"People wears a mask of lie so they look attractive, so be careful."
- Muhammad Saqib
***
Eleanor
Keesokan paginya, aku tetap harus bangun pagi karena aku akan pergi kuliah. Mengambil dua jurusan dalam kuliah di waktu yang bersamaan itu tidaklah mudah, apalagi ditambahkan dengan jadwal ‘sebagai pacar bohongan Louis’.
Sesampainya di kampus, semuanya tampak kembali normal. Aku tidak lagi dikerubuti oleh orang-orang yang memiliki kamera berlensa super panjang. Aku menghirup udara dalam-dalam dan bisa kurasakan bahwa hari ini akan baik-baik saja. Aku rasa.
Di kelas, teman-temanku menyambutku dengan sangat ramah. Dan, beberapa dari mereka ada wajah yang asing bagiku. Mereka juga menyapaku ramah seperti yang lainnya. Siapa mereka? Apa mau mereka?
“Hai, El!” sapa cewek berambut cokelat sebahu dan bermata hazel. Ah, inilah cewek yang tak asing lagi untukku, Meredith. “Cepatlah duduk!” Ia menggeret tanganku ke kursi di sampingnya. Lalu, tiba-tiba saja banyak orang yang berebutan untuk duduk di kursi dekatku.
Oke. Ini aneh.
“Jadi, ceritakan padaku!” ujar Theresia antusias. Aku yakin betul beberapa hari yang lalu ia tidak mau meminjamkan buku Introduction to Sociology padaku. “Bagaimana rasanya memiliki pacar ‘seksi’ seperti Louis?” ia membuat tanda kutip dengan jarinya saat mengatakan “seksi”.
“Uhm,” tuh kan? Ew. “entahlah. Aku rasa—“
“Apa kau sudah mendapatkan pantatnya?” sela entah siapa salah satu cewek yang duduk dekat Theresia.
“Tidak,” jawabku. Aku berusaha keras untuk tidak bergidik di hadapan para pengejar berita ini. “aku—“
“Atau penisnya?”
Aku tersedak. Hei! “Aku tidak bisa mendapatkan kedua itu dengan cepat, teman-teman!” candaku. Namun, dalam hati aku menjerit kesal. Kemana perginya privasi, sih?
Mereka tertawa terbahak-bahak. Candaan ringan, ya?
“Aku suka kau dengan Louis, El!” puji Meredith. “Kau tahu seorang aktris bernama Eleanor Tomlinson, kan? Dia hidup di dunia ini seakan-akan memberitahumu bahwa kau memang ditakdirkan untuk memiliki nama belakang ‘Tomlinson’!”
Aku terkekeh. Menyenangkan sekali memiliki teman seperti Meredith!
“El, mengapa kau tidak memberitahuku bahwa kau sudah mengenal Harry sejak lama?,” tanya entah siapa lagi dengan suara yang jauh lebih ringan dari suara-suara sebelumnya. “Harry baik sekali menjodohkanmu dengan Louis!”
“Apa?” pekikku. Setahuku, Harry kenal dengan sahabatku yang bernama Chloe. Mereka adalah teman sejak kecil. Meski begitu, aku tidak pernah berkenalan dengan Harry atau bahkan mengobrol dengannya, apalagi menjodohkanku dengan Louis. “Iya, dia, uhm, yang mengenalkanku pada Louis waktu itu.” Tuhan, berapa kebohongan yang sudah aku lontarkan? Aku benar-benar minta maaf dengan segala kebohongan dalam kehidupanku mulai detik ini hingga seterusnya!
“Kau adalah cewek yang paling beruntung di dunia ini, El,” puji seorang cewek yang tidak aku kenal namanya.
“Oh, terima kasih,” aku berusaha untuk terdengar ramah padanya. Aku ingin menciptakan ‘Eleanor si pacar Louis yang rendah hati’. “Tapi, hei, aku juga seorang Directioner seperti kalian. Mungkin suatu hari nanti kalian juga akan mendapatkan 1 dari 5,” aku mengedikkan bahu. “sepertiku.”
YOU ARE READING
Regardez-Le Mourir (Larry Stylinson)
FanfictionBagaimana jika kau adalah Eleanor Calder dan melihat segala kenyataan, baik pahit dan manis tentang Larry Stylinson? © 2014 by sorryitspersonal and cadburyvogue