipun dia sudah memaafkan pria itu.

"Kandungan kamu gimana?"

Kali ini Tita yang bertanya, dan membuat Dara seketika melupakan Adit.

Wajah wanita yang sudah menikah itu terlihat senang.

"Baik, kamu bakalan punya dua keponakan."

Mata Tita seketika membola, dia kaget dan ikut senang mendengarnya.

"Aku ikut senang mendengarnya, selamat. " ucap Tita tulus.

Tita sangat tahu bagaimana inginnya Dara memiliki anak, meskipun dulu Dara dan Ardan berpacaran kelewat batas namun mereka tidak sampai memiliki anak. Namun, saat pernikahan mereka menginjak 4 tahun, tahun ini. Akhirnya mereka diberi momongan juga, Ardan bahkan menangis melihat Dara yang begitu bahagia mengabarinya. Sebenarnya bagi Ardan meskipun mereka belum memiliki anak dia tidak masalah, asalkan Dara yang terpenting baginya. Ia selalu iri melihat Ardan yang begitu memuja Dara selalu ada saat Dara membutuhkannya. Namun, dia juga ikut bahagia melihat sahabatnya diperlakukan seperti itu oleh seorang pria.

Girlsfriend's best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang