ALFCHAS'26 - Alena Geavanny

334 24 1
                                    

Malam ini, Alan memakai kemeja abu-abu bermotif kita ku ko tak yang membuatnya tampak semakin tampan. Ia harus segera turun. Tamu yang sebenarnya tidak ia inginkan telah berada di meja makan. Kakinya melangkah menuruni anak tangga satu persatu. Rasa sakit itu hinggap kembali, Jantungnya serasa bekerja lebih cepat dari biasanya.

Kini, hanya tinggal beberapa meter lagi, ia akan bertatapan langsung dengan gadis yang membuat dirinya trauma dengan seorang perempuan. Termasuk dengan seorang Mamanya-Hana yang nota bene nya bukan Ibu Kandungnya.

"Cepet sini sayang, Ini udah pada nungguin kamu turun." ucap Hana.

Sedangkan yang di ajak bicara, hanya diam. Matanya tak berpaling dari gadis yang kini juga menatap manik cokelat terang miliknya.

"Wah, sudah lama ya kalian nggak ketemu. Hampir lima tahunan lho." suara tersebut memecah keheningan di antara kedua remaja yang sedang kalut dalam perasaannya masing -masing.

"Iya nih, sekarang ketemu kok malah diam-diaman gini. Alan, Gea nya di sapa dong."

Sebenarnya, banyak sekali pertanyaan yang penuda itu ingin ajukan pada gadis yang duduk di seberangnya. Namun, tenggorokannya tercekat. Rasa sakit tentang masa lalunya, membuat ia enggan untuk mengungkitnya.

"Ya sudah, sekarang mari kita makan malam dulu, keburu dingin." Bagas mengakhiri keheningan yang terjadi di meja makan tersebut.

"Ayo di makan mas Wira, Gea ayo dimakan sayang."

"Iyaa, tante." Gea tak lagi menatap pemuda di hadapannya. Namun, pandangan mereka kembali beradu saat keduanya menyendok lauk yang sama. Tatapan dingin, yang belum pernah Gea lihat sebelumnya, hingga ia buru-buru mengalihkan pandangannya.

Usai makan malam, Dua keluarga itu menyambung obrolan mereka di ruang tengah. Sedangkan Alan enggan untuk berlama-lama. Ia lebih memilih untuk duduk di tepian kolam renang dengan kaki yang sengaja ia celupkan ke dalam dinginnya air kolam.

"Hai, apa kabar?"

Tanpa menoleh pun, Alan sudah tau siapa yang mengajaknya bicara.

"Baik." ucap Alan dingin.

"Lo banyak berubah ya, Fi. Beda sama Alfi yang terakhir gue temui." Gadis dengan dress merah muda itu sudah memposisikan dirinya di samping 'teman' lamanya itu.

Alan melirik Gea sebentar. Tak berniat menjawab. Luka lama yang hampir sembuh, kini rasanya terkelupas kembali.

Hening.

"Lo sekolah dimana sekarang?" Gea mencoba memecah keheningan kembali di antara keduanya.

"SMA Arjaya." jawab Alan dengan nada tetap dingin.

"Wah, serius? Besok hari pertama gue sekolah di sana. Oiya, gue juga punya sahabat di sana. Namanyaa------" Kalimat Gea terpotong oleh interupsi seseorang di belakangnya.

"Gea, pulang yuk. Udah malem. Besok kan hari pertama kamu sekolah kan." suara berat Wira membuat Alan juga ikut menoleh.

Besok? Mulai besok, dan seterusnya ia akan sering bertemu dengan gadis ini. Gadis yang enggan ia temui lagi sejak beberapa tahun lalu.

"Kamu pindah sekolah ke mana sayang?"

"Ke sekolah Alfi tante."

"Wah, semoga kamu betah ya di sana. Alan, kamu harus bikin Gea betah di sana ya. Kamu harus jagain dia." Alan hanya diam.

"Yasudah, kami pulang dulu ya. Terimakasih makanannya Gas, mbak Hana."

"Sama-sama. Kalian sering-sering lah main kesini."

"ALFCHAS" [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang