6. Winter Witch

2.5K 355 26
                                    

Author Code

D-12

Main Pairing

Jeno X Renjun (NoRen)

Side Pair(s)

None

Genre

Romance, Fantasy

Warning

None

Summary

Sejujurnya aku tak pernah percaya pada dongeng, aku seorang yang berpikir realistis. Tetapi batas realistis ku sedikit demi sedikit terkikis, karenanya.

—————————

"Nah kan aku bilang juga apa! Memotret saat turun salju adalah ide terburuk yang pernah ku setujui!" Seru seorang pemuda dalam balutan mantel tebal sembari berusaha melangkah ditengah salju yang semakin tebal dan menyulitkan langkah kakinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nah kan aku bilang juga apa! Memotret saat turun salju adalah ide terburuk yang pernah ku setujui!" Seru seorang pemuda dalam balutan mantel tebal sembari berusaha melangkah ditengah salju yang semakin tebal dan menyulitkan langkah kakinya.

Pemuda lain yang menjadi sasaran ocehannya tak bergeming dan memilih untuk terus melangkah keluar dari tempat ini sebelum badai datang.

"Hei Jeno! Kau dengar aku tidak sih!? Jangan pura-pura tuli ya!" Ucap pemuda itu lagi.

"Tsk diamlah Haechan! Mendengarkanmu mengoceh tak akan membuat kita sampai kerumah!" Balas Jeno sedikit kesal, karena sedari tadi rasanya ia tak menemukan jalan keluar dan jujur itu membuatnya sedikit cemas.

Ini kenapa malah aku yang dimarahi?

Setelah perdebatan kecil yang sebenarnya tak begitu penting itu, keheningan menyelimuti kedua orang dalam balutan berlapis-lapis mantel yang mulai menggigil kedinginan. Terlebih Jeno, pemuda tampan itu kini mulai memucat seiring dengan pandangannya yang sedikit kabur.

"He-hei Jen, kau tak apa?" Ucap Haechan dengan nada khawatir.

Pasalnya Jeno bukanlah seseorang yang bisa tinggal lama di tengah dinginnya salju, ia hanya takut sahabatnya itu akan ambruk bahkan sebelum mereka berdua sampai di rumah.

Jika bukan karena permintaan Jeno yang menemukan spot pemandangan bagus untuk koleksi fotografinya, yang sialnya tempat itu berada di sekitar hutan kecil di pinggir kota, Haechan tentu saja tak akan mau dengan senang hati mengiyakan permintaan konyol itu.

Terlebih pagi tadi dirinya melihat di televisi akan ada badai malam ini, namun karena Jeno mengatakan jika ini tak akan memakan waktu lama maka ia mengiyakan saja ajakan itu.

The 23rdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang