Dilarang menyalin, menjiplak sebagian atau pun keseluruhan isi cerita dan mempublikasikannya tanpa seizin saya.
.
.
.
Bab 2. Kesalahpahaman yang Lain
.
.
.
Sakit kepala hebat menyerang Eve saat dia terbangun, pagi ini. Wanita itu memijat keningnya dengan gerakan perlahan, mengabaikan suara langkah kaki di dalam ruangan itu. Eve mengembuskan napas keras, lalu mendudukkan diri di atas ranjang. Ia masih mengenakan pakaian yang sama sejak kemarin. "Kepalaku sakit sekali," ujarnya, terdengar mengeluh.
Di sisi ruangan, Bibi Kim menoleh. Ia membawa baki berisi sup haejangguk lalu meletakkannya di nakas samping ranjang. "Kau mabuk berat tadi malam," tukasnya. "Habiskan supnya, itu bisa meredakan sakit kepalamu," sambungnya.
Cr : Koreaboo
Dengan gerakan pelan Bibi Kim duduk di sisi ranjang. Ditatapnya wajah Eve dengan pandangan lembut. "Sebenarnya kemarin kau pergi ke mana?"
Eve mengembuskan napas pelan, tangannya mengambil nampan di atas nakas lalu meletakkannya di atas pangkuan. "Kencan," jawabnya tanpa bisa menatap lawan bicaranya. Rasa hangat menggoda lidahnya saat suapan pertama masuk ke dalam mulut. "Enak," pujinya, tersenyum tipis.
Bibi Kim terdiam, terlihat jelas tidak mempercayai ucapan anak asuhnya. Namun, untuk kali ini dia memutuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut. Eve pulang dengan selamat pun sudah cukup untuknya. "Seorang pria muda mengantarmu pulang tadi malam."
Eve mengangkat wajah dari depan mangkuk, menatap lekat Bibi Kim dengan satu alis diangkat tinggi. "Pria muda?"
Anggukan Bibi Kim membuat Eve menekuk keningnya dalam. "Dia mengatakan jika kau dirampok."
Eve memiringkan kepala ke satu sisi, berusaha untuk mengingat kejadian tadi malam. Perlu beberapa detik hingga akhirnya ia terkesiap, mulutnya membentuk lingkaran kecil. "Benar, seseorang menjambret tas tanganku," ucapnya. Ia merogoh saku jas yang masih dikenakan sejak kemarin lalu mengeluarkan telepon genggamnya dari sana. "Kemarin aku terlalu mabuk untuk melawan, untung ada seseorang yang menolongku."
Ia terdiam sejenak, mengambil napas panjang sebelum akhirnya meletakkan kembali nampan supnya di atas nakas. Eve beranjak, berdiri untuk mencharge telepon genggamnya. Eve memeluk dirinya sendiri dengan satu tangan sementara satu tangan yang lain mengangkat gagang telepon. Dia melakukan panggilan dengan cepat untuk memblokir semua kartu debit dan kreditnya.
Eve kembali berbalik untuk menghadapi Bibi Kim yang sekarang sibuk membereskan nampan sup. "Terima kasih!"
Bibi Kim berbalik. "Untuk apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMAT - Lavender Dreams
Roman d'amourVERSI LENGKAP BISA DIBELI DI GOOGLE BOOK/PLAY Lavender Lee, wanita berusia tiga puluh tahun lahir dari salah satu keluarga terkaya di Korea Selatan. Sosoknya yang karismatik, dan tegas seringkali membuat ia ditakuti oleh orang-orang di sekitarnya. ...