Bagian-11

2.3K 92 0
                                    

Kamarnya begitu berantakan bagaikan kapal pecah mereka masih tertidur walau matahari sudah berada di atas. Rain yang baru bangun dari tidurnya terus memperhatikan wajah tampan suaminya itu "aku tau aku emang ganteng sayang" ternyata Arvin hanya pura-pura tidur saja "kurang ajar" Rain hendak bangun tapi di cegah oleh Arvin hingga kini posisi Rain di tindih Arvin "jangan marah dong sayang,aku kan cuma bercanda" Rain mengalungkan tangannya di leher Arvin sesekali mengacak-acak rambut hilam legam Arvin. "Mandi sana kamu harus kekantor kan,aku bakalan siapin pakaian kerja kamu"

"Aku bakalan libur dulu. Aku mau disini aja sama kamu"

Pagi ini diawali pertempuran lagi.
.
.
.
.
"Keluar hari ini kalian akan di sidang karena kasus kalian"

Polisi itu membawa mama deswita dan Melodi ke ruang pengadilan disana sudah ada papanya Arvin sebagai saksi dan satu saksi lainnya.

"Sodari Deswita anda di nyatakan bersalah atas yang anda lakukan pada Rain Wijaya Orr atas tuduhan pembunuhan berencana untuk hukuman hakim memutuskan Anda di hukum penjara seumur hidup"

Tuk...tuk...tuk suara ketukan palu tanda vonis sudah di jatuhkan pada Mama Deswita.

"Dan anda sodari Melodi atas apa yang anda lakukan hakim memutuskan anda di jatuhi hukuman penjara seumur hidup"

Melodi mendapatkan hukuman yang sama dengan Mama Deswita yaitu hukuman penjara seumur hidup.
.
.
.
.
2 bulan kemudian, hari ini adalah hari kelulusan Rain Arvin akan menemaninya tapi mereka masih menunggu Rain yang belum turun juga dari lantai atas "Rain mana sih?vin coba cek sana" Arvin pergi ke lantai 2 untuk melihat Rain.

"Aduh gimana dong?gua harus bilang apa? Vin aku hamil gak gak,Arvin aku positif hamil gak gak gak gitu" ia masih saja bingung dan terus menatap stick itu di tangannya.

"Sayang" Arvin masuk dan mengahampiri Rain. Seketika Rain menyembunyikan kebenaran itu di belakangnya "kamu kenapa?kok lama sih" Rain menggelengkan kepalanya "aku gpp ko vin. Arvin aku mau ngasih tau sesuatu sama kamu"

"Ngomong aja sayang aku gak bakalan marah kok"

Rain menyerahkan alat tes kehamilan itu ke Arvin, Arvin yang melihatnya begitu bahagia buah cinta sudah tumbuh di dalam perut Rain "kamu hamil sayang?" Rain mengangguk Arvin memeluknya dengan rasa bahagia yang begitu besar, ia jongkok dan wajahnya menghadap perut Rata Rain lalu mengelusnya "Hai baby ini Ayah sayang" Arvin terus mengecup perut Rain sambil mengelusnya.

Yang ngejemputnya juga sama lagi lama bin lelet. Karena kesal Abrisam menjemput mereka untuk segera turun karena mereka sudah telat sebelum Abrisam memijakan kakinya di tangga ke 3 mereka sudah terlihat, Arvin menggandeng Rain dan berjalan hati-hati "lama banget sih udah kaya pengantin baru aja" Arvin tersenyum bahagia kearah mereka. Rain melepaskan gandengannya lalu berlari memeluk Diana ia membuat Arvin sport jantung atas apa yang ia lakukan barusan.

"Sayang kamu jangan gitu dong, kalo kamu jatuh gimana bikin aku jantungan aja tau gak" Rain hanya cengengesan saja "yaudah berangkat yuk udah telat nih"
.
.
.
.
Acara perpisahan di sekolah Rain begitu menyenangkan hingga membuat Rain sangat bahagia bahkan selalu membuat Arvin sport jantung atas apa yang ia lakukan rasanya Arvin ingin bunuh diri dengan sifat Rain yang membahayakan anaknya.

"Sayang kamu jangan kaya tadi dong buat aku takut aja, kamu kan lagi hamil"

"Aku minta maaf!!" Rain menundukkan kepalanya. Arvin mengangkat dagu Rain dan memperlihatkan wajah cantik Rain "aku maafin tapi lain kali jangan gitu lagi yah aku gak suka" Arvin mengecup kening Rain.

"Ya ampun mereka sosweet yah" dari tadi teman-teman Rain terus memperhatikan mereka yang begitu Romantis "kalo aja calon laki gua kaya pacarnya Rain seneng dah gua gak bakalan pergi dari rumah" ada yang mengabadikan ke Romantissan mereka berdua.
.
.
.
.
Rain dan Arvin baru saja pulang dari acara perpisahan tadi "cape yah sayang" Arvin meletakkan kaki Rain di pahanya lalu ia memijit kaki istrinya itu "udah mendingan sayang?" tidak ada jawaban dari Rain yang terdengar hanya deru nafas yang begitu tenang. Ternyata istri tercintanya itu sudah tertidur pulas ia tersenyum melihat wajah kelelahan Rain "sehat terus yah nak" mengelus perut rata Rain.

LOVE RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang