EPS 02
Di tengah lamunan ku dan fikiran yang terus saja menerawang masa lalu,tiba-tiba aku tersadar dari lamunanku setelah Ma'ruf teman sekamarku masuk tampak terburu-buru dan mengemasi pakaiannya,karena di pondok kami 3 minggu ini libur;
Sapaanya pun mulai terengar setelah dia mengemasi pakaiannya di masukan kedalam tas,lalu diya duduk di sampingku dan turut menikmati segelas kopi yang ada di depanku;
"Srupuuuuuuuuuut" Suara Ma'ruf meneguk kopi tampak menikmati"sampean gak balik ta kang?" Tanya dirinya
"Gak kang...lagian 2 bulan kemarin aku wes balik toh" jawabkuKemudian Ma'ruf mengambil Tembakau yang ada di depanku dan berusaha melintingnya
Aku pun mencoba menutupi ketidak pulanganku liburan kali ini pada Ma'ruf,karena 2 bulan yang lalu aku sudah pulang untuk menghadiri undangan pernikahannya "Maimunah" Seorang yang pernah dulu aku impi-impikan untuk dapat hidup bersamanya dalam suka maupun duka,Seseorang yang pernah aku bayangkan hidup seatap serumah bersama,diya juga Orang Yang pernah mengisi hatiku di penuhi dengan bermacam-macam kerinduan,Namun tak habis pikir kenapa malah justru surat Undangan pernikahannya yang ku terima,
Sejujurnya Akhir Tahun ini aku pun sudah merencanakan ingin sekali meng-khitbahnya,Setelah ku fikir-fikir memang tidak ada alasan yang tepat untuk menunggu lama,Kemantapan hatiku padanya pun sudah bulat,orang tua kami pun saling merestui,jadi fikirku kenapa harus berlama-lama?
Namun belum saja niat baikku dapat aku sampaikan padanya dan pada keluarganya,Surat undangan pernikahannya yang masih kusimpan rapi dan menjadi kenangan terpahit dalam sejarah hidupku,Surat itu menjadi sebuah jawaban bahwa aku bukanlah pilihan terbaik untuknya,
Bagiku Seorang wanita menentukan pilihan mana yang tepat dan terbaik untuknya itu wajar saja,karena baginya dia berhaq memilih dan menolak,Namun setidaknya kenapa tidak membicarakannya lebih dulu sebelum Surat undangan itu datang?
Hatiku terus menuntut itu,Sesadis itukah dirinya memperlakukan aku,dan tak pernah menganggap aku hadir di kehidupannya?
Jika saja dulu diya membicarakannya,sebelum diya mengirimkan surat undangannya,mungkin aku tidak terlalu seterkejut seperti ini,dan mungkin saja hatiku sedikit lega meski sulit untuk bisa langsung mengikhlaskannya,Namun setidaknya ada jeda untuk hatiku melupakannya;Kini aku belum mampu pulang ke desaku karena rumah Maimunah tak jauh dari rumahku,mataku masih enggan untuk melihatnya,entah itu menjadi tatapan sebuah kecemburuan atau justru sebuah tatapan kemarahan,aku takut hatiku masih belum dapat menerima,biarlah sementara aku yang menjauhinya dan tak berusaha mengusik hari-hari kebahagiaannya;
"Eeeh Kang"
Ma'ruf membuyarkan lamunanku,dan aku pun terkejut saat diya memanggilku
"Eeeh Piye kang" jawabku
"Koq melamun ae ta...Tenan ta gak balik,lek balik yo ayuk bareng ae"
Ma'ruh mengajakku pulang bersama"Iyo Kang Matur suwun,Mungkin liburan iki aku gak Muleh kang" jawabku
"Yo sepi nuw dewean" jawbanya
"Enggak Kang....isek okeh seng gak Muleh koq" jawabku"Yo wes lek ngono aku pamit sek yo kang....arep otw kih" jelasnya
"Hu'um...Qolbun-qolbun yo di jalan" jawabkuMa'ruf bangkit dari duduknya dan mulai menggendong tasnya
"Opo kuwi kang" Tanyanya
"Huati-hati kang" jelasku"Oh Ngge....Matur suwun kang,pindongane mawon" Jawabnya
Lalu Ma'ruf pun meninggalkan kamar dan keluar dari pintu kemudian tak tampak lagi oleh pandanganku,kini kamar ini tampak sepi seperti sepinya hatiku yang sedang di rundung lara hati,kamar ini cocok sekali dengan suasana hatiku yang menggambarkan kesepian tak di temani seorang pun,
Hanya bunyi nyanyian dan tarian suara cicak di dinding yang sedang menggoda kekasihnya,begitu mesra dan manja,Sang jantan pun mulai menggerak-gerakan ekornya,mungkin saja sedang menunjukan sikap kejantanannya bahwa dirinya sangat lah perkasa,
Namun hatiku berbisik lain,"Jangan lakukan itu,kemesraan itu menggambarkan dirimu" benar saja setelah aku melihat mereka asik bermesra dengan kekasihnya,tak begitu lama si Betina justru meninggalkannya dan mendekati sang jantan lain;
Melihat itu hatiku Justru sedih dan ingin menangis "Kenapa koq Podho ta" gumam hatiku.
Dan aku pun mulai tak bisa menahan perasaanku terlalu lama dan berkata pada Cicak betina;
"Hey betina....Gak iso ta kowe setia dengan satu pasangan saja"Diya hanya diam membisu tanpa memperdulikanku yang sedang menatapnya,Justru sebaliknya diya asik bermesraan dengan kekasih barunya,Sungguh membuat pemandangan yang sedih buatku,Hingga aku pun malas untuk melihatnya,dan kemudian ku rebahkan tubuhku beralaskan tikar dan ku coba memejamkan mataku;
====================================
