BAGIAN SEBELAS

117 10 0
                                    

"happy reading"

*****

"oh jadi ceritanya kalian ngerebutin adek gue" ken datang menengahi devan dan ezra

"ken? " ucap ezra

"kalian bubar atau gak masalah lo berdua ini sampai ditelinga adek gue"

Mendengar ancaman ken akhirnya ezra dan devan bubar pergi ke arah berlawanan

*****

"kak devan!"

"oh hai vi, kenapa? "

"liat abang akbar gak?"

"gak. Kenapa? "

"ih abang apaan sih bukannya nungguin malah ditinggal" livia cemberut kesal

"oh lo bareng ken? Tumben. Biasanya sendiri"

Livia menunjukkan barisan giginya "livia mau hemat dulu kak. Soalnya bulan depan banyak banget film kesukaan livia tayang di bioskop jadinya gak mungkin kan minta sama mama, iya kalau cuman satu film tapi ini ada sekitar 3-4 film"

devan tak habis fikir. Livia ternyata punya kegemaran yg tak terduga dibalik sifat cuek nya.

"yaudah balik bareng gue aja"

"eh"

Livia keingat ucapan rea tadi, apa dia harus mulai berfikir sekarang mau kemana arah hatinya sekarang berlabuh. Apa devan orangnya?

"kenapa? " tanya devan

"gak livia. Kamu gak boleh buat seseorang salah paham sama perlakuan kamu sampai kamu tau dimana hati kamu itu kamu letakkan" ucap batin livia

"gak usah kak. Aku naik taksi aja"

"loh tadi katanya mau hemat. Gimana sih"

livia berfikir "hematnya lanjut besok aja, hari ini gak usah dulu"

devan terkekeh kemudian mengacak puncak rambut livia "apaan sih gak jelas. Ayo ah"

devan menarik livia masuk ke mobilnya agar dia antar pulang

"loh arahnya.... "

"temenin gue makan dulu" celetuk devan

livia memutar fikirannya. "Gimana ni? Duh livia kamu kok lemah banget sih" ucap batin livia

"kenapa? lo gak mau nemenin gue? "

"eh mau kok kak"

"kok lo diem gitu? "

"gpp kok"

devan dan livia turun untuk makan di cafe biasa devan sering makan sebelum pulang ke rumah

"hmm vi gue boleh nanya? "

"nanya apa?" ucap livia sambil memakan makanan nya

"lo sama rea tadi.... "

Livia tersedak mendengar ucapan devan yg belum selesai itu

"kak devan ngeliat aku sama rea tadi di pinggir lapangan?"

devan mengangguk "rea marah banget ya sama lo? "

"iya kak"

"lo yg sabar ya"

"kak devan kenapa gak bilang kalau kak ezra suka aku? Kak devan pasti udah tau kan dari awal? "

Devan mengangguk "ezra itu udah suka sama lo semenjak lo awal masuk ke sekolah"

Arti Sebuah Rasa [ THE END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang