Sasuke tahu, ia bukanlah orang yang romantis, apalagi merayu pasangan dengan segudang kalimat pasaran. Tapi, apa itu sebenarnya yang harus dilakukan seorang calon ayah? Hah, lucu sekali. Darimana datang romantisnya kalau seperti itu. Sasuke menatap jengah kakak sulungnya yang sedang terlihat begitu konyol.
Seandainya saja tidak ada acara ibu hamil sekarang, ia akan pergi ke kamar, tidur siang di hari yang terik seperti ini. Sebenarnya ia tidak tahu; bagaimana, apa, atau mengapa tentang ibu hamil. Jadilah ia tidak sengaja menemukan channel yang membahas tentang seluk-beluk ibu hami--ia tidak terlalu suka informasi di internet yang kadang masih dipertanyakan kebenarannya
Duduk di sofa bersama dua sejoli yang masih mempertahankan tingkah masa remajanya, sepertinya ia mendapatkan pelajaran gratis cara memanjakan wanita yang sedang hamil, walau mungkin tidak bisa dibilang begitu.
Sasuke yang baru beberapa menit mendudukkan diri di sofa, sedikit melirik apa yang kakaknya lakukan kepada wanita yang setahun lalu menjadi kakak iparnya, mumpung acara yang di tonton sedang iklan.
"Apa sudah selesai, Konan?" Itachi terlihat berwajah lesu, rambut raven panjangnya dikepang dua, pipi tirus-nya sedikit diberi pemanis warna merah. Silahkan bayangkan bagaimana wajah pemuda itu sekarang, jika bisa.
"Satu menit lagi, Itachi-kun." Wanita berambut ungu itu tersenyum hingga matanya menyimpit, tangan putihnya gemas mencubit pipi tanpa noda itu.
"Semoga saja anaknya memang perempuan." Sasuke sedikit menggerutu kembali menatap layar televisi. Ia sengaja tidak berbicara keras-keras supaya tidak didengar oleh kakak iparnya. Ia sudah pernah merasakan bagaimana kemarahan ibu hamil.
"Baiklah setelah itu selesaikan di kamar."
Terdengar suara cekikikan pelan setelah suami calon ayah itu berucap, memeluk tubuh istrinya dengan kedua lengan kokoh. Mereka hanyut dengan nuansa yang membuat Sasuke agak risih, sebenarnya boleh dibilang iri. Dalam hati ia menjerit memanggil nama Sakura, berharap bisa seperti itu, walaupun rasanya gengsi.
Akhir-akhir ini kakak iparnya memang terlihat manja. Selalu memaksa Itachi untuk berada di rumah, menjaga wanita itu duapuluh empat jam. elalu menempel di tubuh Itachi, walaupun tubuh pria itu bau apek, bahkan saat baru pulang kerja saja, Sasuke pernah melihat waktu itu Konan memeluk kakaknya seperti Itachi sudah mandi dengan sabun terwangi sedunia. Konan bilang, disaat seperti itulah wanita itu menyukai bau badan Itachi.
Kadang Sasuke berpikir, apa Sakura akan seperti itu ketika memasuki masa-masa hamil muda. Ah, benar juga, bahkan ia tidak tahu apa gadis itu sudah memasuki tahap kehamilan seperti kakak iparnya. Ia juga tidak tahu berapa usia janin Sakura.
Terlalu hanyut dalam pikirannya, tidak terasa beberapa iklan berganti dengan acara utama. Sasuke membenarkan posisi duduknya senyaman mungkin. Mata jelaga-nya menatap penuh serius layar yang sedang menampilkan seorang wanita dengan pakaian putih, khas dokter. Didampingi seorang perempuan yang sedang memegang mic di sebelahnya.
"Kembali lagi di acara kesayangan kita, My Baby. Kali ini, kita kedatangan dokter kandungan dari Konoha Hospital." Perempuan berambut hitam, ialah sang pembawa acara, sedikit merentangkan kedua tangannya kearah wanita berseragam putih tadi.
"Baiklah. Sebenarnya ada beberapa pantangan untuk kandungan yang masih terbilang muda. Mungkin, salah satunya hal kecil yang tidak Anda sadari. Saya juga akan memaparkan bagaimana posisi tidur yang baik untuk ibu hamil." Sang dokter mengambil alih acara. Beberapa banyak penonton yang berada disana mengangguk seolah mengerti, termasuk perempuan yang berada disebelah, sebagai respons.
Itachi dan Konan yang tadinya memadu kasih tak acuh dengan sekitar, kini terdiam dengan wajah tak terdefinisikan. Mereka menatap Sasuke seolah benda langka yang memancarkan keanehan, hal irasional yang tidak akan pernah masuk kategori rasional.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby
RomansaSasuSaku [ON GOING] [ALTERNATE UNIVERSE]Bagaimana kalau sepasang anak remaja sekolah menyembunyikan kehamilannya? Bersekolah seperti biasa sambil menjaga benih yang sudah tertanam dan melakukan hal berdua bersama. Menjadi ayah dan ibu diusia 17 tahu...