Bagian-2

3.9K 157 0
                                    

Rain memilih menemui sang Bunda di rumah sakit milik kakeknya.

"Hai bun" ia langsung duduk dengan wajah di tekuk dan kesal "hai Rain, ada apa nak?" ia menghampiri Diana dan memeluknya dari belakang "Bunda masa ada orang yang ngajakin aku nikah mana baru kenal lagi" Karena terkejut dengan cerita Rain ia tak sengaja menjatuhkan daftar pasiennya "kamu yang bener Rain?" Rain mengangguk melepaskan pelukannya dan kembali duduk "iya bun" Diana ikut duduk bersama Rain "orang nya kaya gimana Rain?" Sang Bunda mulai penasaran dengan pria yang berani mengajak anaknya menikah "orangnya sih ganteng, keren,cool terus kayanya dia pengusaha deh Bun soalnya dia pake jas kaya Ayah gitu" Diana hanya manggut-manggut "udah jangan di pikirin Rain anggap aja angin lalu ok"
.
.
.
.
"Kamu yakin vin mau nikah sama anak sekolahan?" orang tuanya kembali menanyakan keputusan anak semata wayangnya "aku yakin,emang kenapa sih?" ibunya menghampirinya "kamu boleh nikah sama dia vin,dengan satu syarat?" Arvin memandang kedua mata ibunya "apa syaratnya?" persyarattan apa yang di inginkan ibunya "setelah dia lulus sekolah kamu harus ceraikan dia dan menikah dengan wanita pilihhan mama" apa Mamanya pikir dia ini boneka "yang bener aja ma" Mamanya hanya mengedikkan bahunya "terserah kamu vin,kalo kamu mau liat oma kamu menderita sih gpp" ia mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya terlihat. Bagaimana bisa Mamanya ingin membuat neneknya menderita.
.
.
.
"Chal ambilin abang minum dong" Ephraim dan Abrisam meminta Chalondra mengambilkan minum untuk mereka "ogahh" ia menolak permintaan kedua kakanya "males amat sih ambilin kali tanggung nih bentar lagi bang Aim kalah" ia memutar bola matanya jengah "ok" akhirnya ia mau dan mengambilkan mereka minum. Ia kembali fokus belajar saja.

Pintu rumahnya di ketuk, Chalondra membukakan pintunya "kok tumben baru pulang kalian" Grizellya dan Edzard menyalami tangan Chalondra "ada pelajaran tambahan kak" Chalondra membawa mereka masuk "kok aku gak liat kak Rain?" dari tadi mereka juga tak melihat Rain padahal Rain pulang lebih dulu.

"Mendingan kalian makan dulu" perintah Abrisam kepada kedua adik kecilnya "iyah bang" Chalondra mengambilkan makanan untuk mereka "makan yah,kakak mau kerjain tugas dulu"
.
.
.
.
Ia begitu gelisah apa yang harus ia lakukan kalau ia tidak menikah pasti akan terjadi sesuatu pada neneknya tapi kalau ia menikah ia harus bercerai setelah gadis itu lulus sekolah "kenapa harus kaya gini sih?" ia memukul mejanya "ikutin aja vin,masalah ke depannya papa akan bantu kamu" papanya menepuk bahu Arvin.

"Apa yang bakal papa bantu,mama akan selalu gagalkan rencana papa" ternyata dari tadi ia menguping pembicaraan Arvin dan papanya "liat aja gadis manis saya bakalan buat kamu menderita selama menikah dengan Arvin" mama langsung pergi "yaudah Vin kamu tenang aja papa pasti bantu kamu" papanya juga pergi.
.
.
.
.
Matthew sedang ada di ruang kerjanya dan sibuk berkas-berkasnya "pa ada yang ingin bertemu" Sekertarisnya memberi tau jika ada yang ingin bertemu dengannya "suruh masuk" orang itu pun masuk dan duduk di hadapan Matthew "selamat siang pak" seseorang menyapanya "siang apa ada yang bisa saya bantu" Matthew terlihat sangag berwibawa "apa benar anda ayah dari gadis yang bernama Rain?" Matthew mengangguk membenarkan perkataan orang itu "benar ada apa yah? Apa anak saya membuat keonaran?" pria itu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum "tidak justru saya kesini bermaksud melamarkan Rain untuk putra semata wayang saya" Matthew tertawa singkat "maaf pak tapi Rain masih sekolah kami ingin dia sekolah dulu" Pria itu mengangguk mengerti "tapi saya mohon ini demi ibu mertua saya beliau ingin melihat cucu satu-satunya menikah sebelum beliau meninggal" Matthew nampak memikirkannya "sebaiknya anda dan keluarga anda datang nanti malam ke rumah saya untuk membicarakan kelanjutannya dan ini alamatnya" setelah memberikan alamat pria itu pergi dari ruangan kerja Matthew.

"Apa Rain mau menikah di usia muda dan masih sekolah? Semoga saja tidak" Matthew kembali fokus dengan pekerjaannya.

LOVE RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang