Pagi hari yang cerah. Sepasang suami istri berjalan-jalan dengan membawa anjingnya mengelilingi salah satu area perumahan di perfektur Miyagi. Setelah berjalan hampir satu jam, sang suami berhenti melangkah. Pria itu memandang pada rumah besar bergaya modern di sampingnya.
"Rumah yang besar..." komennya.
Sang istri ikut berhenti dan melihat hal yang sama. "Kapan kita bisa memiliki rumah sebagus itu."
Suaminya menghela napas. "Membayar sewa apartemen pun sudah berat, apalagi harus membuat rumah sebagus itu. Enak sekali ya jadi orang kaya."
"Kira-kira siapa pemilik rumah ini?"
"Entahlah, mungkin seorang pengusaha atau seorang petani sukses." Sahut suaminya.
"Maaf..." Suara lembut seseorang membuat pasangan suami istri itu menoleh. Di depan mereka, berdiri pria muda tampan berwajah lembut dengan pakaian pegawai restoran. Pria itu membungkuk dengan sopan. "Maaf sebelumnya, tapi Anda berdua menghalangi pintu masuk."
"Ah." Pasangan suami istri itu terkejut dan segera menyingkir.
"Siapa?" Bisik suaminya.
"Mungkin pemilik rumah sedang memesan makanan." Jawab istrinya.
Suami istri itu memperhatikan dari samping, sedikit penasaran bagaimana pemilik rumah besar itu. Akan tetapi mata mereka terbelalak ketika pria muda berpakaian seragam restoran tadi dengan santai mengeluarkan remot dari sakunya dan membuka pagar otomatis.
Melihat sepasang suami istri itu belum pergi. Pria muda itu menoleh. "Apa Anda mencari seseorang?"
Sang suami menggeleng canggung. "Ano adik ini, apakah rumah ini milik orangtuamu?"
Pria muda itu terdiam sejenak dan menjawab. "Begitulah."
Suami istri itu seketika saling pandang dan berkata. "Rumah yang indah."
Natsume hanya tersenyum tipis dan membungkuk. "Terimakasih, kalau begitu aku permisi ke dalam."
Begitu Natsume masuk ke dalam rumah. Suami istri itu berdecak kagum. "Sungguh tidak disangka, aku pikir dia pengantar makanan."
"Dia mengenakan seragam pegawai restoran. Mungkin dia bekerja di restoran orangtuanya. Begitulah kehidupan orang kaya, tidak perlu repot mencari pekerjaan."
Sang istri tersenyum dan kembali berjalan bersama suaminya. "Setidaknya dia terlihat sangat sederhana dan sombong. Sungguh anak yang baik."
Suaminya mengangguk setuju.
Begitu di dalam rumah, Nyanko-sensei melirik Natsume dan menyindir. "Sudah kubilang untuk membeli rumah yang sedikit lebih kecil. Rumah ini terlalu menarik perhatian."
Natsume melepas seragam pegawai restorannya dan mengganti pakaiannya menjadi lebih kasual. Dia melirik kucing gendut disampingnya sambil tertawa. "Aku ingin Hina-chan merasa nyaman."
"Kamu terlalu memanjakan manusia. Hati-hati, jangan sampai terbawa perasaan. Kamu bahkan tampak sangat menikmati kehidupanmu sebagai manusia."
"Aku sudah menganggap Hina-chan sebagai adikku sendiri dan..." Natsume terkekeh. "Kamu benar, kehidupan manusia sangat menyenangkan. Aku berharap bisa menikmatinya dalam waktu yang lebih lama."
"Kamu sudah gila Natsume." Komentar Nyanko-sensei.
Natsume tertawa lebih keras. "Jangan terlalu serius, aku hanya bercanda. Sudahlah, aku ingin membereskan kamar Hina-chan."
Nyanko sensei menatap punggung Natsume dengan mata menyipit.
Di atap sekolah, Hinata mengulum lollipop sambil bersandar di punggung Kageyama yang sedang memakan bento-nya. Gadis itu bergerak-gerak, membuat pria di belakangnya bahkan tidak bisa menyuap onigirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Sunshine (KageHina Fanfiction)
FanfictionDi puncak popularitas dan kejayaan sebagai seorang atlit tim nasional voli Jepang, Hinata Shoyou harus mengalami tragedi pahit. Demi menyelamatkan seorang gadis yang hendak bunuh diri di tengah jalan, dia lah yang menjadi korban dan harus menerima...