9. Awal Mula Rasa Sakit

5.2K 590 445
                                    

Dont forget to leave vote and comment if you like this fanfic, jangan memaksa membaca apabila anda tidak suka!
.
.

Mau jebolin notifku lagi? Silahkan.. hehehe aku suka kalau notifku jebol.

Happy reading and enjoying! Semoga tidak bosan dengan fanfic ini dan jangan terlalu terbawa serius saat menghujat mas jeon.

❤❤❤

"Appa, pembicaraan kita sampai disini saja dulu. Aku harus pergi ke kantor, ada rapat penting hari ini." Bohong --- tidak ada rapat hari ini di jadwalnya, bisa dibilang kosong. Dia cuma mencari alibi saja agar bisa menghindar dari topik pembicaraan dengan Tuan Jung.

Respon diberikan dengan mengangkat sebelah alis, pria itu sempat menyesap teh sekali lagi dalam cangkir yang masih tergenggam sebelum atensinya beralih menatap wajah tampan sang calon menantu.

"Baiklah, kita bisa sambung pembicaraan ini nanti malam." Cangkir kosong diletakkan ke atas meja disertai raut wajah santai dia tunjukkan. Alis kanannya masih terangkat naik, menunggu respon dari lawan bicaranya.

Sedangkan si lawan bicara sendiri kembali dibuat bingung, masih tidak mengerti. Menurut Jungkook, pembicaraan mengenai masa depan Eunha berhenti sampai disini saja. Tidak usah dibahas terlalu panjang, namun mengapa Tuan Jung terlihat begitu antusias membahas topik ini.

Apa karena topik ini membahas tentang masa depan Eunha, yang berarti penting sekali untuk dibahas. Kepala Jungkook terasa pusing secara tiba tiba, dia tidak ingin pembicaraan ini diperpanjang. Lagipula nanti malam, dia ingin mempersiapkan segala keperluan yang akan dibawa sebelum besok pagi mereka berdua; dia dan Taehyung berangkat ke bandara.

Soal Eunha, dia tidak jadi memesankan tiket untuk gadis itu. Setelah berpikir lebih panjang lagi, dia tidak ingin Taehyung merasa terganggu akan kehadiran Eunha. Apalagi kalau keduanya dipertemukan, bisa bisa telinga Jungkook tuli seketika mendengar perdebatan mereka.

Maaf jika dia plin plan, tapi memang itulah keputusan yang dia ambil setelah merenung kemarin malam.

Mendapati Jungkook malah melamun sembari menatap lantai, kekehan lolos dari bibir yang lebih tua. Dia menumpukkan satu kaki ke atas kaki kanan, jari telunjuk digunakan untuk mengetuk ngetuk dagu, sedangkan tatapan matanya masih terfokus pada raut datar Jungkook.

"Kau melamun lagi?" Menggelengkan kepala dua kali, ada jeda beberapa detik hingga dia kembali melanjutkan perkataannya. "Nanti malam aku ingin kau datang lagi kemari. Ada sesuatu penting yang ingin aku bicarakan lagi, tadinya aku ingin sekalian membahas disini tapi melihat kau sibuk, jadi aku putuskan pembicaraan ini dilanjut nanti malam, pukul delapan."

Lamunan Jungkook pecah begitu mendengar perkataan Tuan Jung, dia tidak salah dengar kan? Pria itu ingin membahas masalah apa lagi nanti malam, ini sih namanya percuma, ya percuma saja dia memberikan alibi kalau nanti malam hal ini akan kembali dibahas.

Oh-- Jungkook benar benar ingin memukul sesuatu sekarang. Boleh tidak jika dia pukul wajah pria yang masih mengarahkan tatapan ke arahnya sekarang? Habis dia gemas, dia benci topik ini terus terusan dibahas.

Jadi dia membuka belah bibir, membalas perkataan Tuan Jung sambil beranjak berdiri. Raut wajah si pemuda Jeon masih menampakkan kedataran, menghiraukan tatapan Tuan Jung yang membuatnya sedikit terganggu dia berkata tegas. "Maafkan aku appa, tapi aku tidak bisa datang kemari nanti malam."

Crazy Marriage ~ Kookv Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang