12. Ini aneh, semua berubah

6.2K 1K 211
                                    

Jangan lupa vote & comment

.
.
.

Minho mendorong pintu kaca di depannya. Sapaan pelayan toko membuatnya sedikit menoleh namun tetap berjalan ke arah rak berjajar di depannya.

Hari ini hari Minggu. Masih pagi memang,  tapi tak membuat Minho bermalas-malasan jika itu menyangkut Han Jisung. Kini pemuda itu berada di minimarket untuk membelikan Jisung sekotak sereal dan dua botol yoghurt.

 Kini pemuda itu berada di minimarket untuk membelikan Jisung sekotak sereal dan dua botol yoghurt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dibawanya barang-barang itu dalam dua genggaman tangannya. Dengan segera Minho berjalan menuju kasir sebelum suara seseorang menginterupsinya.

"Ehm- sendirian?"

Minho terdiam menatap orang di depannya. Kemudian mengangguk singkat. Sudah lama ia tak bertemu dengan Bangchan, membuat keduanya sedikit kaku mengingat pertemuan terakhir mereka yang tidak bisa dibilang baik-baik saja.

"Jisung apa kabar?"

Minho menaikkan alisnya saat mendengar pertanyaan dari Bangchan.

"Baik" jawab Minho singkat.

Dirasa tak ada suara lagi dari orang di depannya, dengan segera Minho melanjutkan langkahnya.

Hanya beberapa langkah sebelum Bangchan menahan lengan pemuda bermarga Lee itu.

"Soal waktu itu- gue minta maaf,"

"Iya santai aja,"

Minho kembali berjalan ke arah kasir dan membayar belanjaannya. Ia membawa satu kantung plastik berwarna putih keluar dari minimarket yang letaknya memang tak jauh dari rumahnya.

Dibukanya pintu utama rumah yang mungkin kini sudah bisa dibilang adalah miliknya. Kakinya melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya. Lebih tepatnya menghampiri adik tingkat kesayangannya.

Cklek

Suara pintu membuat pemuda yang tadinya bermain ponsel segera menoleh. Minho tersenyum ketika melihat Jisung yang juga lebih dulu tersenyum padanya. Namun rasa bersalah kembali menyelimutinya saat melihat pemuda yang sedang duduk itu. Ya, Jisung memang duduk di kursi. Kursi roda.

Sudah dua minggu sejak kecelakaan yang menimpa Jisung, membuat pemuda Han itu berbalut perban pada kaki kanannya. Tulang keringnya sedikit retak dengan fraktur terbuka sehingga membuat tulang kakinya itu mencuat sedikit keluar menembus daging dan kulitnya.

Respon Jisung saat terbangun di rumah sakit pasca operasi saat itu membuat Minho khawatir. Bagaimana bisa ia hanya memandangi kakinya dan kembali tersenyum ke arah Minho. Membuat yang lebih tua semakin menyalahkan dirinya atas apa yang menimpa Jisung.

Dan sejak saat itu, Minho tak membiarkan Jisung jauh darinya sedikitpun. Ia membawa semua barang-barang penting milik Jisung ke rumahnya.

"Mana yoghurt nya?" ucapan Jisung membuat Minho tersadar dari lamunannya.

LIMERENCE [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang