2. Parafilia bukan BDSM

10.6K 1.4K 482
                                    

Han Jisung berjalan di sepanjang lorong asrama yang tampak sepi di sore hari begini. Banyak mahasiswa yang belum kembali dari kampus atau masih bermain-main karena enggan jika hanya berdiam diri di kamar asrama, salah satunya pemuda berambut pirang itu.

Tangan kanannya menenteng laptop dan membawa ponselnya di tangan kirinya. Dilompatinya setiap dua anak tangga dengan alasan agar mempersingkat waktu.

Siang tadi dosen pembimbing mata kuliah memberi tugas dengan nama "save a life", yang mengharuskan Jisung mencari pasien dengan penyakit psikis sebagai bahan penelitiannya. Dan Jisung sudah berencana akan mencarinya di internet saja daripada susah-susah mewawancarai orang asing. Hihihi.

Kini Jisung memasuki gedung perpustakaan yang terletak di sebelah parkiran fakultas teknik. Mendudukkan dirinya di salah satu kursi dipojokkan ruangan ber-AC itu dan membuka laptopnya untuk mencari laporan penelitian terkait tugas yang diberikan dosen.

Sibuk berkutat dengan laptopnya hingga tak sadar sudah ada seseorang yang duduk di kursi yang terletak tepat berhadapan dengannya.

"Sibuk nugas, Jis?"

Jisung melirik ke arah sumber suara. Rupanya kak Minho.

"Ah iya nih, susah juga kalo nyari di internet ternyata," ucap Jisung sambil melanjutkan kegiatannya.

Namun seketika sambungan internet di laptop Jisung terputus. Ternyata sudah lebih dari satu jam waktu penggunaan WiFi gratis di perpustakaan. Sungguh pelit memang kampusnya itu.

Pemuda tupai itu menutup laptopnya dan meletakkan kepalanya diatasnya. Wajahnya merengut sebal saat dirasa tugas dosen kali ini sedikit rumit.

Minho yang melihat wajah Jisung kemudian tertawa pelan. Meskipun pelan namun tetap saja membuat Jisung menatap kakak tingkatnya seolah bertanya 'ada apa?'

"Lu umur berapa sih, Jis? Imut gitu"

"Dua tahun. Ditambah tujuh belas,"

Minho tampak berpikir sejenak, kemudian teringat sesuatu.

"Sembilan belas? Seumuran sama adek gue berarti,"

"Lah kak Minho punya adek? Cewek apa cowok?" tanya Jisung antusias. Berharap bahwa adik Minho perempuan, lalu meminta agar ia dijodohkan dengan adik Minho, karena sudah pasti adiknya cantik.

"Cowok" jawab Minho yang seketika membuat pupus harapan Jisung.

"Yah.. ya udah kapan-kapan kenalin aja ke gue kak, lumayan bisa diajak mabar" ucap Jisung dengan cengirannya.

Minho hanya mengangguk menanggapi perkataan Jisung. Kemudian menghela napas dengan perlahan.

Jisung mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja hingga menimbulkan suara yang membuat beberapa pasang mata menatap ke arahnya karena merasa terganggu. Minho segera memegang tangan Jisung untuk menghentikan gerakan tangannya.

"Anjir kak, lu homo ya?"

"Hah?" tanya Minho karena merasa bingung dengan pertanyaan Jisung. Namun dengan cepat ia melepaskan pegangan tangannya pada tangan milik Jisung.

Pemuda Han di depannya malah melihat ke arah Minho dengan tatapan aneh. Padahal kan ia hanya bercanda.

"Jangan-jangan beneran lu homo ya, kak?" tanya Jisung dengan menyipitkan matanya.

"Ya kali ah amit-amit, Jis"


+

"Kak Minho kan mahasiswa semester tua ya, pasti pengalaman ketemu 'narasumber' juga banyak, coba ceritain kak"

LIMERENCE [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang