Author playlist : Bigbang - Last Dance
***
Dilarang menyalin, menjiplak sebagian atau pun keseluruhan isi cerita dan mempublikasikannya tanpa seizin saya.
.
.
.
Disclaimer: the photos used in this post do not belong to me. Credits to the owners
.
.
.
Bab 8. Pilihan
Jung Woo mengendarai mobil pribadinya seperti orang kesetanan. Jarak tempuh yang biasanya harus memakan lebih dari empat puluh menit, berhasil dipangkas setengahnya. Setelah memarkirkan kendaraannya di tempat aman, Jung Woo keluar dari dalam mobil, lalu menghubungi Jae Yong untuk menanyakan dimana keberadaan Eve saat ini. Perlu waktu lima menit hingga ia bertemu dengan mata-matanya. Jae Yong meliriknya singkat, lalu menunjuk ke arah Eve dengan dagunya.
"Tugasku selesai," kata Jae Yong. Terselip nada penyesalan dalam suaranya. Ia menelan ludah, berusaha menguasai dirinya. Sial, kenapa rasa bersalah itu berkembang menjadi semakin hebat? Ia bertanya di dalam hati. Hjae Yong terdiam untuk beberapa saat. Pandangannya kini tertuju kepada Eve yang terlihat tengah menikmati kembang api yang menghiasi langit Seoul, malam ini.
Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, sementara satu ujung sepatu yang ia kenakan diketuk-ketukkan ke atas trotoar. "Aku pulang!" sambungnya, masih dengan nada yang sama. Jae Yong melirik ke arah Eve untuk terakhir kali sebelum berbalik.
Jung Woo bisa mendengar helaan napas berat dari remaja pria itu saat melangkah meninggalkannya di sana. Di sekitarnya, orang-orang berlalu lalang, menikmati suasana musim panas yang ceria. Di kota sedang berlangsung festival musim panas saat ini hingga suasana masih sangat ramai walau waktu sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh malam.
Kakinya melangkah pelan. Secara otomatis dia membungkukkan badan, berpura-pura menalikan tali sepatunya saat Eve menoleh tepat ke arahnya. Helaan napas penuh kelegaan Jung Woo meluncur saat wanita itu kembali menoleh, menikmati suasana di sekitarnya.
Keduanya hanya berjarak sekitar sepuluh meter. Jung Woo memutuskan untuk membeli sebuah topi dari pedagang kaki lima untuk menyembunyikan sebagian wajahnya. Ia melangkah tepat di belakang punggung Eve. Suasana ramai membuat wanita itu tidak menyadari keberadaan Jung Woo yang tengah mengikutinya.
Awalnya, Jung Woo memang ingin menemui Eve, memintanya pulang walau mungkin harus memaksa. Namun, melihat kebahagiaan di wajah wanita itu, siapa yang akan tega? Eve terlihat bebas, dan yang terpenting wanita itu terlihat bahagia. Dia bahagia dengan caranya.
"Apa ini yang kauinginkan?" Jung Woo berbisik kepada dirinya sendiri. Matanya mengerjap pelan, menatap lurus seorang Eve yang dengan gembira menikmati makanan ringan yang dijajakan oleh pedagang kaki lima. Malam ini, Jung Woo memutuskan untuk menemani Eve walau secara tidak langsung. Wanita itu pasti akan kembali setelah merasa puas, pikirnya.
.
.
.
Waktu melesat seperti anak panah. Eric dan Samuel membelalakkan mata saat Daniel menerobos masuk ke dalam ruang keluarga Keluarga Lee dengan membawa sebuah majalah di tangannya. "Apa kalian sudah melihat ini?" tanya Daniel sembari menyodorkan sebuah majalan ke muka Eric.
Satu alis Eric diangkat tinggi saat menerima majalah dari tangan Daniel. Sam yang duduk sedikit jauh, akhirnya merapatkan diri ke arah kakak keduanya, penasaran dengan berita yang berhasil membuat wajah Daniel sepucat kapas. "Eve?" gumam Eric. Suaranya terdengar aneh bahkan untuk indra pendengarannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMAT - Lavender Dreams
RomansaVERSI LENGKAP BISA DIBELI DI GOOGLE BOOK/PLAY Lavender Lee, wanita berusia tiga puluh tahun lahir dari salah satu keluarga terkaya di Korea Selatan. Sosoknya yang karismatik, dan tegas seringkali membuat ia ditakuti oleh orang-orang di sekitarnya. ...