01 - Tekad Alana

12.2K 279 5
                                    

Vote sebelum baca, comment sesudah baca. Terima kasih

 Terima kasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



********

Alana Keirana Herby.

Kerap dipanggil Alana, si pemalas, si aneh, si dungu, dan panggilan-panggilan ajaib lainnya.

Duduk dikelas XI IPS1 SMA favorit Bakti Mulia.

Bermata sipit sedikit layu, rambut tebal, kulit putih yang sedikit pucat namun tidak membuatnya terlihat seperti mayat hidup. Sayangnya agak cebol.

Kesimpulannya, selain cantik sudah tidak ada kelebihan yang bisa dipuji dari Alana.

Alana si gadis pemalas pembuat onar, seperti gelar sandangannya yakni Lucifer betina. Jika ada satu masalah di suatu tempat, maka Alana adalah wajah yang selalu terlibat di tempat itu.

"ALANA!"

Alana tersentak kaget. Badannya menegap. Matanya merah, sedikit bengkak, dan sangat berkantong. Mengerikan, tapi masih membuat orang lain iri karena masih terlihat cantik.

Alana berusaha mengumpulkan nyawanya yang masuk ke tubuhnya pakai acara ; akang gendang kalo saya bilang masuk, masuk ya.

Disaat murid-murid lain sibuk mendengarkan penjelasan guru untuk meraih mimpi, Alana malah tidur bag tidak bernyawa.

"Alana." Seseorang memanggil lagi.

Alana mendongak, matanya langsung bertemu dengan pelototan dibalik kacamata persegi bu Aya, guru matematika yang sedang mengajar dikelas Alana hari ini.

Alana nyengir. Ia memperlihatkan sederet gigi putihnya dan bicara dengan suara serak khas bangun tidur. "Pagi bu." Sapa Alana.

Bu Aya mengambil rotan yang ia bawa kemana-mana sebagai senjata. Lalu memukulkan rotan itu ke papan tulis dengan tatapan sangar kearah Alana.

"SUDAH SIANG!" Suara bu Aya meninggi.

Hening.

Menggeser pantat saja akan mengeluarkan suara yang dahsyat, apalagi menggerutu atau menyumpahi bu Aya dengan gumaman. Tidak ada yang berani, tidak ada yang mau mencari masalah dengan guru super duper killer seperti bu Aya.

Tapi Alana tidak takut bu Aya. Jangankan bu Aya, dengan kepsek Jokowaluyo pun Alana tidak takut. Jangan tanya kenapa Alana sepemberani itu, karena mulut busuknya pasti akan menjawab ; Takut itu sama Allah, bukan sama Waluyo atau Buaya.

ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang