Kucoba ungkap tabir ini
Kisah antara kau dan aku
Terpisahkan oleh ruang dan waktu
Menyudutkanmu meninggalkankuKu merasa telah kehilangan
Cintamu yang telah lama hilang
Kau pergi jauh karena salahku
Yang tak pernah menganggap kamu adaAsmara mengisahkan kita Mengingatkanku pada dirimu
Gelora mengingatkanku Bahwa cintamu telah merasuk jantungkuSejujurnya (sejujurnya) 'ku tak bisa
Hidup tanpa ada kamu aku gila Seandainya (seandainya) kamu bisa Mengulang kembali lagi cinta kita
Takkan kusia-siakan kamu lagiFirman-Kehilangan.
***
Adit benar-benar telah kehilangan Tita untuk selama-lamanya. Tita telah menolaknya telak dan dia tidak bisa berbuat apa-apalagi untuk meyakinkan wanita itu. Segala upaya telah ia coba untuk membuat Tita menjadi miliknya kembali, namun Tita tetap pada pendiriannya untuk menolaknya. Ia tahu kesalahannya di masa lalu telah menorehkan luka yang begitu besar pada Tita, maka wajar saja rasanya jika Tita menolaknya. Hanya saja, ia masih tidak percaya jika wanita itu tidak memberikannya kesempatan kedua.
Adit tertawa getir sambil memukul dadanya, rasanya begitu menyakitkan di tolak seperti itu oleh wanita yang dicintainya. Mungkin ini balasan atas semua dosa yang dia lakukan pada wanita baik seperti Tita. Dan yang dilakukannya kini hanya menerima.
Adit memberhentikan mobilnya pada sebuah bangunan yang lumayan mewah, onyx hitamnya menyipit begitu melihat seorang wanita yang keluar dari rumah tersebut dengan penampilan berantakan. Wanita itu kemudian masuk ke dalam sebuah taksi yang melewati ke arahnya, dan tak lama berselang seorang pria keluar dari bangunan tersebut hendak mengejar taksi yang ditumpangi sang wanita. Namun sayang taksi itu pergi dengan kecepatan penuh sehingga si pria tidak dapat mengejarnya.
Kening Adit semakin mengerut dalam melihat penampilan mereka berdua yang berantakan. Tak ingin menunggu terlalu lama di dalam mobil, Adit keluar menghampiri kakak sepupunya itu yang masih menatap jalanan dengan kosong.
"Mas." tepuk Adit pada bahu Joe membuat pria yang berbeda beberapa tahun di atasnya itu tersentak kaget.
"Adit?" tanya Joe balik dengan suara yang terdengar kaget.
"Hn."
"Ada apa kamu kemari?" tanyanya lagi sambil menyuruh Adit masuk ke dalam rumahnya namun Adit menolaknya.
Adit menghela napasnya dengan berat, ia mengacak surai hitamnya terlihat sekali dirinya frustrasi dan Joe hanya bisa diam memerhatikan.
"Aku... Menyerahkan Tita untukmu, Mas. Luka yang aku torehkan terlalu dalam untuknya, aku nggak bisa terus maksa dia buat kembali. Dan sepertinya, dia lebih mencintaimu. Aku titip Tita, aku tahu kau bisa membahagiakan dia daripada aku." ujar Adit lirih dengan senyum miris.
Joe yang melihat adik sepupunya itu hanya bisa terdiam.
"Kau menyesal?" tanya Joe setelah dirinya mengetahui hubungan masa lalu diantara Tita dan Adit.
"Sangat."
"Apa kau mencintainya?" kejar Joe lagi yang kini menatap Adit dengan tatapan tegas.
"Ya!" balas Adit dengan mantap, menatap kakak sepupunya itu dengan pandangan tegasnya.
"Jaga Tita baik-baik, Mas. Dia wanita baik," sahut Adit kembali kemudian berbalik, berjalan masuk ke dalam mobil meninggalkan Joe yang menatap punggung Adit dengan tatapan tidak biasa.
💔
💔
💔Tita memandang layar komputer dengan pandangan kosong, kejadian tadi pagi membuatnya tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Jujur saja otaknya masih sibuk mencerna setiap penjelasan Adit. Hatinya yang semula tetap beku akan Adit kini mulai mencair kembali, jujur saja dia mulai percaya dan ingin mencoba kembali namun di dalam lubuk hatinya yang terdalam dia belum bisa. Dia takut jika Adit kembali seperti dulu, menyakitinya.
Helaan napas terdengar memenuhi ruangannya. Tita melirik ponselnya yang masih saja sepi tak ada notifikasi apapun pada layar ponselnya. Dia jadi mengkhawatirkan Joe--tunangannya itu belum juga mengabarinya, padahal yang paling bersemangat untuk membalas pesan itu Joe bukan dirinya. Ia jadi teringat kejadian sebelum Adit menyambangi apartemennya, dan Joe jelas menunggunya di dalam apartemen. Dia jadi merasa takut jika Adit membongkar hubungannya dulu sebagai mantan sepasang kekasih. Joe pasti marah kepadanya dan sebelum hubungannya merengga, ia harus segera menjelaskannya dengan Joe sampai pria itu mau mempercayainya.
Bisa kita bertemu? Jam 8 malam, di kafe depan kantormu.
Send.
Dan setelah itu Tita mencoba fokus dengan pekerjaannya, walaupun sangat sulit rasanya.
🏩
🏩
🏩Setelah makan siang berlangsung Adit tidak kembali ke kantornya, mobil hitam mewahnya berhenti di pinggir jalan. Adit keluar dari dalam mobilnya, berjalan menghampiri seorang wanita yang sedang duduk di sebuah bangku panjang yang memang tersedia di sana.
"Mbak Kinan?" tanya Adit ragu ketika dirinya kini berdiri di depan wanita yang sedang menunduk tersebut.
Iris madu itu mendongak ketika mendengar namanya di panggil. Mata cantik Kinan membulat ketika melihat seseorang yang di kenalnya berdiri di depannya.
"A-Adit?" tanyanya memastikan yang di balas dengan anggukan dari Adit.
"Mbak gimana kabarnya?" tanya Adit lagi yang kini telah duduk di samping Kinan.
Kinan menghela napasnya dengan kasar sebelum menjawab pertanyaan Adit.
"Hm baik, bagaimana denganmu?"
"Tidak," balas Adit mantap yang langsung mendapat tatapan tanya dari Kinan.
"Tubuhku memang baik, tapi tidak dengan hatiku. Wanita yang kucintai akan menikah dengan pria lain." ujarnya diakhiri dengan senyum dipaksakan.
Perkataan Adit membuat Kinan seketika terdiam, matanya kini menatap ke arah lain tidak terfokus memandangi lawan bicaranya.
Kinan seolah tersadar dari sesuatu mambuat dirinya seketika bangkit berdiri, Adit yang sedari tadi memerhatikan Kinan menaikkan alisnya tinggi.
"Senang bertemu denganmu lagi, Dit. Aku harus pergi, sampai jumpa." sahut Kinan seraya berbalik memunggungi Adit dengan perlahan dirinya pun mulai melangkah meninggalkan Adit dengan tanda tanya besar di kepalanya.
Langkah Kinan semakin cepat meninggalkan tempat di mana dirinya bertemu dengan Adit. Jemarinya menggenggam erat tali tasnya, terlihat jika dirinya merasa kacau sekarang. Langkah Kinan yang tidak menentu membuat dirinya hampir beberapa kali menabrak orang pejalan kaki, sampai sebuah lengan mencekalnya.
Netra madu yang sedari tadi tidak fokus itu membelalak begitu melihat iris jelaga yang tengah menatapnya dengan pandangan sendu. Kinan sebisa mungkin melepaskan cekalan pria itu pada lengannya, namun pria beriris jelaga enggan melepaskan.
"Lepas!" sentak Kinan keras namun tidak diindahkan oleh Joe.
"Kubilang lepas!" serunya lagi namun Joe tetap pada pendiriannya.
"Kita harus bicara." sahut Joe dengan lembut yang langsung mendapat penolakan tegas dari Kinan.
"Tidak ada yang perlu kita bicarakan, kau akan menikah dan itu sudah pasti." desis Kinan tajam sambil terus meronta lengannya minta dilepaskan.
Sebelum Joe kembali bersuara, suara seseorang berhasil mencuri perhatian mereka berdua.
"Joe?" tanya Tita bingung memandang Kinan dan Joe dengan pandangan ingin tahu.
-
-
-
-Tbc
Hai halooo xD ada yang menunggu cerita ini? Maafken kalau lau update. Sedikit dan pendek? Sengaja sih sebenernya pengen tau juga kalian masih suka sama cerita ini apa nggak? Wkwkwk soalnya mau aku remake kalau membosankan hehe...
KAMU SEDANG MEMBACA
Girlsfriend's best Friend
RomanceShortstorry Tita benar-benar tidak mengerti arti dirinya bagi Adit. Cowok kaku, irit bicara, dewasa, yang sialnya begitu dicintai olehnya. Adit selalu menomor dua-kannya dengan Rani 'sahabat' cowoknya. Bukan sekali dua kali Adit melupakan janjinya...