(7)

30 4 1
                                    

Reno Permana.Dia adalah seorang remaja laki laki yang berasal dari keluarga besar seorang Pengusaha Minyak diBandung.

Ayahnya seorang pengusaha dan Ibunya sebagai Ibu Rumah Tangga biasa.
Reno terkenal dengan Ramah dan sopan nya kepada siapapun.
Dengan sikap baiknya dia banyak para wanita yang jatuh hati kepadanya.

Namun, Reno tak bisa membuka hati nya untuk oranglain selain untuk Arin Larasati ,ya dia mantan kekasihnya dulu sejak kelas 2 SMP.

Ntah apa yang membuat keduanya susah untuk saling melupakan padahal mereka pacaran saat itu tidak lama.

Hubungan mereka kandas bukan karena orang ketiga ataupun sudah tak saling menyayangi tapi karena Reno yang harus pindah sekolah ketika mereka naik kelas 3 SMP.

*Flashback On*

Seorang siswa tengah berlari menuju kelas 85 untuk menemui seorang wanita yang sangat ia sayangi(cinta monyet ya ini:v)

"Gue harus ngasih tau Arin dari sekarang gue gamau buat dia kecewa." Batin siswa itu berucap.

Ya dia adalah Reno Permana kekasihnya Arin Larasati.

Reno sangat terburu buru dan akhirnya dia sampai dikelasnya Arin.

"Misi, ada Arin ngga?" Tanya Reno kepada siswa dan siswi yang ada dikelas.

"Rin lo dipanggil bebep lo tuh!"ucap Adi teman sekelas Arin.

"Woo pagipagi udh ditemuin bebep."

"Hobahh tarik mang."

"Woyy pacaran jangan disini dong."

"Yang jomblo harap bersabar ya gaess."

Ucapan riuh riuh teman sekelas Arin.

Setelah mendapat teguran dari Adi dan Arin pun langsung berjalan menuju Reno yang sudah berada diambang pintu sambil terus tersenyum.

"Hay,selamat pagi." Sapa Arin dengan senyuman manisnya.

"Pagi juga, ikut aku bentar yu? Ke taman belakang ada yang mau aku omongin." Ajak Reno kepada Arin.

Arin tidak menaruh curiga sama sekali bahwa Reno akan menyampaikan kabar yang tidak enak untuk didengar oleh Arin.

"Mau ngomongin apa?"tanya Arin to the point.

"Mmm...gimana ya? Aku gaenak ngomongnya sama kamu.kalo aku ngomong nanti kamu sedih tapi kalo gangomong pasti kamu bakal marah banget sama aku." Ujar Reno bimbang.

Arin hanya menautkan kedua alisnya karna bingung apa yang ingin Reno sampaikan sebenarnya sampai ragu seperti itu.

"Kenapa kamu ragu?gapapa santai aja kali,bilang aja." Ucap Arin mencoba menenangkan Reno.

"Ak.. Akuu.. Aku nanti harus pindah sekolah pas naik ke kelas 3." Ucap Reno gugup karna takut membuat Arin sedih.

"Pindah? Kenapa pindah?kamu gabetah sekolah disini?lagian kan tanggung tinggal setaun lagi abis itu lulus." Ucap Arin lesuh.

Sebenarnya Reno pun tak mau pindah apalagi harus meninggalkan Arin seperti ini tapi ini semua tuntutan pekerjaan Ayahnya yang memang mengharuskan mereka pindah ke Bandung.

"Aku juga sebenernya gamau pindah dan ninggalin kamu Rin, tapi gimana Ayah aku harus mengurus perusahaan nya di kota lain.ini semua tuntutan pekerjaan ayahku bukan kemauan aku." Ujar Reno sambil menggenggam tangan Arin.

Arin yang mendengar ucapan Reno hanya bisa pasrah karna tidak mungkin dia melarang Reno pergi sedangkan dia belum menjadi istri, jika dia melarang terlalu berlebihan nanti yang ada Reno ilfil sama dia.

"Hmm.. yasudah gapapa kalo gitu, tapi kamu harus bisa jaga diri baik baik disana ya? Jaga hati juga buat aku:)" Ucap Arin tersenyum ramah.

Namun Reno lagilagi tak sanggup untuk mengatakan hal ini tapi ini semua demi dirinya dan juga Arin.

"Aku pasti jaga diri ko,kamu tenang aja. Tapi maaf kayanya kita gabisa ngelanjutin hubungan ini,kita cukup sampai disini aja ya Rin?aku gamau dengan kita LDR nanti malah membuat kita semakin menjauh dan akhirnya akan terasa sakit yang mendalam." Ucap Reno panjang lebar.

Arin yang mendengar kalimat itu dari mulut Reno hatinya terhenyak kaget bak diiris pisau tajam,sakitt sungguh sakit baru saja ia merasakan cinta beberapa minggu ini dan akhirnya harus berhenti sampai disini.

Dengan berat hati Arin mengiyakan perkataan Reno.
Otak dia bilang bahwa dia harus bisa move on dari Reno tetapi dilubuk hatinya yang paling dalam di berharap bisa dipertemukan kembali dengan Reno ntah itu kapan.

"Yaudah iya gapapa Ren kalo itu buat kebaikan kita juga, aku akan coba move on dari kamu ko." Senyum Arin kecut.

"Gue tau lo sebenernya sedih tapi lo gamau nunjukin kesedihan lo didepan gue, lo emang cewe tegar karna itu gue suka sama lo Rin." Batin Reno tersenyum.

"Yaudah yu kita kembali kekelas masing masing bentar lagi masuk juga kan, cuma itu hal yang mau aku omongin sama kamu aku harap kamu kuat ya." Ucap Reno sambil mengelus puncak kepala Arin yang membuat Arin semakin tidak rela melepas Reno pergi.

"Yuk!" Ajak Arin.

Kemudian mereka bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju kelas mereka masing masing.

Ketika Arin sampai dikelas dia langsung di introgasi oleh Rara dan Dinda hanya mendengarkan dan memperhatikan.

"Arinnn lo lama banget sih?! Gue daritadi nunggu lo tau gak?! Si Reno bilang apa sama lo? Ko raut muka lo sedih gitu? Lo dijahatin sama dia?lo diputusin kah? Wahh tuu anak emang nyari garagara sama gue berani-beraninya dia nyakitin sahabat gue! Awas aja ya tuh anak kalo ketemu gue sleding!" Cerocos rara yang tak henti.

Namun Arin pusing mendengar ocehan sahabatnya ini dan akhirnya dia buka mulut.

"Ra STOP!!! Bisa ga sih lo diem dulu?! Gue pusing dengernya! Kalo mau tanya ya satu satu dong!" Bentak Arin karena kesal terhadap Rara.

Rara yang melihat Arin membentak dirinya tercengang kaget.

"Whatt Rin?lo sehat kan? Kaget gue dibentak sama lo." Ucap Rara sambil menaruh tangannya di jidat Arin.

"Abisnya mulut lo tuh gamau diem." Ujar Arin sambil menggerutu.

Rara hanya menyengir setelah mendapat teguran dari Arin.

Memang gadis ini tidak merasa bersalah sama sekali.

"Iya deh maaf gue udh nyerocos aja,kalo gitu cerita dong ke gue tadi Reno bilang apa aja sama lo sampe buat lo sedih kaya gini." Ucap Rara khawatir.

Namun Arin tak merespon ucapan Rara dia hanya membenaman kepalanya di atas meja dengan menggunakan kedua tangannya sebagai tumpuannya.

"Gue gitu karna gue sayang sama lo Ra, gue khawatir sama lo gue gamau ada orang yang nyakitin lo." Batin Rara berucap sendu.

Arin yang hanya berdiam diri seperti ini sebenarnya bukanlah diri Arin namun karna ucapan Reno yang membuat hati dia bagai diiris pisau tajam akhirnya dia diam seperti ini.

"Gue tau lo sayang sama gue Ra, tapi untuk saat ini gue belum mau cerita karna gue gamau lo ikut sedih Ra."kali ini Batin Rara yang berucap.

Akhirnya mereka berdua saling diam dan bel istirahat pun sudah berbunyi menandakan waktunya untuk belajar kembali.

***

Monmaaf kalo banyak typo nya gaess.:(

Happy Reading

Gagal Move On Berujung NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang