"Never love anyone who treats you like you're ordinary."
― Oscar Wilde
***
Louis
Sejauh ini, aku masih tidak bisa menikmati acara ini. Tidak ada yang menarik di sini, selain rasa ketidaksabaranku menunggu kehadiran angin topan lalu membuka rok Eleanor dan merusak acara ini. Aku pasti akan pergi dari sini dengan mudahnya dan datang ke pesta ulang tahun Harry. Kami berdua akan bercinta sepanjang malam.
Eleanor dan Danielle berada di tengah kerumunan para penonton. Mereka berdansa sepanjang acara ini.
"Hai, Louis." sapa Liam datang menghampiriku. "Kau oke?"
Aku hanya menganggukkan kepalaku. Bagaimana seseorang tampak oke karena telah melewatkan pesta ulang tahun kekasihnya, Liam?
"Kau tahu bahwa ini semua adalah suruhan dari Bob, kan?!"
Meski yang meneleponku tadi adalah Liam, tetap saja aku bisa mencium baunya bahwa ini adalah rencana busuk Bob. Kau harus memiliki kepekaan ini pada hidung besarmu, Liam.
"Sebenarnya, Bob merencakan kau dan Eleanor saja yang pergi ke festival musik ini. Lalu, aku tidak sengaja mendengarnya dan, uhm, aku memutuskan untuk juga ikut bersama Danielle." Jelas Liam. "Aku melakukan ini untukmu, Louis."
Apa? Si hidung besar melakukan ini untukku? "Apa Danielle tahu tentang ini?"
Liam menggeleng. "Dia kira ini adalah kencan ganda yang direncanakan olehku."
Liam juga pintar akting? Oh berapa aktor yang ada di sekitarku selama ini?
"Dengar, aku tahu bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Harry, dan kau pasti merasa kesal untuk melewatkannya hanya demi acara payah seperti ini." terang Liam seraya menepuk pundaku. "Aku janji bahwa hari ini akan baik-baik saja, Louis. Aku janji."
Liam, kau tidak perlu menjanjikan suatu hal yang tidak pasti. Aku langsung menarik badan Liam dan memeluknya. "Kau tidak perlu melakukan ini, hidung besar."
Liam terkekeh, lalu membalas pelukanku. "Aku tidak bisa membiarkan sahabatku terluka hanya karena ini."
Aku merasa beruntung karena 1D memiliki anggota seperti Liam. Dia terlalu bijaksana untuk kami. Bukannya aku menghina, tetapi dia memang sempurna. Mungkin karena kesempurnaan yang dimiliki oleh Liam itu yang membuat kami menjadi akrab dan saling membutuhkan satu sama lain.
Eleanor dan Danielle tiba-tiba datang menghampiri kami. Raut wajah Eleanor tampak sangat gelisah.
Aku dan Liam langsung melepaskan pelukan persahabatan kami.
"Ada apa, El?" tanyaku.
"Kakek Eleanor ada di rumah sakit sekarang." jawab Danielle seraya mengelus punggung Eleanor. "Kakek Eleanor terserang penyakit jantung lemah."
"Aku harus pergi sekarang." kata Eleanor menggigit kukunya seraya ketakutan. Kau boleh saja ketakutan, tetapi kau tidak perlu merusak kuku hasil perawatanmu itu, El.
"Apa kau perlu kami untuk menemanimu?" tanya Liam.
"Nggak." jawab Eleanor. "Terima kasih untuk hari ini, teman-teman. Aku sangat menikmatinya." Eleanor bergegas pergi meninggalkan kami.
Baru kali ini aku melihat Eleanor tampak begitu sedih dan bingung. Perasaannya pasti sangat campur aduk. Aku tahu bagaimana rasanya ketika kau mendengar berita seperti itu. Akhir-akhir ini nenekku juga mengalami hal yang serupa. Aku tidak bisa membiarkan Eleanor menghadapi ini sendirian. Aku ingin sekali menemani Eleanor menjenguk kakeknya.
YOU ARE READING
Regardez-Le Mourir (Larry Stylinson)
FanfictionBagaimana jika kau adalah Eleanor Calder dan melihat segala kenyataan, baik pahit dan manis tentang Larry Stylinson? © 2014 by sorryitspersonal and cadburyvogue