(9)

24 4 1
                                    

Hari ini adalah hari dimana Reno dan keluarganya akan pindah ke Jakarta.
Rani dan Ardi tengah sibuk mengecek barang barang yang akan dibawa pindah, sedangkan Reno tengah sibuk dikamarnya menyiapkan barang barang pribadinya yang akan dibawa.

"Buku buku?udah, sepatu?udah,baju baju udah, Ok semuanya udah tinggal dibawa kebawah deh!" Ujar Reno bersemangat sambil menjinjing satu persatu koper dan tas kecil untuk dikeluarkan dari kamarnya.

"Selamat tinggal kamar kesayangan gue, Jakarta gue datang dan masalalu gue datang kembali semoga kita bisa ketemu lagi disana ya Rin." Ucap Reno sambil tersenyum kecut jika mengingat masalalunya.

Rani hendak menjempit Reno ke kamarnya namun tak jadi karena Reno sudah keluar dari kamarnya sambil menuruni anak tangga satu persatu.

"Pagi Bun, pagi Pah." Sapa Reno ramah sambil tersenyum kepada orangtuanya.

"Pagi sayang, udah siap semua barang barang kamu?" Tanya Bundanya.

"Pagi nak." Jawab Ardi sambil mengangkat kardus yang berisikan pakaian.

"Udah ko Bun." Jawab Reno sambil menghampiri Bundanya.

" Yaudah yu kita langsung berangkat aja kalo gitu,barang barangnya udah diangkut kemobil pick up." Ajak Rani sambil menarik lengan Reno dengan lembut.

"Yaudah yuk Bun,kasian Papah tuh udah nunggu diluar." Ujar Reno terkekeh.

"Kalian udah siap?ayo kita berangkat." Tanya Ardi.

"Udah ko mas." Jawab Rani.

"Udah Pah." Jawab Reno tersenyum sambil memasuki mobil.

Akhirnya mereka berangkat menuju Jakarta dan meninggalkan kota Bandung.

"Ren? Kamu masih suka kepikiran Arin?" Tanya Ardi kepada anaknya.

Reno hanya kaget dan langsung terdiam memikirkan Arin tanpa berusaha merespon pertanyaan Papahnya itu.

"Reno? Ko gadijawab pertanyaan Papah?" Tegas Ardi lembut.

"A..Ah iya Pah apa?" Jawab Reno gugup.

"Kamu masih suka mikirin Arin mantan kekasih mu itu yang dulu pas kelas 2SMP?" Tanya Ardi ulang.

"Eumm.. kenapa Papah nanya itu?" Tanya balik Reno mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Ah engga Papah pengen tau aja." Jawab Ardi dengan santainya sambil menyetir mobil.

"Papah udahlah kasian tuh Reno jadinya gugup gitu ditanya sma Papah.biarin itu urusan anak muda, lagian dia udah dewasa juga kan dia pasti bisa memilih yang terbaik untuk kehidupannya Pah." Ucap Rani menimbrung pembicaraan Ardi dan Reno.

"Iya deh Bun maafin Papah yang udah kepo." Jawab Ardi.

"Minta maafnya bukan ke Bunda dong Pah tapi ke Reno!" Titah Rani sambil menautkan dagunya ke arah Reno yang melamun.

"Ren maafin Papah ya udah kepo soal urusan pribadi kamu." Ucap Ardi sambil melirik spion terlihatlah Reno yang sedang melamun.

"Tuh Bun Renonya aja lagi ngelamun gitu percuma kan kata maaf Papah lontarkan." Ucap Ardi purapura sedih.

"Yaudah biarinlah Pah, lagian apansih Papah lebay gitu." Kekeh Rani melihat ekspresi suaminya.

"Yaa biarin dong terserah Papah." Ucap Ardi gagah.

"Iya deh mas terserah kamu." Ucap Rani sambil mencoba menggerakan badannya mencari posisi nyaman untuk tidur.

Akhirnya Reno dan Rani tertidur pulas saat diperjalanan.
Ardi hanya tersenyum melihat anak dan istrinya  yang sedang tertidur pulas.

Gagal Move On Berujung NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang