9. Pain

6.5K 1K 190
                                    

Aku berjanji padamu layaknya bulan yang tidak pernah meninggalkan bumi, bukan seperti bintang yang tidak akan meninggalkan langit.

Gadis itu menutup buku catatan berisi tulisan acak dengan kalimat-kalimat puitis yang Jisung tulis dikala suntuk. Chaeyoung kemudian menahan dagu dengan kedua tangannya sambil menghadap ke arah pemuda di depannya.

"Maksudnya ini apa?"

Jisung tersenyum melihat gadis di depannya yang merupakan kakak tingkat jurusan sastra Inggris. Beberapa pekan ini keduanya memang kerap bersama, dan hal itu membuat tak sedikit orang membicarakan kedekatan mereka.

"Apa setiap malam ada bintang?"

Chaeyoung menggeleng.

"Apa bulan pernah ninggalin bumi?"

Gadis itu mengerutkan keningnya lalu menggeleng lagi.

"Ah maksudnya janji setia gitu?"

Jisung mengangguk singkat dan kembali mengerjakan tugasnya yang sempat terhenti sejenak.

Langit perlahan menggelap saat matahari tak lagi nampak di sisi atas jejeran pohon palem yang tumbuh di sebelah barat kampus itu.

Jisung membereskan semua barangnya dan memasukkan ke dalam tas berwarna coklat miliknya. Memandang ke depan, dimana gadis yang lebih tua darinya itu menatapnya dengan senyuman.

Jisung terkekeh saat melihat ke arah rambut Chaeyoung. Bagaimana bisa di surai hitam lembut gadis itu terselip beberapa daun kering. Mungkin jatuh terkena angin. Jisung tak tinggal diam, tangannya bergerak mengambil lembaran daun dan merapikan rambut gadis di hadapannya.

Pergerakan tangannya seketika terhenti saat melihat kakak tingkatnya yang lain melintas melewati Jisung dan Chaeyoung.

Ya, itu Minho. Pemuda yang beberapa pekan lalu berlari tergesa ke kamar asrama Jisung di tengah malam. Bukan hanya itu, nyatanya Minho juga berlarian di pikiran Jisung.

Saat bersama Chaeyoung pun Jisung tak pernah merasakan hal yang sama seperti saat sedang bersama Minho. Jika ada yang mengatakan gadis itu tak menarik maka orang itu salah besar. Nyatanya Chaeyoung menjadi mahasiswi 'most wanted' berkat kecantikannya. Siapa yang tak tertarik?

"Kak, gue tinggal dulu ya"

Tanpa menunggu jawaban dari Chaeyoung, pemuda Han itu segera berjalan menuju ke arah Minho pergi.

Langkahnya dipercepat saat punggung pemuda yang ia cari sudah nampak di depannya. Minho tengah merogoh sakunya dan mengambil sebatang rokok. Korek api miliknya tak sengaja terjatuh saat ia mengambil rokok tadi. Minho terus berjalan menuju jembatan penyeberangan yang tampak sepi dikala petang seperti ini.

Pemuda bermarga Lee itu bersandar pada besi pegangan yang mulai berkarat. Memandang langit sore dari atas jembatan penyeberangan mungkin akan menjadi hobi Minho.

Tangan kiri pemuda itu memegang batang rokok sedangkan tangan kanannya sibuk mencari korek api yang ia yakin masih ada disakunya beberapa saat lalu.

"Ini?" Sebuah tangan terulur dengan menggenggam sebuah benda yang Minho cari sejak tadi.

Diambilnya secara paksa korek api berwarna silver dari tangan Jisung. Tanpa peduli ia menyulut rokoknya dan mulai menghisap lalu menghembuskan asap dari mulutnya.

Jisung menghela napas. Menempatkan dirinya di samping Minho. Memandang ke depan, melihat apa yang kakak tingkatnya itu lihat sejak tadi.

 Memandang ke depan, melihat apa yang kakak tingkatnya itu lihat sejak tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LIMERENCE [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang