Warning : Ini cerita family ya, jadi jangan berharap ada banyak adegan romansa. ^-^
Semoga bisa menjadi bacaaan fav kalian lainnya.
.
.
.
Dilarang menyalin, menjiplak sebagian atau pun keseluruhan isi cerita dan mempublikasikannya tanpa seizin saya.
.
.
.
Happy reading!
.
.
.
Prolog
.
.
.
Eve tersentak bangun dari mimpi buruknya. Ia mengusap wajah dengan kasar lalu melirik ke arah kanan, tepat ke meja nakas yang ada di sisi kanan ranjang. Jam digital yang diletakkan di atas nakas sudah menunjukkan pukul empat pagi. Dengan cepat ia beranjak bangun, meraih ikat rambut di nakas lalu bergegas menuju kamar mandi. Eve mandi dengan cepat, berganti pakaian lalu turun ke lantai satu menuju dapur.
Empat orang pelayan muda memberi salam kepadanya. Keempat wanita itu lalu beranjak meninggalkan dapur. Semua orang di dalam rumah keluarga Lee sudah tahu jika Eve tidak suka diganggu saat berada di dalam dapur. Wanita itu tidak menyukai orang-orang mengganggu kegiatannya saat memasak.
Dengan langkah ringan dia berjalan menuju kulkas untuk mengeluarkan beberapa bahan makanan yang akan dia gunakan, pagi ini. Eve bekerja dalam keheningan. Sebuah langkah kaki yang berjalan mendekat ke arahnya tidak membuatnya berpaling.
"Sam tidak ada di rumah."
Eve tidak langsung menjawab, tangannya sibuk mengaduk sup yang tengah dimasak di dalam panci. Hanya ada satu orang yang berani mengganggunya saat berada di dalam dapur—Bibi Kim. Suara ketel terdengar nyaring, menandakan air telah mendidih di dalam teko. "Aku tahu," jawabnya kemudian. Ia melirik singkat ke arah Bibi Kim, pelayan paling tua di kediaman keluarga Lee. Wanita berusia enam puluh lima tahun itu sudah mengabdi selama lebih dari empat puluh tahun di kediaman ini.
Ia menjeda, mengangkat satu bahunya tak acuh. "Aku tahu," ujarnya setelah terdiam beberapa saat. Satu tangannya ia gunakan untuk mematikan kompor. "Setidaknya aku sudah melakukan kewajibanku."
Bibi Kim tersenyum, terlihat tipis. Tangan keriputnya membelai punggung nona mudanya dengan gerakan pelan. "Aku akan memukulnya jika dia tidak menyantap hidangan yang sudah kau siapkan ini!" janji Bibi Kim, ekspresinya terlihat sangat serius saat mengatakannya.
Eve tersenyum lembut, ia menyandarkan kepalanya di bahu Bibi Kim untuk waktu singkat. Sup rumput laut sudah terhidang di atas meja makan. Eve menghela napas, terlihat puas melihat masakannya sendiri. "Hari ini aku pulang larut malam," ujar Eve kepada Bibi Kim yang berjalan di belakang punggungnya.
"Banyak pekerjaan di kantor?"
"Begitulah," jawab Eve singkat. Untuk terakhir kalinya ia mengulum sebuah senyum sebelum kembali ke kamarnya untuk bersiap pergi ke kantor.
Detik demi detik berlalu dengan cepat. Tepat pukul sebelas malam Eve kembali pulang ke kediamannya. Wanita itu menghela napas panjang saat melihat banyaknya kendaraan mewah yang terparkir di halaman rumah. Sayup suara musik terdengar. Sam pasti sedang mengadakan pesta di dalam rumah, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMAT - Lavender Dreams
RomanceVERSI LENGKAP BISA DIBELI DI GOOGLE BOOK/PLAY Lavender Lee, wanita berusia tiga puluh tahun lahir dari salah satu keluarga terkaya di Korea Selatan. Sosoknya yang karismatik, dan tegas seringkali membuat ia ditakuti oleh orang-orang di sekitarnya. ...