[15]

3.5K 488 59
                                    

"Wanita yang disukai Kageyama itu kau, Hina."

Manik sewarna caramel membola, ia menatap Tsukishima yang tengah mengacungkan telunjuk kearahnya, matanya berkedip sesekali, berusaha mencerna ucapan Tsukishima.

Sedangkan Kageyama mengatupkan bibir, pipinya merona. Ia mendelik tajam kearah Tsukishima dan hanya dibalas senyum miring oleh pemuda jangkung itu. Tsukishima balik menatap Hinata, menunggu reaksi yang akan diberikan gadis itu.

Hening. Hinata bergeming, gadis itu menunduk. Tsukishima menyipitkan mata. Apa dia malu?

"Pftt.. Hahahahaa.." Tiba-tiba pecah suara tawa, Hinata tertawa lebar, membuat matanya berair, sesekali gadis itu memegangi perutnya yang keram. "Orang itu.." tunjuk Hinata pada Kageyama, "menyukaiku?" tunjuknya pada diri sendiri.

Tsukishima melongo, tidak menyangka dengan reaksi yang di berikan gadis senja.

"Mana mungkin!" Pekik Hinata kemudian tertawa lagi, "dia selalu bersikap kasar padaku, memukul kepalaku.." Jeda sejenak, gadis itu menyilangkan tangan di dada, "lagipula mana ada laki-laki yang mengatai gadis yang ia sukai dengan boke atau baka!"

Kageyama seketika tertohok, ia mengerucutkan bibir. "Kau kan memang bodoh." Ucapnya nyaris bergumam namun di dengar Hinata.

"Lihat, kan?" Celoteh gadis itu lagi lalu mendelik kearah Kageyama, ia bangkit dari duduknya dan merenggangkan otot tubuh mungilnya. Bunyi bel jam istirahat berbunyi, gadis itu tersenyum lebar. "Sudah waktunya istirahat, aku juga sudah merasa lebih baik sekarang. Ja ne kalian berdua."

Hinata berlari keluar ruang UKS, meninggalkan dua pemuda tampan yang bergeming di tempatnya. Tsukishima melirik Kageyama dan menghela napas.

"Yang aku katakan tadi, benar kan?"

"Maksudmu?"

Tsukishima melirik Kageyama dengan ekor matanya. "Tentang kau yang menyukai Hina."

Semburat tipis muncul di pipi putih Kageyama, ia membuang muka. "Mana mungkin aku jatuh cinta dengan si boke itu." Bohongnya gengsi membuat teman bermulut pedasnya tertawa.

"Masih tidak mau mengaku?"

"Bukan urusanmu." Ketus Kageyama final.

Tsukishima memandang datar pintu UKS, membayangkan punggung kecil gadis bersurai jingga yang tadi berlalu disana. Seulas senyum tipis terukir di wajah tampannya.

"Nah, Ou–sama, aku punya penawaran untukmu."

Kening Kageyama berkernyit seketika.

"Jika kau memang tidak menyukai gadis itu," Tsukishima menggantungkan kalimatnya dan menatap Kageyama datar namun menusuk.  "Berikan saja dia padaku."

×××××

Langkahnya ringan menuju kelas, Hinata masih tertawa. Merasa konyol dengan yang diucapkan Tsukishima, beberapa siswa sampai memperhatikannya, memandangnya gadis aneh karena tertawa sendiri.

Tiba-tiba ia berhenti, gadis itu terdiam di lorong sepi. Ia memandang asbes langit-langit koridor, perlahan iris sewarna madu itu menyendu.

"Kumohon jangan sampai terjadi. " Lirihnya.

×××××

Camp pelatihan yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Mereka menyewa sebuah penginapan sederhana dua lantai di pinggiran kota Miyagi dan tidak jauh dari sekolah. Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, tim laki-laki akan menempati lantai pertama sedangkan tim perempuan di lantai kedua.

Love Sunshine (KageHina Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang