Bagian-19

2.3K 96 0
                                    

Rain masih di dalam di temani Grizellya karena ia menangis tidak ingin meninggalkan ibunya "Rain kita pulang yah? Nanti kalo ibu kamu udah bangun Aunty pasti hubungin kamu ok"

"Aku gak mau Aunty, aku pengen disini sama ibu"

Suara monitornya begitu nyaring Grizellya memanggil dokter.

"Silahkan keluar dulu" Grizellya membawa Rain keluar.

Chalondra menarik tangan Rain agar pulang bersamanya dan Arvin "aku gak mau, aku pengen sama ibu"

"Rain besok kan kamu ujian ayok kita pulang"

Dokter keluar dari Ruangan Rain.

"Kondisinya semakin memburuk,akibat benturan cukup kuat terjadi pendarahan di kepalanya dan terpaksa kami harus melakukan tindakan operasi untuk mencegah pendarahan yang lebih parah"

"Lakukan yang terbaik untuk anak saya dok"

Mereka menyiapkan ruang operasi untuk Rain.

"Kak ayok pulang" Chalondra mengajak Arvin untuk pulang "kamu duluan aja Chall kakak masih pengen disini"
.
.
.
.
Akhirnya operasi selesai dan berjalan lancar dan Rain di pindahkan ke ruang rawat biasa. Mereka semua masuk untuk melihat kondisi Rain yang sudah siuman.

"Rain?" Rain melihat mereka dengan tatapan bingung "kalian siapa?"

"Jangan bercanda Rain" Diana tersenyum pad Rain.

"Kalian semua siapa aku gak kenal siapa kalian" kali ini Rain benar-benar hilang ingatan ia tidak bercanda sama sekali.

Dokter keluar dari ruang rawat Rain "mungkin karena benturan itu ia mengalami Amnesia atau hilang ingatan,dan satu lagi jangan memaksa dia untuk mengingat karena itu berbahaya bisa fatal. Saya permisi dulu"

Mereka sangat terkejut mendengarnya Rain hilang ingatan.

"Ibuu?" ia melirik anak kecil yang begitu cantik

"Siapa nama kamu cantik?"

"Ibu ini aku Rain"

"Ibu? Maaf nak mungkin kau salah orang aku bukan ibumu"

Rain menangis di pelukan Matthew kakeknya "Opaaa..ibu kenapa?"

"Ibu kamu pasti baik-baik aja Rain"

Arvin terlihat sangat sedih mengetahui Rain tidak mengingat sama sekali anaknya. Ini semua salahnya jika ia tak meninggalkan Rain pasti kejadiannya tidak akan seperti ini.
.
.
.
.
Rain sudah bisa pulang, dan mereka membawa Rain pulang ke rumahnya "ini mau kemana?"

"Kita pulang ke rumah kita kak"

"Rumah?"

Rain sama sekali tidak mengingat apapun walaupun sedikit hingga membuat mereka sedih dengan kondisinya.

"Sampai" mereka turun dan masuk ke dalam rumah besar itu.

Hari-hari mereka lalui dengan kondisi Rain yang masih belum mengingat apapun.

"Kamu mau kemana Rain?"

"Aku mau ke taman bun,siapa tau aku bisa inget sesuatu"

Ia di temani Grizellya Edrazd "kakak tau gak dulu kakak suka main kesini sama kita"

"Oh ya? Tapi kakak gak ngerasa asing sama tempat ini"

Rasa pusing menyerang kepala hingga ia meringisa karena rasanya begitu sakit klise-klise ingatannya mulai muncul kembali walaupun hanya sedikit "sekarang kakak inget dulu kita sering main sepeda kan disini?"

Mereka mengangguk, walaupun baru itu yang Rain ingat tapi ini adalah kabar bahagia yang harus ia sampaikan pada keluarganya.
.
.
.
.
Arvin pergi untuk menemui seseorang yang sangat penting karena ada sangkut pautnya dengan Rain.

"Siang pak" mereka berjabat tangan.

"Bagaimana?"

Orang itu memberikan sebuah map coklat berukuran besar. Arvin membukanya dan melihat isinya.
.
.
.
.
"Rain ayok makan dulu?"

"Aku mau disuapin ibu"

"Rain sedikit aja nanti kita ketemu ibu kamu yah nak"

"Gak"

Karena kesal Chalondra mencubit Rain hingga meninggalkan bekas merah, karena sakit Rain menangis begitu kencang Chalondra mengangkat tangannya hendak memukul Rain tapi tangannya di cekal seseorang "apa yang kamu lakukan chall?"

"Kak Arvin? Aku cuma..."

"Sakit ayah hikksss....hikksss"

Arvin melihat bekas cubitan di tangan Rain "kenapa kamu cubit Rain?"

"Dia nakal kak"

"Aku gak mau sama bibu lagi aku benci Bibu"

Rain masuk ke kamarnya.

"Kenapa kamu lakuin itu?"

"Aku bilangkan Rain nakal kak"

"Bukan itu maksud aku Chall"

"Terus apa?"

"Apa yang kamu lakukan sama Rain istri aku?"

Chalondra terkejut dengan maksuda Arvin.

"Apaan sih kak? Aku gak lakuin apapun sama kak Rain"

"Bohong, jawab jujur Chall"

"Ok aku bakalan jawab yang sejujurnya"

Flashback on:

Ia menulis surat untuk Arvin atas nama Rain, ia melakukannya karena ia sangat mencintai Arvin

" bun,kak Rain titip ini buat kak Arvin katanya kalo dia udah gak ada tolong kasih ini,aku cuma di suruh ngasih sama bunda"

"Yaudah bunda harus ke ruang operasi,sebentar lagi Rain harus operasi"

LOVE RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang