💔Berubah💔

102 8 0
                                    

    Di kamar Ran memandang gaun yang diletakkan diranjangnya. Gaun indah berwarna merah marun. Di sebelah gaun itu ada sebuah kardus. Ran membukanya, ternyata isinya adalah high heels berwarna serupa dengan warna gaunnya.

   "Ihh Bunda, sepatunya tinggi banget." Gerutu Ran sebel.

    Ran mengela napas pelan ia berbalik menuju almari kecil di dekat ranjangnya dan mengambil foto. Foto tiga bocah kecil -Laras, Ditho, dan Ran- yang diberi gambar hati pada wajah Ran dan Ditho.

    Mungkin ini adalah waktunya untuk berubah menjadi feminim, kata Ran dalam hati. Benar kata Olvie, ia harus mengungkapkan perasaannya kepada Ditho sebelum terlambat. Ran berpikir mungkin saat pesta nanti, ia harus buktikan bahwa dia juga bisa menjadi cewek yang feminim dan cantik.

Ran beranjak dari ranjang kemudian ia mengembalikan foto itu ke lacinya, dan ia memasukkan gaun serta high heels kedalam almari pakaiannya.

Sayup-sayup Ran mendengar hp nya berdering, ada telepon.

"Halo?" Sapa Ran.

"Siang Ran! Besok Malam nonton yuk!" Terdengar suara Arif di telepon.

Ran berpikir cukup lama.

"Lain kali aja ya kak." Kata itu muncul begitu saja dari mulut Ran.

"Yahh..." Suara Arif terdengar sangat kecewa, "Padahal aku udah beli dua tiket lho."

"Maaf ya Kak, besok malam gua ada acara."

"Ya udah gak papa."

Telepon langsung tertutup. Ran heran tumben Arif ngajakin nonton, tapi Ran berusaha untuk tidak memikirkan hal itu sekarang. Ia ingin fokus pada rencananya untuk mengungkapkan isi hatinya pada Ditho.

✨✨✨✨✨

Sore hari Ran terbangun dari tidurnya karena mendengar suara ketukan pintu kamarnya. Ran langsung melangkah menuju pintu dan membuka pintu kamarnya . Ia melihat Ditho berdiri tepat depan kamarnya membawa sesuatu.

"Ini aku bawain sesuatu." Kata Ditho memberikan bingkisan.

"Apa nih?" Tanya Ran penasaran sekaligus senang.

"High heels buat besok. Aku beli dua yang sama buat kamu dan Laras." Kata Ditho sambil melangkah.

Ran mengikuti dari belakang. Mereka menuju ruang tamu.

"Aku pergi dulu ya. Ada yang mau aku kerjain." Pamit Ditho ke Ran.

Ran mengangguk, " Kakak bawa sepeda?"

"Iya."

Ran menaruh bingkisan yang diberikan Ditho diatas meja, lalu ia mengantarkan Ditho sampai ke pintu gerbang.

"Hati-hati ya kak!" Ucap Ran sambil melambaikan tangannya.

Ditho tersenyum manis sambil mengangguk. Ia mulai mengayuh sepedanya dan menghilang dari pandangan Ran. Setelah matanya tak lagi mencapai Ditho, Ran bergegas masuk kemudian mengambil bingkisannya dan membukanya di kamar. Sebuah sepatu berwarna merah, cantik. Ran merasa sedikit aneh saat melihat bagian hak sepatunya. Sepertinya ada goresan kecil, tapi Ran mengabaikannya dan menyimpannya di lemari tepat disebelah sepatu yang tadi di belikan Bundanya.

✨✨✨✨✨

👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻

🌻Hati yang terluka🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang