Bagian-17

2K 88 0
                                    

Chalondra belum menjawabnya "jawab Chall?"

"Kak Arvin, sejujurnya dari dulu aku emang suka sama kak Arvin tapi aku cukup sadar kakak nikahin aku karena permintaan terakhir kak Rain, jadi aku berusaha buang jauh-jauh perasaan itu tapi seiringnya kebersamaan kita perasaan itu semakin tumbuh"

"Jadi?"

"Aku juga sayang sama kak Arvin"

Arvin mengecup kening Chalondra terpancar senyum bahagia dari keduanya.

"Arvin?" seseorang memanggil Arvin betapa terkejutnya mereka semua ketika tau siapa yang memanggil Arvin. Pakaiannya kotor bahkan banyak luka di tubuhnya akibat terjatuh. Diana menghampiri gadis itu ia menyentuh wajahnya yang berkeringat Air matanya jatuh begitu saja saat melihatnya.

"Ini bener kamu?"

Ia menggenggam tangannya yang gemetar "ini aku bunda Rain"
Diana langsung memeluk Rain. Arvin masih belum percaya atas apa yang ia lihat.

"Vin?" Rain berjalan menghampiri Arvin.

"Berhenti Rain" Rain menghentikan langkahnya.

"Kenapa vin?apa kamu gak kangen sama aku vin?"

"Kangen?apa maksud kedatangan kamu? Setelah kamu pergi selama 10 tahun sekarang kamu kembali lagi?"

"Vin aku bisa jelasin semuanya vin"

"Apa yang mau kamu jelaskan Rain semua sudah jelas sebaiknya kamu pergi dari sini"

Arvin mengusir Rain dengan kasar bahkan mendorong tubuh mungil Rain.

"Vin aku bisa jelasin" Rain menangis karena Arvin begitu jahat padanya.

"Ibu?" Rain berlari memeluk Rain yang notabene adalah ibu kandungnya "apa dia anak aku bunda?" Diana mengangguk "ibu kangen sama kamu nak"

"Aku juga bu,Ayah kenapa jahat sama ibu?"

"Dia bukan ibu kamu Rain,dia cuma pengemis. Chalondra bawa Rain masuk"

Chalondra membawa Rain masuk ke kamarnya, Rain terus menangis dan memanggil ibunya.

"Ibuuuu,lepasin aku Bibuu"

Diana membantu Rain berdiri lalu membopongnya "kalo kamu gak mau Rain ada disini bunda bakalan bawa dia pulang" Matthew membantunya membopong Rain yang kondisi terluka. Arvin membanting pintu rumanya cukup keras.
.
.
.
.
Rain sering melamun dan menangis "Rain?" Diana menepuk bahu putrinya itu "makan yuk"

"Bunda aja aku gak laper bun"

"Cerita sama Bunda Rain,Apa yang sebenarnya terjadi"

"Aku gak tau bun apa yang terjadi sama aku, tapi yang aku inget waktu itu pas aku sadar aku ada di ruangan yang kotor dan gelap tapi aku gak tau persis siapa yang bawa aku kesana"

Diana sangat terkejut mendengar penuturan Rain.

"Aku gak tau persis itu dimana bun,tapi setiap saat ada orang yang kasih aku makan"

"Yaudah mending kamu istirahat aja,pasti cape kan"

Diana meninggalkan Rain untuk istirahat saja.
.
.
.
.
"Tambah" Arvin kembali meneguk Winenya untuk kesekian kalinya ia ingin melepaskan rasa ftustasinya untuk malam ini saja, seseorang menepuk bahu Arvin "hai apa aku butuh teman?" wanita itu duduk di sebelah Arvin "sepertinya kamu ada masalah cukup rumit"

"Bagaimana kamu bisa tau?"

"Semua orang pasti punya masalah dan pasti akan lari ke tempat ini, kau bisa ceritakan apa yang membuatmu frustasi"

"Aku bingung apa yang sebenarnya terjadi"

"Memangnya apa yang terjadi?"

"Jadi 10 tahun yang lalu bla...bla...bla...bla"

Arvin menceritakan apa yang terjadi selama ini pada orang yang baru saja ia kenal.

"Permasalahan cukup rumit,tapi aku bisa menyimpulkan kalo ini pasti sudah di rencanakan matang-matang"

"Maksud kamu apa?"

"Pasti rencana ini sudah pikirkan dari dulu, tapi yang membuat aku bingung adalah jika Rain istri pertamamu masih hidup dia tidak akan menyuruhmu menikah dengan adiknya"

Arvin juga bingung jika benar Rain tidak meninggal kenapa ia menyuruhnya dengan Chalondra.
.
.
.
.
Hari ini Rain bersiap-siap untuk pergi menemui anaknya, keadaannya sudah membaik "kamu mau kemana Rain?"

"Aku mau ketemu anak aku bun,aku kangen sama dia" ia terlihat lebih baik dan senyumnya yang menyiratkan kebahagian jika ia nenyebut anaknya.

"Di anterin pak maman yah?"

"Aku bawa mobil sendiri aja bun"

"Kondisi kami belum pulih Rain"

"Aku gpp ko yah,Aku pergi dulu Assalamualaikum"
.
.
.
.
"Kak ayok makan dulu nanti keburu dingin loh" dari tadi Arvin memang melamun mungkin ia masih memikirkan kejadian kemarin.

"Ayah aku pengen ketemu Ibu yah"

Rain merengek ingin bertemu Rain ibunya "kamu kan hari ini ujian nak,jadi lain kali aja yah" Chalondra mencoba memberi pengertian pada Rain "aku gak mau pokoknya aku mau ketemu Ibu" Arvin menggebrak meja makan hingga membuat Rain dan Chalondra tetkejut "jangan pernah temuin dia Rain. Kalo kamu sampe lakuin Ayah akan kirim kamu ke rumah Opa di bandung"

LOVE RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang