Arvin masuk ke ruangan Rain. Ia terus memperhatikan wajah tenang Rain "kayanya mimpi kamu lebih indah dari dunia nyata ini. Please bangun Rain kita semua kangen sama kamu Rain aku mohon" Arvin mengelus wajah Rain.
Tanpa Arvin sadari Rain meneteskan air matanya. Dalam genggaman tangan Arvin jari tangan Rain bergerak, kelopak matanya bergerak-gerak.
"Hauss" suara lemah itu mampu terdengar oleh Arvin. Dengan sigap Arvin memberikan Rain minum lalu memanggil dokter.
Kabar Rain yang sadar membuat mereka bahagia terutama Diana sang Bunda.
Dokter memeriksakan keadaan Rain. Arvin menemani Rain di dalam ruangan sterilisasi itu.
"Bagaimana dok?"
"Kemajuan yang sangat pesat dia sudah membaik tapi harus tetap di rawat.saya tinggal yah"
Dokter itu meninggalkan Rain dan Arvin hanya berdua "syukurlah kamu sudah membaik.
Rain di pindahkan ke ruang rawat mereka berkumpul di ruangan Rain.
" Rain " Diana memeluknya.
"Kalian semua siapa?"
Apa?Rain tidak mengenali mereka. Wajah sedih terpancar dari mereka
"Rain ini Bunda dan ini Ayah itu suami kamu" Matthew mencoba membantu Rain untuk mengingat semuanya
"Aku inget ko gak usah panik kaya gitu deh" ternyata Rain hanya pura-pura saja. Lega rasanya jika Rain sudah kembali seperti semula.
"Kamu tuh bikin kita takut tau gak" Liana mencubit tangan keponakannya yang begitu nakal ini.
"Rain" beberapa remaja yang seumuran dengan Rain baru saja datang.
"Kalian semua tega kenapa baru datang?"
Salah satu dari mereka menjitak kepala Rain hingga ia meringis "setiap hari kita tuh kesini udah 5 bulan lo tidur"
"Masa sih perasaan baru kemarin deh gua tidur"
"Bodo ah,nih buat lo"
Mereka memberikan buah satu keranjang.
"Gua absen dulu kalian. Ephraim, Abrisam, Chalondra, Lion ,Eva, Kalila, Kanaya, Rizam, Rizky, Grizellya dan kesayangan gua Edzard"
Edzard langsung lari dan naik keatas tempat tidur Rain "kakak aku kangen tau sama kakak. Kenapa baru bangun tidur sih?"
"Mana kakak tau. Zard kakak juga kangen tau" Edzard mengecup pipi Rain membuat Arvin cemburu.
"Aku aja suami belum pernah ciam-cium gitu kamu Zard udah berani perawanin Kak Rain"
Matthew menyenggol bahu menantunya itu "masa cembokur sama adik ipar sendiri" sambil tersenyum menggoda "pulang dari rumah sakit puas-puasin tuh ciam-ciumnya"
Setelah beberapa hari di rumah sakit akhirnya Rain bisa pulang juga ke rumah. Kini Arvin dan Rain ada di kamar mereka berdua "Rain" Arvin menggenggam tangan Rain sangat erat "apaan?"
"Masih judes aja"
"Mau ngomong apaan?"
Arvin mendekatkan wajahnya ke wajah Rain bahkan sekarang keningnya menempel dengan kening Rain, ia mengelus wajah Rain dengan jari telunjuknya dan mengusap bibir mungil Rain demi ibu jarinya "Aku cinta sama kamu Rain" detak jantung Rain rasanya berhenti dengan pernyataan cinta Arvin. Entah sejak kapan benda kenyal itu ada di bibirnya.
"I love you Rain, aku gak bisa hidup tanpa kamu Rain kamu jangan tinggalin aku lagi Rain" bulir kristal keluar dari pelupuk mata Arvin. Rain menghapusnya dengan ibu jarinya "air mata laki-laki itu jujur Vin,jadi gua percaya atas apa yang lo bilang barusan" Arvin memeluk Rain. Rain juga membalas pelukan Arvin.
Saat merasakan kehangatan dalam pelukan,sesuatu membelai punggungnya yang membuatnya geli dan mempererat pelukannya bahkan mencengkram bahu Arvin "kamu cuma milik aku Rain"
Arvin membaringkan tubuh Rain di atas tempat tidur secara perlahan. Ia melepaskan pakaian yang ia gunakan tak lupa ia juga melepaskan pakaian Rain hingga yang tersisa hanya pakaian dalam Rain yang berwarna hitam dan berenda yang membuatnya sangat panas di mata Arvin. Arvin membelai kulit putih mulus Rain hingga membuat Rain sedikit mengangkat tubuhnya dan seakan mempermudah Arvin, Arvin menindih tubuh Rain dengan tangan yang menopang agar Tidak membuat Rain susah Nafas.
Mereka terus bercumbu sesekali Rain mendesah dalam cumbuannya. Kaki Rain melingkar di pinggang kekar Arvin, sesekali ia menekannya agar semakin dekat dengannya "ternyata kamu nakal yah Rain"
Rain mencakar punggung Arvin hingga meninggalkan bekas cakaran bahkan ia juga menggigit bahu Arvin hingga memerah "sshhh...Arvinnn" Rain mendesah dan memanggil nama Arvin bahkan Rain sampai berteriak memanggil Nama Arvin.
Mereka yang di bawah lebih tepatnya di ruang tamu tertawa mendengar suara tempur Rain dan Arvin yang begitu heboh "kayanya Bunda bakalan cepet punya cucu nih" senyum girang Diana.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE RAIN
Romancecerita ini kelanjutan dari ceritanya DOKTER CANTIK yah!! cuma ini sekarang anak-anaknya udah pada dewasa. . . . Rain Wijaya Alliet Orr anak angkat dari Diana Frederica Wijaya dan Matthew Alliet Orr kini ia sudah tumbuh menjadi gadis cantik yang bany...