Bagian 4

12 0 0
                                    

Vita menyapu membersihkan kolam renang dari dedaunan yang gugur dengan menggunakan jaring panjang. Meski Vita tidak menggunakan kolam tersebut, tapi Vita tidak suka jika kolam tersebut kotor. Sifatnya yang begitu rajin mengetuk nuraninya untuk membersihkannya. Hingga akhirnya Radit datang mengganggu Vita, bukan mengganggu lebih tepatnya menyiksa Vita.

"Hey, kampungan. Jangan sok deh lo mau bersihin kolam segede gini. Yang ada entar lo jadi kurus karena kecapekan", hina Radit kepada Vita.

Vita menoleh sebentar lalu melanjutkan kegiatannya. "Ntar yang ada lo nambah kurus, udah kerja terus, gak bisa beli makan, nanti cowok gak ada yang mau deketan sama lo!", Radit mulai berdiri di samping Vita.

"Lo jangan asal ngebacot", sahut Vita tanpa menatap Radit. "Gini-gini gue bisa hidup tanpa bantuan orang tua", sambung Vita.

"Iya orang tua lo gak ngebantu, tapi Papa gue yang bantu", Radit mulai melepaskan handuk yang menyelimuti pahanya.

Mata Vita membelalak lebar lalu memalingkan wajahnya, Radit mulai merasa kesal karena tadi Vita sempat melihatnya yang hanya mengenakan boxer Spiderman. Dia lalu mendorong Vita masuk ke kolam hingga Vita berteriak.

"Rasain lo, bocah kampung! Siapa suruh liat paha gue yang mulus ini", ujar Radit diselingi tawa.

Vita terus memberontak di dalam air seakan dia tak bisa berenang, ya Vita memang tidak bisa berenang. Dia tidak diperbolehkan mandi di kali karena di kali mereka sangat kotor. Meski dia tinggal di desa, sungai disana tidaklah bersih seperti yang dibayangkan. Karena telah tercemar dengan limbah pabrik dari kota.

Radit hanya menatapnya sambil tersenyum lebar, perlahan dia mulai khawatir. Apa Vita bisa berenang? Dia kan gadis desa mana mungkin dia tidak bisa berenang. Tapi Radit sudah terlalu khawatir.

"Hey, lo bego. Lo bisa berenang gak sih?", Radit mulai cemas.

Vita tak menjawab, badannya sudah lemas. Akhirnya dia berhenti memberontak dan memasrahkan tubuhnya tenggelam dalam air. Radit yang awalnya diam akhirnya terjun ke kolam dan memeluk Vita lalu membawanya keluar kolam. Radit membayangkan bagaimana jika Jessie yang tenggelam, pasti dia akan menolongnya juga. Oleh sebab itu dia pun menolong Vita.

Di dalam pelukan itu, Vita merasa tubuhnya yang lemas tiba-tiba menjadi aneh. Jantungnya terpompa dengan sangat cepat, begitu dadanya menyentuh dada Radit dalam gendongannya. Tak lama kemudian Vita merasa pandangannya berkurang dan kepalanya pusing, sementara Radit masih sibuk memeluknya dan membawanya ke tepian. Akhirnya Vita terpingsan dalam pelukan Radit, hal yang paling tidak pernah terpikir oleh Vita maupun Radit.

🕙🕙🕙

Vita tersadar dari pingsannya, dia melihat sekeliling dan mendapati dia bukan berada di kamarnya. Vita melangkah meruruni ranjang king size menuju ke arah pintu. Dia kaget setelah pintu terbuka dan ada Radit di sana.

"Hey, lo ngapain?", tanya Vita ketus.

"Emang napa? Ini kamar gue", jawab Radit sambil meletakkan segelas susu di atas nakas.

Dahi Vita mengernyit. "Kamar lo?", tanya Vita.

Radit mengangguk lalu duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. "Lo tadi pingsan, jadi gue bawa lo ke kamar gue", jawabnya santai.

"Lah kenapa lo gak bawa gue ke kamar gue?", tanya Vita marah.

"Ya kali gue bawa lo kesana. Kamar lo di atas, gue capek gendong lo ke atas"

"Emang tadi gue pingsan?"

"Iya, gue ceburin lo ke kolam!"

Vita mengingat-ingat, dia baru sadar kalau tadi dia di dorong oleh Radit ke kolam. "Oh iya, lo yang dorong gue ke kolam!".

"Emang iya", jawab Radit santai.

"Lo jadi orang bego bener. Ngapain juga lo dorong gue, gue kan gak bisa berenang. Bikin capek aja gendong gue kesini", Vita mengumpat pada Radit.

"Berani lo ya ngomong begitu!", Radit beranjak dari sofanya. "Harusnya gue gak tolongin lo!".

Kini Radit melangkah pelan ke hadapan Vita, Vita terdiam sambil bergetar menahan takut.

Akhirnya, jarak mereka sudah kurang dari setengah meter hingga Vita bisa merasakan nafas kemarahan Radit.

Plaakk

Vita terjerembab di atas ranjang, sambil memegangi pipinya tanpa terasa matanya sudah berkaca-kaca.

"Gue gak suka, selaku pemilik rumah ini gue dihina ama orang yang numpang di rumah ini!", kini badan Radit mulai membungkuk kearah Vita.

Dengan bertopang pada kaki, Radit mulai mendekati wajah Vita yang memerah karena tamparannya barusan. "Lo jangan ngelunjak", titah Radit dengan lembut.

Vita tak tahan, dia mendorong tubuh Radit menjauh darinya lalu pergi ke kamarnya. Saat dia berpapasan dengan Bi Inah pun Vita tidak menjawab sapaan Bi Inah. Radit terdiam sambil menyeringai kecil.

Sekarang lo udah tau kan kalo gue bukan sembarang orang yang bisa lo remehkan, batin Radit.

Gimana, sobat, ceritanya?

Kasih kritik dan saran ya! Jangan lupa Vote dan Comment.

Kira-kira Radit bakalan minta maaf gak ya ke Vita?

Terus kapan sih Joe mendekati Vita?

Simak kisah berikutnya.

Next

Pilih Aku SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang