Trust [ JEH & JJK ]

16.

Sebelum membaca yuk vote terlebih dahulu.

.

.

.

~ Happy Reading ~

" Eomma... Jangan bercanda. Ini semua tidak serius bukan, aku dan Eunha ? Bagaimana mungkin kalian menjodohkan ku dengannya." Jungkook Menatap tak percaya ke arah nyonya Jeon yang balas menatapnya dengan sendu.

" Apa menurutmu Eomma sedang bercanda saat ini? Kami benar-benar serius menjodohkan kalian, dan Eomma harap kau segera memutuskan hubungan mu dengan Yeoja itu." Ujar nya setelah mengatakan hal itu Nyonya Jeon berlalu keluar meninggalkan Jungkook sendiri di kamarnya memberikan waktu pada putra semata wayangnya itu untuk memikirkan semua keputusannya.

Blamm...

Jungkook menatap Pintu kamarnya yang tertutup dengan sendu, perasaan nya benar-benar kacau hari ini saat mendengar tentang perjodohan antara dia dan Eunha. Perasaan yang bisa mewakili Jungkook saat ini, antara merasa bimbang dan juga kesal dengan keputusan Eommanya yang ingin menjodohkannya dengan Jung Eunha. Bukannya Jungkook ingin menolak perjodohan ini, namun hubungannya dengan Jung Eunha hanya sebatas sahabat apalagi ada seseorang yang telah mengisi hatinya. Tapi dia tidak bisa menampik, ada rasa bahagia di hati kecil nya saat mengetahui bahwa dia dan juga Eunha sudah terikat dengan adanya perjodohan di antara mereka berdua.

Jungkook Menghembuskan nafasnya dengan kasar, menjatuhkan tubuhnya sendiri ke atas kasur menatap langit-langit kamarnya.

" Maafkan aku Eunha-ya. Aku memang Namja yang egois, tapi aku masih menyayangimu sebagai sahabatku dan aku juga tidak bisa melepaskan Yeri begitu saja." Batin nya dengan lirih.

.

.

.

House Family Kim.

Rumah besar dengan interior yang unik, membuat siapapun akan terkagum melihatnya. Bangunan persegi panjang berbentuk unik tapi elegan, membuat siapapun pasti ingin memilikinya. Beruntung sekali yang mempunyai rumah unik tersebut, bahkan harga pembangunan rumah tersebut bisa di pastikan sangat mahal harganya.

Di teras rumah yang terletak di lantai atas, terlihat seorang Namja sedang duduk di sebuah kursi dengan ponsel yang berada di genggamannya.

Tangannya kini bergerak licah di layar ponsel mengetikan sesuatu, senyuman miring tiba-tiba tercipta di bibir tipisnya setelah selesai mengirimkan sebuah pesan.